Mengalihkan Isu (*Bagian 1)


520

Mengalihkan Isu (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah

Apa isu besar yang tengah dimainkan oleh media mainstream (dan juga sebagian media alternatif) saat ini?

Pasti kita tahu jawabannya: krisis di Ukraina.

Pertanyaan selanjutnya; apakah isu ini murni adanya, apa justru sengaja sengaja dibuat untuk menjalankan agenda lainnya?

Tentang ini, saya sudah bahas pada beberapa analisa saya sebelumnya. Point penting yang mau saya sampaikan adalah” KRISIS YANG DIPAKSAKAN ini, hanya akan mendekatkan kita pada agenda utama yang diusung oleh sang Ndoro besar. (baca disini, disini, disini dan disini)

Dengan adanya krisis, maka akan mengarah pada reaksi yang ditimbulkan. Dan reaksi akan menuntun kita ke arah solusi yang ditawarkan oleh sang pembuat krisis.

Satu yang perlu anda catat: dibalik sebuah isu besar, ada media mainstream yang sengaja mem-blow up masalah ini. Pertanyaannya: siapa yang berada dibalik media mainstream tersebut? Bukankah sang Ndoro besar sebagai owner-nya? (baca disini dan disini)

Jadi peran media mainstream sengaja dibutuhkan guna menyebar propaganda kepada anda semua. Salah satu manifestasi propaganda adalah MUNCULNYA RASA TAKUT yang berlebihan. (baca disini dan disini)

Coba sekarang anda tanyakan diri anda saat merespon plandemi Kopit? Kalo anda merasakan rasa takut yang berlebihan, itu artinya anda sudah termakan propaganda.

Jika situasinya sudah seperti ini, maka klausul yang diungkapkan Mark Twain menemukan pembenarannya: ‘It’s easier to fool people than to convince them that they have been fooled.’

Coba yakinkan orang lain bahwa mereka telah dikadalin, apakah hal itu mudah untuk dilakukan? Nggak mudah atau sangat sulit, bukan?

Sekarang mari kita flashback kembali, perjalanan krisis yang sengaja diciptakan sang Ndoro besar guna memajukan agendanya.

Ingat peristiwa 9/11?

Apa tujuan digelarnya peristiwa pengeboman di AS pada 2001 silam? Nggak lain adalah untuk orang sedunia ketakutan setengah mati pada bahaya terorisme, dan dengan demikian agenda untuk menjalankan program global melawan terorisme, menjadi lebih mudah untuk dijalankan. (baca disini dan disini)

Jika saat itu anda katakan kepada orang sedunia bahwa peristiwa 9/11 hanyalah rekayasa untuk menjalankan suatu agenda ‘penataan ulang’ pada geopolitik Timur Tengah, pasti anda akan dicap sebagai orang gila. Mana ada yang percaya pada pernyataan anda?

Namun sejarah selalu mengungkapkan kebenarannya, meskipun itu telat.

Global War on Terrorism sesungguhnya adalah penipuan,” ungkap Dr. Piers Robinson yang merupakan pakar propaganda asal Inggris. (https://www.ingentaconnect.com/contentone/intellect/ijcis/2017/00000011/F0020001/art00004)

Menurut hasil riset yang dilakukan Dr. Robinson, mantan presiden AS George Bush dan mantan PM Inggris Tonny Blair telah mengadakan pembicaraan ‘rahasia’ tentang eksekusi rencana perubahan rezim yang dilakukan pada kawasan TimTeng.

“Jika kita menggulingkan Saddam terlebih dahulu, akan jauh lebih mudah untuk dilakukan ketimbang kita harus menyasar juga Suriah dan Iran secara bersamaan,” demikian kurleb-nya.

Dan belakangan, kita sudah tahu gimana nasib Saddam Husein setelah eksekusi GWOT dilakukan di Irak. (https://www.theguardian.com/world/2007/jan/01/iraq.iraqtimeline)

Jadi, itu bukan soal perang melawan terorisme. Itu hanya akal-akalan saja. Utamanya adalah penataan kawasan TimTeng yang selaras dengan agenda Oded Yinon, tentang rencana pembentukkan Kekaisaran Israel Raya. (baca disini dan disini)

Hal yang sama juga dilakukan pada skenario bertajuk plandemi Kopit.

Inti utamanya bukan pada virus yang bernama Kopit yang dinarasikan terus bermutasi, sehingga warga dunia perlu melakukan aksi enjus massal secara berkala. Bukan, bukan itu intinya.

Point terpenting dari plandemi Kopit adalah tentang mengajukan agenda besar, yang telah disusun secara rapih. (baca disini, disini dan disini)

Apa indikatornya bahwa ada agenda besar di balik plandemi Kopit?

Anda merasakan ketakutan secara akut terhadap si Kopit, hingga anda kehilangan daya nalar anda sebagai manusia. Itu indikator sederhananya.

Dan sama dengan kasus 9/11, anda semua secara otomatis memberikan persetujuan atas segala tindakan yang perlu diambil dalam rangka melawan si Kopit, meskipun itu semua hanya asumsi belaka. (baca disini, disini dan disini)

Sekali lagi, pakai nalar anda.

Lagian, kalo ini hanya kejadian yang sifatnya alamiah alias bukan rekayasa, mengapa juga ilmuwan dan pakar perilaku sosial dilibatkan secara intensif untuk menggarap skenario ini, dengan tujuan agar anda takut? Bukankah orang yang takut nggak bisa berpikir rasional? (baca disini)

Sampai sini semoga anda paham duduk masalahnya.

Sekarang bagaimana skenario Kopit dan krisis di Ukraina saling berkaitan?

Pada bagian selanjutnya kita akan mengulasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!