Serbia Bergolak?

Serbia Bergolak?

Oleh: Ndaru Anugerah

Belakangan ini, Serbia dilanda aksi demonstrasi yang lumayan masif.

Menangggapi situasi ini, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa ada tangan LSM Barat yang berperan dalam menggalang kekuatan akar rumput, guna menggulingkan kekuasaannya. (https://www.pink.rs/politika/369623/predsednik-srbije-za-pink-o-aktuelnim-desavanjima-vucic-ekonomija-mora-da-nam-bude-dovoljno-snazna-i-jaka-da-bismo-ocuvali-mir-i-stabilnost)

Apa benar pernyataan yang dilontarkan Vucic tersebut?

Sekarang kita telusur lebih dalam, apa yang sebenarnya terjadi di Serbia saat ini.

Seperti yang kita ketahui, aksi demonstrasi yang terjadi di sana, disebabkan karena isu lingkungan yang disebabkan oleh Rio Tinto sebagai perusahaan penambang Lithium yang ada di Lembah Jadar, yang ditenggarai merusak lanskap dan mencemari pasokan air di kawasan tersebut.

Tentang ini saya pernah bahas pada analisa beberapa bulan yang lalu. (baca disini dan disini)

Menanggapi tuntutan warga, Rio Tinto berjanji untuk memperbaiki kinerjanya, terutama yang berkaitan dengan isu lingkunga. “Kami akan memenuhi standar lingkungan domestik dan Uni Eropa,” demikian janjinya. (https://www.bbc.com/news/world-europe-60081853)

Namun, setelah diberi kesempatan dan nggak ada realisasi janjinya, maka pihak pemerintah Serbia merespon desakan masyarakat untuk membatalkan kontrak tambang dengan Rio Tinto.

Jadi, kalo Presiden Vucic mengklaim bahwa ada campur tangan LSM Barat dalam mendompleng kepemimpinannya lewat aksi demonstrasi besar-besaran, sepertinya itu agak berlebihan.

Kenapa?

Lha wong tuntutannya justru mendorong agar kontrak Rio Tinto diakhiri, masa iya perusahaan yang terkoneksi dengan kartel Ndoro besar, mendanai aksi-aksi yang ‘menusuk’ mereka sendiri? Bukankah dengan membatalkan kontrak, ‘cuan’ otomatis nggak didapat?

Itu yang pertama.

Selanjutnya, kalo dikatakan bahwa ada campur tangan Barat yang ingin menggoyang kepemimpinan Vucic, sepertinya nggak juga. Fakta menyatakan bahwa pemerintah Beograd masih kasih perpanjangan kontrak pertambangan Lithium kepada Volt Resources.

Asal tahu saja, kalo Volt Resources itu perusahaan yang terkait dengan kartel Ndoro besar juga. (https://money.cnn.com/quote/shareholders/shareholders.html?symb=VOLT&subView=institutional)

Kalo pemerintah Serbia memutus kontrak dengan Rio Tinto, tapi masih jalin kerjasama dengan Volt Resources, ini bukan sikap yang merugikan kartel sang Ndoro sama sekali. Masih ada ‘cuan’ yang bisa didapat.

Langkah itupun terpaksa diambil pemerintah Serbia setelah ada tekanan dari masyarakat, untuk membatalkan perpanjangan kontrak.

Jadi mana bisa ini dijadikan indikator utama yang bertujuan untuk mengusik kepemimpinan Vucic? (https://seenews.com/news/australias-volt-acquires-three-lithium-licence-applications-in-serbia-762232)

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi di Serbia saat ini?

Kita tahu bahwa Serbia kaya akan kandungan Lithium. Dengan deposit baterai masa depan yang demikian menggiurkan, menjadi masuk akal jika Serbia jadi ‘incaran’ kartel sang Ndoro besar. (https://serbia-energy.eu/serbia-has-the-worlds-largest-lithium-reserves/)

Minimal kalo kita bicara soal proyek The Great Reset, The Fourth of Industrial Revolution ataupun The Great Zero Carbon milik sang Ndoro, kita nggak bisa mengesampingkan status Serbia sebagai penyedia ‘minyak’ masa depannya.

Mengingat sisi penting Serbia, menjadi masuk akal kalo status keamanan nasional menjadi isu yang cukup seksi untuk dibahas. Apalagi sebentar lagi (tepatnya di bulan April mendatang), Serbia akan mengadakan pemilu di negaranya? (https://balkaninsight.com/2022/01/06/serbia-in-2022-elections-and-eco-anger-challenge-vucics-grip/)

Jadi masuk akal jika seorang Vucic mengeluarkan statement keras soal campur tangan LSM Barat pada negaranya, dipenghujung masa jabatannya.

Namanya juga politisi.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)