Endorsement ke Dunia Multipolar?


527

Endorsement ke Dunia Multipolar?

Oleh: Ndaru Anugerah – 23112023

Apa yang bisa kita pelajari dari perang yang saat ini dilancarkan tentara Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza?

Kalo kita mau kritis, ada fenomena menarik yang disajikan oleh media mainstream saat ini, yang memberikan ruang ‘cukup besar’ untuk mengeksplorasi penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Ini akan jauh berbeda jika kita mengontraskan dengan kejadian saat gerakan Intifada dilancarkan oleh pejuang Palestina kepada zionis Israel dalam memperjuangkan tanah airnya di era 1980an. (https://www.history.com/this-day-in-history/intifada-begins-on-gaza-strip)

Saat itu yang disalahkan oleh media mainstream pasti pejuang Palestina dan bukan laskar zionis.

Namun kini, skenario sepertinya berbalik 180 derajat.

Coba anda perhatikan beberapa konten media mainstream berikut.

Misalkan BBC yang mengulas tentang bagaimana Utusan PBB untuk Palestina, Theresa Albanese yang berhasil mempublikasi penderitaan warga Palestina akibat serangan tentara Israel pada tayangan Newsnight miliknya yang ditonton jutaan pemirsa di belahan dunia. (https://twitter.com/i/status/1725990012364222660)

Bagaimana mungkin kok acara maki-maki Israel yang ditenggarai menyebabkan penderitaan warga Palestina, bisa ditayangkan pada acara primetime media mainstream sekelas BBC?

Bukankah selama ini BBC bersikap cuek terhadap aksi pendudukan Israel pada Jalur Gaza? Kenapa kini berbalik bersimpati pada warga Palestina?

Kalo anda berpikiran itu hanya terjadi di Inggris, rasa-rasanya nggak juga.

New York Times juga memberi space agar warga Amrik bisa berempati pada warga Palestina yang diserang prajurit zionis.

Nggak tanggung-tanggung, media sekelas NYT bahkan menggambarkan perang di Gaza sebagai kuburan massal bagi anak-anak Palestina yang tewas akibat serangan militer Israel. (https://www.nytimes.com/2023/11/18/world/middleeast/gaza-children-israel.html?smid=tw-nytimes&smtyp=cur)

Atau bagaimana CNN berhasil mengekspos kengerian dan keputusasaan warga Palestina di Gaza lewat wawancara yang dilakukan seorang reporter seniornya pada seorang perawat kesehatan yang bertugas disana. Dan ajaibnya, tayangan primetime ini sukses ditonton jutaan warga dunia melalui kanal YouTube. (https://www.youtube.com/watch?v=gk7iWgCk14U)

Atau tayangan reporter senior CNN lainnya yang straight to the point menyerang sayap kanan yang ada di pemerintahan Netanyahu sebagai biang kerok perang di Gaza.

Kok tumben-tumbennya media mainstream yang selama ini selalu menutup aksi brutal Israel terhadap warga Palestina, kini malah berani menyerang pemerintahan zionis tersebut? (https://edition.cnn.com/videos/world/2023/11/15/the-lead-israeli-cabinet-extreme-speech-jake-tapper-live.cnn)

Dan yang cukup membagongkan, bagaimana bisa media sekelas BBC kini malah ‘menelanjangi’ kebohongan-kebohongan yang dibuat para prajurit Israel di lapangan? (https://www.youtube.com/watch?v=1ZPOoF4f_p4)

Atau media mainstream lainnya yang menuding adanya upaya genosida Israel terhadap warga Palestina. (https://www.latimes.com/opinion/story/2023-11-19/israel-hostages-gaza-bombing-civilians-genocide-holocaust-studies)

Cukup aneh bin ajaib, bukan?

Lantas, apa yang bisa disimpulkan?

Bagaimana mungkin media mainstream yang terafiliasi dengan kartel Ndoro besar yang selama ini ‘berpihak’ pada rezim zionis, tetiba berbalik dan menjelek-jelekkan Israel dengan mengekspos penderitaan warga Palestina di jalur Gaza?

Pertanyaannya: mengapa?

Jawaban atas pertanyaan ini mungkin banyak.

Tapi bagi saya ini bisa jadi endorsement sang Ndoro besar bagi terbentuknya dunia baru yang multipolar. Dengan endorsement tersebut, maka target SDG 2030 demi terwujudnya tatanan dunia baru yang anti penindasan, otomatis bisa dicapai.

Itu sebab mengapa segala bentuk penindasan yang dilakukan tentara Israel di Jalur Gaza, dengan gamblang diekspos media mainstream, ya memang ada target yang akan dicapai.

Pesan yang hendak disampaikan adalah bahwa ekspansi barbar ala Israel, hanya akan menciptakan penderitaan, permusuha, krisis kemanusiaan dan perang berkepanjangan, yang sudah tentu tidak akan bisa menciptakan perdamaian dunia.

Sehingga wacana yang didengungkan: dunia butuh tatanan dunia baru yang lepas dari hegemoni US dan sekutunya yang kerap menggelar perang di kolong jagat.

Dan itu berarti tatanan dunia baru yang multipolar akan segera mendapatkan tempatnya.

Mungkinkah ini terjadi? Entahlah.

Dalam waktu dekat kita akan tahu jawaban atas skenario ini.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    1. memang betul. saya lumayan sering bahas soal itu.
      https://ndaruanugerah.com/rusia-dan-program-ndoro-besar/
      https://ndaruanugerah.com/esensinya-sama-saja/
      https://ndaruanugerah.com/mengatur-strategi/
      https://ndaruanugerah.com/gejolak-di-iran/

      dalam analisa saya kali ini, saya katakan ada kemungkinan bahwa perang israel vs palestina bakal dipakai oleh sang ndoro untuk membuka jalan bagi terbentuknya tatanan dunia multipolar tersebut.

      semoga anda paham duduk masalahnya.

error: Content is protected !!