Menguak Jaringan Media Mainstream


526

Menguak Jaringan Media Mainstream

Oleh: Ndaru Anugerah

“Abang sering ungkap istilah media mainstream dalam ulasan. Memang media mainstream itu apa sih?” begitu kurleb pertanyaan polos seorang.

Pertanyaan bagus, karena memang jarang ulasan berbahasa Indonesia yang membuka jeroan tentang media mainstream.

Pertanyaan mendasar, apa itu media mainstream?

Media mainstream alias media arus utama merujuk secara kolektif ke berbagai media massa besar yang dapat mempengaruhi opini/pemikiran banyak orang, sehingga mampu membentuk pemikiran masyarakat yang berlaku. (https://en.wikipedia.org/wiki/Mainstream_media)

Bentuknya bisa macam-macam, mulai dari surat kabar (cetak dan elektronik), percetakan hingga media penyiaran (televisi dan radio) yang biasanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan raksasa.

Lalu, siapa saja yang termasuk media mainstream tersebut?

Secara operasional, 90% media dunia dikontrol oleh 6 perusahaan media raksasa (the big 6), yaitu: General Electric (GE), News-Corp, Disney, Viacom, Time Warner dan CBS. Merekalah yang punya pengaruh selain mendapatkan keuntungan besar. (https://thegnmsolution.com/how-mainstream-media-brainwashes-the-masses/)

Terima nggak terima, merekalah yang mengendalikan sebagian besar dari apa yang kita dengar, baca dan lihat. Dengan kata lain, persepsi, pandangan dunia dan budaya kita dapat ditentukan oleh pesan ‘terselubung’ yang disampaikan oleh media mainstream tersebut.

Sebelum melangkah lebih jauh, coba kita lihat, bagaimana jaringan didalamnya?

Pertama, General Electric (GE). Dengan keuntungan mencapai USD 183 milyar di tahun 2008, GE menguasai jaringan televisi dan perfilman. (http://www.cleancutmedia.com/articles/media-owned-by-the-big-6-ge-disney-cbs-viacom-time-warner-news-corp)

Di pertelevisian, jaringan GE menggurita, antara lain: NBC network, History Channel, Sci-fi Channel, KidsCo, CNBC network, Hallmark Channels, Telemundo hingga MSNBC. Di perfilman juga sama, mulai dari Universal Pictures, NBC Universal, Rogue Pictures, Strike Entertainment, hingga Playstone.

Di media online antara lain: NBC.com, CNBC.com, Scifi.com, hulu.com (patungan dengan News Corp), msn.com, military.history.com, hingga biography.com.

Yang kedua adalah News Corp. Dengan keuntungan mencapai USD 33 milyar di tahun 2008, News Corp juga menguasai jaringan televisi hingga media online. Nama News Corp erat dengan sosok Rupert Murdock sebagai ownernya.

Di pertelevisian, kita bisa dapati: Fox Network, National Geographic Channel, Big Ten Network, British Sky Broadcasting, Telecine, STAR Channel, hingga Premier Media Group.

Untuk bidang perfilman, ada: Fox Home Entertainment, Blue Sky Studios, 20th Century Fox Corporation, Fox Studios Australia hingga Canal Fox.

Di bidang media online, nggak kehitung jaringannya mulai dari: MySpace.com, Scout.com, Fox News, NYPost.com, wsj.com, dowjones.com, ign.com, AmericanIdol.com, MarketWatch.com hingga WeeklyStandard.com.

Uniknya, News Corp mengembangkan usaha penerbitan dan majalah, antara lain: InsideOut, Herald Sun, Fiji Times, SmartMoney, Daily Telegraph, Sunday Times, Wall Street Journal, New York Post, HarperCollins Publisher hingga Zondervan.

Dan Zondervan adalah penerbit buku-buku Kristen terbesar di dunia, termasuk Alkitab. Itu juga masuk dalam jaringan News Corp.

Yang ketiga adalah Disney. Dengan keuntungan mencapai USD 37,8 milyar di tahun 2008, jaringan Disney ada dimana-mana.

Di pertelevisian antara lain: Walt Disney Channel, BVS Entertainment, Studio ABC, ESPN International, ABC Kids, Good Morning America, Crime & Investigation Network hingga Primetime.

Di majalah, musik, dan perfilman, antara lain: Wondertime, Disney Adventure, Jetix, Walt Disney Records, Buena Vista Records, Lyric Street Records, Marvel Entertainment, Touchstone Pictures, Miramax Films, Pixar Animation Studios, hingga Hollywood Pictures.

Dibidang publikasi, Walt Disney punya Disney Publishing dengan beberapa anak perusahaan dengan kode pasar “Disney atau Hyperion”.

Sedangkan di media online ada: ABC.com, Oscar.com, Disney.com, ESPN.Com, NASCAR.com, clubpenguin.com, Soccernet.com, NBA.com, NFL.com, Wondertime.com, iparenting.com, Toysmart.com, celebrityparents.com, historychannel.com hingga ABCsports.

Yang keempat adalah Viacom dengan pendapatan mencapai USD 14,6 milyar di tahun 2008. Tentakel jaringannya mulai dari televisi, radio, penerbitan, perfilman hingga media online.

Antara lain: MTV, Nickelodeon, Viacom, BET Gospel, VIVA, The Music Factory, Imagine Radio Limited, Radio BET, Nickelodeon Magazine, Paramount Pictures, Dreamworks, MTV.com, GoCityKids.com, Shockwave.com, ParentsConnect.com hingga Xfire games.

Yang kelima ada Time Warner dengan pendapatan mencapai USD 29,8 milyar di tahun 2008. Jaringan meliputi pertelevisian, perfilman, majalah, penerbitan, hingga media online.

Ada sederet brand beken, antara lain: Home Box Office, Cinemax, HBO Networks, Cartoon Newtworks, Castle Rock, New Line Cinema, Independent Pictures, TNT, CNN International, Warner Brothers, AOL, Fortune Magazine, People Magazine, Sport Ilustrated, DC Comics, Larry King Live, Golf.com, TMZ.com, hingga People.com.

Dan terakhir ada CBS, dengan total pendapatan mencapai USD 14 milyar di tahun 2008. Jaringan bisnis medianya mencakup pertelevisian, radio, penerbitan, hingga media online.

Ada sederet brand beken, dari mulai: CBS network, Flix, Smithsonian Channel, Oprah Winfrey Show, CSI Scene Investigation, CBS Radio Broadcast, Kaplan Publishing, The Free Press, The Touchstone, Simon & Schuster Digital, Aladdin Paperback, CNet.com, MP3.com, CBS interactive hingga MaxPreps.com.

Dengan kuatnya jaringan yang dimiliki media mainstream tersebut, maka akan memudahkan yang namanya bias media dapat terjadi. Karena selaku industri yang namanya media mainstream tentu tidak bebas kepentingan. Kepentingan siapa? Ya tentu para pemodalnya. (https://en.wikipedia.org/wiki/Media_bias)

Tambahan lagi, sejak operation Mockingbird (1963), CIA punya tujuan untuk dapat mengontrol media mainstream dengan program brainwash-nya sehingga publik dapat dikondisikan persepsinya. (https://www.cia.gov/open/Family%20Jewels.pdf)

Aliasnya peran media mainstream nggak lain sebagai corong propaganda CIA. (baca disini)

Sampai saat inipun, peran media mainstream sangatlah penting dalam mempengaruhi pola pikir konsumennya, termasuk dalam situasi pandemi C19. Apalagi kalo nggak buat parno konsumennya, dengan tujuan akhir proyek jualan vaksin dapat digelar dengan sukses. (baca disini), (baca disini), dan (baca disini)

Jadi paham kan, Fernando Lopez?

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)

 

 


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!