Kematian Misterius


511

Kematian Misterius

Oleh: Ndaru Anugerah

Baru-baru ini, dunia dikejutkan dengan berita tentang kematian mendadak sekitar 3.000 sapi di wilayah Kansas, AS. (https://www.hitc.com/en-gb/2022/06/16/3000-cows-dead-in-kansas/)

Kalo kematian sapinya hanya puluhan, mungkin nggak terlalu menggemparkan. Tapi kalo sudah mencapai angka ribuan, bukankah ada yang janggal di dalamnya?

Lalu apa penyebab kematian sapi-sapi tersebut?

Menurut berita resmi yang mengutip para pakar cuaca, penyebabnya adalah stress cuaca, yang dipicu oleh gelombang panas. Dengan kata lain, cuaca ekstrim-lah yang dituding sebagai biang keladinya. Titik. (https://www.npr.org/2022/06/16/1105482394/cattle-kansas-heat-wave)

Suhu 100 derajat Fahrenheit di siang hari dan kondisi tidak terlalu dingin di malam hari, ditambah dengan tidak adanya angin dan tingkat kelembaban yang tinggi, memang bisa berakibat fatal jika digabungkan berupa kondisi stress panas.

Tapi kalo ini kemudian menyebabkan kematian ribuan ternak, itu jelas lebay.

“Memangnya peternakan di AS, masih mengadopsi sistem tradisional yang membiarkan ternak-ternaknya tidak diberikan perlakuan khusus untuk mengantisipasi stress panas tersebut? Nggak juga, bukan?”

Anehnya lagi, pasukan pak ceker, sengaja diturunkan untuk meluruskan narasi yang mempertanyakan kejanggalan atas kematian ribuan ternak tersebut. “Kematian sapi disebabkan oleh suhu ekstrim dan ini sudah dikonfirmasi oleh pejabat dan pihak industri,” demikian kurleb-nya. (https://www.reuters.com/article/factcheck-kansas-cattle-idUSL1N2Y71GK)

Disini justru ‘seru’-nya. Jika memang kematian sapi disebabkan oleh cuaca ekstrim, kenapa pasukan pak ceker dikerahkan untuk meluruskan narasi yang berkembang liar? Bukankah kita tahu bahwa pasukan pak ceker sengaja bertindak jika sudah ada ‘orderan’? (baca disini dan disini)

Lalu apa penyebab sebenarnya atas kematian ribuan sapi tersebut?

Apa mungkin Alien dari Planet Namek yang melakukannya? Kalo memang iya, lalu apa motifnya? Kan nggak mungkin juga kita buat kesimpulan nggak mendasar seperti itu.

Coba kita utak-atik-gatuk, untuk melihat apa skenario yang mungkin terjadi di dalamnya.

Pada suatu kesempatan, Bill Gates (BG) pernah mengatakan demikian, “Saya pikir negara-negara kaya harus beralih menggunakan daging sapi sintetis, karena perbedaan rasa akan rasanya akan sama saja seiring anda mengkonsumsinya. Jika kita mengubah pola makan, maka total konsumsi global juga otomatis bisa dikurangi secara signifikan.” (https://thehayride.com/2021/02/at-what-point-do-we-realize-bill-gates-is-dangerously-insane/?fbclid=IwAR3Ek8ek88DVjoz2EOya2DOuOFEQ_7UJZL6NTRN-pAAMOAZmR_onehAEK1k)

Tentang BG yang punya intensi untuk mengubah pola makan daging ke bentuk sintetis, saya pernah menuliskan beberapa ulasannya. (baca disini dan disini)

Jadi, jika kemudian ada wabah kematian mendadak sapi-sapi di Kansas, menjadi lumrah jika BG yang menjadi sasaran tembak publik.

Bukankah kekurangan pasokan daging sapi akibat kematian misterius tersebut, akan memaksa orang untuk menyantap daging sintetis yang sudah tersedia di depan mata? (https://www.msn.com/en-us/health/nutrition/bill-gates-wants-us-to-eat-100percent-synthetic-beef-he-has-a-point/ar-AAPTJIp)

Yang kedua, sudah lazim kita dengar bahwa lembaga di bawah naungan Dephan AS, DARPA (The Defense Advanced Research Projects Agency), telah banyak menggelar serangkaian percobaan ‘rahasia’ yang berkaitan dengan senjata pemusnah massal. (baca disini dan disini)

Menjadi masuk akal jika ada tudingan bahwa mereka sedang menguji senjata pemusnah massal, yang menyasar ternak. Apa sulitnya jika harus memasukkan bahan beracun pada pakan yang akan dikonsumsi ternak? (https://www.abcactionnews.com/news/region-polk/cattle-deaths-could-be-linked-to-potential-toxic-feed)

Satu yang pasti bahwa DARPA sudah lama digunakan sebagai lembaga yang mengembangkan teknologi pemusnah massal, (secara khusus senjata biologis), dengan menggunakan serangga. (https://www.newsweek.com/darpa-biological-weapons-insects-scientists-warn-1152834)

Kalo ternak terkena gigitan serangga yang sengaja dilepas secara diam-diam untuk menguji efektivitas senjata pemusnah massal, apa hal tersebut tidak mungkin?

Tambahan lagi, sudah rahasia umum jika DARPA telah lama bekerjasama selain mendapatkan bantuan keuangan dari Bill Gates Foundation, utamanya dalam menggelar proyek pengeditan gen. (https://stillnessinthestorm.com/2020/06/bill-gates-foundation-working-with-darpa-on-gene-editing/)

Jika kemudian skenario pengembangan senjata pemusnah massal paralel dengan rencana BG untuk mengubah pola makan masyarakat global ke daging sintetis, dengan cara ‘melenyapkan’ daging sungguhan, apakah itu hanya kebetulan?

Entahlah.

Satu yang pasti bahwa kematian ribuan sapi di Kansas tersebut, terlalu naif jika dikatakan bahwa cuaca an sich sebagai penyebab utamanya.

Dengan skenario krisis pangan yang terus menerus didengung-dengungkan, apakah konsumsi daging sintetis adalah hal yang utopis untuk dijalankan, mengingat pasokan daging sungguhan mulai langka akibat cuaca ekstrim dan juga wabah penyakit yang terjadi secara simultan? (https://en.tempo.co/read/1599755/govt-urged-to-declare-foot-and-mouth-disease-pandemic-form-task-force)

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


3 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Dan memang targentya global kan bang, maka kasus2 kematian misterius itu menjadi awal Enjus massal ternak di dunia dengan dalih penyebaran virus, terutama FMD. Modusnya sama dalam hal memusnahkan manusia.

    Dan selain pelan2 menutup stok daging, tentu efek Vax bagi hewan ternak akan berakibat juga bagi yang makan.
    Saya sempat cari2 info apa kandungan Vax bagi ternak FMD untuk connect the dots efeknya baik ke ternak maupun yang memakan dagingnya. Tapi belum ketemu.

    Kalau mas Ndaru ada data mohon dipposting korelasinya yamas.
    Terimakasih

  2. Mas bagaimana analisa anda terkait baku tembak antar polisi yang dilakukan oleh seorang ajudan kadiv propam polri?

error: Content is protected !!