Menentang Atau Mendukung Sang Ndoro? (*Bagian 2)


541

Menentang Atau Mendukung Sang Ndoro? (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada bagian pertama tulisan, kita telah membahas tentang kebijakan yang diambil Rusia, yang nyatanya selaras dengan agenda besar sang Ndoro besar. (baca disini)

Sekarang kita mau lanjut pada beberapa kebijakan lainnya yang diambil Rusia, yang perlu disikapi secara kritis. Misalnya tentang langkah yang diambil Putin yang dengan jelas menyatakan dukungannya terhadap agenda sang Ndoro.

Apa maksudnya?

Pada Februari 2022 silam, Rusia dan China mengeluarkan pernyataan bersama tentang hubungan internasional memasuki era baru dan pembangunan ‘berkelanjutan’ secara global. (http://en.kremlin.ru/supplement/5770#sel=13:1:W2k,13:15:v3x;16:104:Lx3,16:159:lrj)

Kenapa juga pakai istilah ‘berkelanjutan’? Memangnya nggak ada kata lain yang bisa dipakai untuk menggambarkan tatanan dunia baru yang kedua negara canangkan?

Menariknya lagi, mungkin karena pakai kata ‘berkelanjutan’, maka agenda yang dijalankan semisal vaksinasi, pengendalian pandemi, perubahan iklim dan agenda hijau lainnya, hingga ekonomi digital, yang kesemuanya selaras dengan agenda sang Ndoro besar.

“Sangat penting untuk meningkatkan hubungan kemitraan demi pembangunan global dan memastikan bahwa tahap baru pembangunan global ditentukan oleh keseimbangan, harmoni dan INKLUSIVITAS,” begitu kurleb-nya.

Sekali lagi, kenapa juga ada istilah ‘inklusivitas’ disana?

Lantas apa tujuannya diadakan penandatangan kesepakatan tersebut?

Selidik punya selidik, ternyata untuk mempercepat pelaksanaan agenda 2030 milik PBB guna mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan.

Makin aneh saja, bukan?

Kenapa seorang Putin mau mengambil langkah tersebut?

Jawabannya mungkin karena adanya faktor kedekatan antara Putin dan Henry Kissinger selaku anak didik kesayangan dari David Rockefeller. Sudah rahasia umum jika Putin merupakan ‘sohib dekat’ Kissinger.

Sebagai gambaran, Kissinger adalah anggota Bilderberg alias klub sang Ndoro besar. (baca disini, disini dan disini)

“Putin dan Kissinger kerap berkomunikasi sepanjang waktu guna membahas isu-isu internasional yang mendesak selain bertukar pikiran tentang perspektif global,” ungkap jubir Kremlin Dmitry Peskov. (https://www.rt.com/news/331194-putin-meets-friend-kissinger/)

Dengan kedekatan ini, menjadi lumrah jika Kissinger sering bertandang ke Rusia, utamanya sejak Putin naik di kursi singgahsana. Bahkan Putin pernah menunjuk Kissinger untuk memimpin kelompok kerja bilateral yang bertujuan meningkatkan hubungan kerjasama antara Rusia dan AS. (https://www.upi.com/Top_News/2007/04/27/Kissinger-to-work-on-US-Russia-team/79201177647396/)

Tidak cukup sampai disitu, karena Kissinger pernah mengantar para pejabat di Council on Foreign Relations (CFR) ke Rusia di tahun 2007 silam. (https://thenewamerican.com/kissinger-putin-and-the-new-world-order/)

Kalo anda penggila isu geopolitik, anda pasti nggak asing lagi dengan CFR, bukan? Lembaga ini adalah think-tank AS yang terkoneksi dengan media mainstream ssejagat, yang tujuannya adalah membentuk tatanan dunia baru sesuai cita-cita sang Ndoro. (baca disini)

Tidak hanya itu. Keanehan lainnya juga diperlihatkan Putin saat dirinya diundang dalam pertemuan tahunan WEF di awal tahun 2021 silam, meskipun secara virtual. Dalam pidatonya Putin menyerukan pentingnya pengujian dan vaksinasi yang harus diambil untuk memerangi plandemi Kopit.

Bahkan Putin juga menyinggung tentang peran bank sentral dalam membangun kembali ekonomi global yang terkena dampak dari plandemi. (https://www.eurasiareview.com/27012021-vladimir-putin-at-davos-online-forum-transcript/)

Sekali lagi, kenapa agenda sang Ndoro yang disuarakan Putin?

Dan yang paling anyar adalah aksi yang diambil Putin pada Ukraina. Sudah rahasia umum jika akibat operasi militer khusus tersebut justru mendorong agenda The Great Reset untuk bisa dikatalisasi. (baca disini)

Satu yang jelas terlihat adalah kenaikan harga migas (https://pressnewsagency.org/russias-war-is-raising-gas-prices-and-roiling-financial-markets/) dan harga komoditas pangan lainnya akibat terganggunya rantai pasokan. (https://news.sky.com/story/ukraine-war-increases-in-food-prices-inevitable-as-conflict-hits-production-costs-12569861)

Dengan semua barang kebutuhan primer yang terus merangkak naik, ini tentu saja menyulitkan penduduk dunia yang masih terpukul akibat kebijakan konyol yang diambil semasa plandemi.

Kalo harga-harga masih di harga yang sama saja orang sudah kesulitan untuk membeli-nya, bagaimana mungkin mereka bisa membeli barang dengan harga yang meroket?

Kondisi ini tentu saja menjerumuskan ekonomi global ke ambang kebangkrutan. Dan memang inilah esensi dari The Great Reset. Tatanan dunia baru nggak akan bisa dibentuk, jika tatanan yang lama masih eksis. (baca disini, disini dan disini)

Jika sudah begini, agenda yang dijalankan Rusia dan juga Putin, apakah menentang skenario sang Ndoro, atau malah mendukungnya?

Silakan anda putuskan sendiri, sesuai menu yang tersaji.

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


4 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Apakah dalam kartel ndoro besar juga sering bertikai satu sama lainnya, sehingga sering gaduh, yg tampak permukaan hanya negara2 yg saling bertikai saja ?

error: Content is protected !!