Mengalihkan Isu (*Bagian 2)


520

Mengalihkan Isu (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada bagian pertama tulisan, kita telah mengulas bagaimana propaganda ketakutan secara vulgar dipertontonkan oleh media mainstream sebagai corong sang Ndoro besar. Ini memang sengaja digelar untuk memuluskan agenda yang sudah dirancang dengan sempurna. (baca disini)

Lalu, kemana semua ini akan bermuara?

Tentu saja untuk menuju tatanan dunia baru yang berkelanjutan, selaras dengan misi SDG 2030. Untuk itu The Great Reset mutlak diperlukan untuk menghancurkan tatanan dunia lama agar proses pembentukkan tatanan dunia baru dengan mudah dilakukan. (baca disini, disini dan disini)

Salah satu yang sudah nampak dipermukaan adalah mempromosikan peran bank sentral yang secara khusus mengelola transaksi uang digital (CBDC), yang telah dibentuk pada 2019 silam. (https://www.pwc.ch/en/publications/2019/Central%20Bank%20Digital%20Currency_EN-web.pdf)

Dengan munculnya CBDC, kita nggak perlu menerka-nerka lagi soal bentuk uang yang akan digunakan pasca plandemi berakhir.

Lalu, dimana beda uang tunai dan uang digital? Kenapa sang Ndoro berkepentingan terhadap yang digital tersebut?

“Secara umum, uang digital memiliki kesetaraan dengan uang tunai, hanya saja soal transparansi, kita nggak tahu siapa yang telah menggunakan uang tunai tersebut. Sebaliknya, uang digital yang terkoneksi dengan CBDC akan memiliki kendali MUTLAK untuk mengawasi transaksi tersebut,” ungkap Agustin Carstens selaku GM Bank of International Settlements. (https://www.youtube.com/watch?v=9FM4Fu2ujDE)

Dengan semua perkakas yang mumpuni, nggak heran jika seorang Prof. Klaus Schwab bisa mengatakan bahwa, “Pandemi telah membuka kemungkinan untuk proses pengaturan ulang dunia, guna terciptanya tatanan baru yang adil dan berkelanjutan.” (https://www.weforum.org/agenda/2020/06/now-is-the-time-for-a-great-reset)

Jelas saja Schwab dapat mengatakan hal itu, karena memang yang dibutuhkan untuk menjalankan misi tersebut, sudah cukup.

Disini, kita perlu waspada, karena rencana sang Ndoro besar dibalik plandemi Kopit bisa berjalan dengan baik (meskipun ini belum berhasil mutlak) karena ada keterlibatan para kader binaan-nya, yang saat ini telah menduduki posisi penting di banyak negara, dari mulai Macron hingga Trudeau.

“Kita harus bangga, karena banyak pemimpin dunia yang merupakan lulusan Young Global Leaders yang dibuat oleh World Economic Forum,” begitu ungkap Klaus Schwab. (https://www.youtube.com/watch?v=PbVD4tB4cVQ)

Sekarang kalo anda bertanya-tanya: kenapa plandemi Kopit bisa berjalan dengan baik?

Ya karena ada banyak kaki tangan sang Ndoro yang memuluskan agenda tersebut. Saat para kacung berkomunikasi satu sama lain, rasanya nggak ada kesulitan dalam menggarap ide yang lebih gila sekalipun. (baca disini dan disini)

Salah satu ide gila yang kini mulai diterapkan adalah penyitaan rekening bank bagi mereka yang menolak mandat vaksinasi. Hal ini telah dilakukan di Kanada, pasca Freedom Convoy yang dilakukan oleh para supir truk.

Padahal, mana ada ceritanya negara bisa menyita rekening bank seseorang, hanya karena nggak mau divaksin sekalipun? Kecuali uangnya didapat dari hasil korupsi. Itu lain ceritanya. (https://globalnews.ca/news/8615490/td-bank-freezes-accounts-trucker-convoy/)

Ada pesan jelas yang mau disampaikan disana, bahwa sebagai warga negara, anda nggak punya hak protes jika negara melakukan gaya kediktatoran ala rezim komunis. Dan hak anda akan dikembalikan pada porsi semula, jika dan hanya jika anda mau patuh.

Di sisi yang lain, kita bisa bersyukur, karena selama dua tahun plandemi berjalan, makin banyak kelompok yang sadar dan berani bersuara kritis serta menentang agenda kediktatoran ala sang Ndoro. Joe Rogan, misalnya, yang mulai menguak dibalik organisasi WEF pada tayangan podcast-nya. (https://open.spotify.com/episode/1ugbn7cuab3mNgKbo81ajM)

Atau YouTuber kelas dunia Russel Brand yang mulai buka suara soal penipuan dan manipulasi yang dilakukan oleh pihak pemegang otoritas, selama plandemi Kopit berlangsung. (https://www.youtube.com/watch?v=t0KB0Wl4TNs)

Ditengah bangkitnya kesadaran banyak pihak, bahwa selama ini mereka telah dikibulin habis-habisan oleh skenario plandemi, tetiba ada berita yang mengalihkan perhatian publik dunia, menyangkut operasi militer khusus Rusia pada wilayah Ukraina.

Dan sekarang, wacana Kopit mulai memudar, digantikan oleh narasi konflik Rusia dan Ukraina. Pada narasi ini, kembali kita diadu satu sama lain, kepada pihak mana kita memberikan dukungan.

Padahal bukan itu esensinya.

Ada agenda baru yang mau dijalankan lewat narasi yang kini tengah viral. Tapi ini bukan soal invasi atau perang, seperti yang nampak di permukaan. Bukan, sekali lagi bukan itu point pentingnya.

Perang ini hanyalah sebagai pengalihan isu. Anda perlu catat itu.

Narasi ini sengaja di blow-up, karena ada agenda sang Ndoro pada konflik yang dipaksakan tersebut. Sekarang coba dijawab: apa yang dunia dapatkan sebagai dampaknya? Bukankah harga migas menjadi tak terkendali? Adakah industri yang bisa berjalan tanpa menggunakan migas?

Dan jika industri akhirnya tutup buku karena nggak mampu membeli migas dengan harga selangit, apa dampak yang terjadi kemudian? Bukankah ini mengarah pada kebangkrutan ekonomi secara global? (https://www.thestreet.com/phildavis/news/could-the-ukraine-invasion-spark-a-global-financial-crisis)

Atau dengan adanya krisis, akankah mendorong terbitnya aturan baru tentang kerjasama multilateral yang memungkinkan stakeholders bisa bekerja? Bukankah multilateralisme menjadi isu yang belakangan tengah dibahas guna mengantisipasi plandemi susulan? (baca disini)

Seharusnya itu yang jadi diskursus anda sekalian, bukan pada siapa mendukung Rusia ataupun Ukraina. Itu terlalu kacangan untuk dibahas secara serius.

Anda harusnya fokus pada apa yang di belakang munculnya sebuah narasi baru. Dengan demikian, fokus anda dalam melawan rencana sang Ndoro, bisa dilanjutkan karena kita nggak teralihkan dengan narasi baru tersebut.

Fokuslah pada gambar besarnya!

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!