Psy-War Biden
Oleh: Ndaru Anugerah
Saat diwawancara oleh ABC (17/3), Presiden Biden menuduh bahwa Vladimir Putin telah melakukan intervensi besar-besaran saat pilpres AS November 2020 silam, dengan harapan Biden bakal kalah dalam kontestasi tersebut. “Dia akan membayar mahal untuk itu,” ungkap Biden.
Bukan itu saja, bahkan Biden menegaskan pertanyaan yang diajukan Stephanopoulos selaku pewawancara, bahwa Putin adalah seorang pembunuh. “Anda akan lihat sebentar lagi apa yang akan terjadi dengan dirinya,” ancam Biden. (https://abcnews.go.com/Politics/biden-talks-cuomo-putin-migrants-vaccine-abc-news/story?id=76490303)
Lantas apa reaksi Putin?
Mendengar ocehan yang diungkapkan Biden bahwa dirinya adalah seorang pembunuh, Putin hanya senyum saja. Kemudian Putin angkat bicara, “Saya mendoakan kesehatan Biden agar tetap baik-baik saja.” (https://www.reuters.com/article/us-russia-usa-reaction-idUSKBN2BA0S1)
Putin menambahkan, “Saya ingat ketika masih kecil dulu, saat bermain di taman kita saling menuduh hal-hal kecil kepada orang lain. Dan biasanya, orang yang menuduh adalah orang yang melakukan apa yang dituduhkannya kepada orang lain.”
Dengan kata lain, tuduhan Biden nggak lain adalah bang-bang-tut bagi Putin. Yang kentut sudah pasti teriak paling keras bahwa dia bukan orang yang kentut, sambil menuduh orang lain.
Mirip dengan kelakuan Biden kepada Putin.
“Saya mengundang Biden untuk berbicara kepada saya secara langsung tentang pernyataannya tersebut,” undang Putin.
Sayangnya Biden nggak menanggapi undangan Putin tersebut. Mungkin penasihatnya melarang Biden untuk mengadakan kontak langsung dengan Putin. “Nggak ada nilai jualnya.”
Padahal itu diperlukan untuk meluruskan tuduhan tak mendasar yang dilakukan Biden terhadap Putin. “Kalo memang pembunuh, dasarnya apa? Apa ada buktinya?”
Seperti kita ketahui bersama, hubungan diplomatik antara Rusia dan AS belakangan mulai menegang sejak Biden berkuasa. Bahkan sebelumnya, sang Ndoro besar selaku juragan Biden sudah dibuat galau dengan hadirnya vaksin Rusia saat pandemi masih berlangsung. (baca disini dan disini)
Apakah Putinn seorang pembunuh seperti yang dituduhkan Biden?
Agak sulit cari buktinya.
Selama ini Putin adalah sosok negarawan yang baik yang justru menghindari konflik dalam memecahkan masalah, dan mengutamakan jalur diplomasi damai. Mungkin, kalo Putin seorang pembunuh, Alexei Navalny sudah dihabisi sejak lama. Nyatanya nggak, bukan? (baca disini)
Sekarang mari kita lihat, apakah Biden seorang pembunuh?
Anda lihat apa yang Biden rancang sebagai kebijakan LN AS begitu dia terpilih. Semuanya rencana perang. Bayangkan jika rancangan tersebut diimplementasi, apa nggak mengorbankan banyak nyawa manusia? (baca disini, disini dan disini)
Belum lagi kalo lihat jejak Biden pada perang di Suriah baru-baru ini. Berapa warga sipil yang kemudian tewas? Bukankah Biden seorang pembunuh? (baca disini)
Kita flashback jejak berdarah Biden saat perang Irak digelar, ataupun saat penghancuran Libya dan juga pembunuhan brutal Presiden Qadhafi. Meskipun itu inisiatif Hillary Clinton, toh Biden mendukungnya bukan? (https://www.latimes.com/politics/la-xpm-2011-oct-20-la-pn-santorum-kadafi-20111020-story.html)
Apakah Putin nggak tahu informasi ini? Pasti Putin tahu.
Lantas kenapa Putin nggak cuap-cuap di media dengan mengatakan bahwa Biden adalah seorang pembunuh?
Bukan karena Putin nggak bisa melakukan itu semua, tapi dia nggak mau.
Kenapa?
Karena Putin seorang negarawan sejati. Seorang negarawan pasti ambil langkah konstruktif ketimbang destruktif. Daripada main tuding dan sudah pasti kontra-produktif, lebih baik diam dan menghindari cara-cara yang justru bisa menyulut konflik.
Makanya Putin malah mendoakan kesehatan Biden, bukan malah menuding balik seperti yang Biden lakukan kepadanya. Itu ciri khas negarawan.
Dan begitu dikonfirmasi wartawan, apakah Biden akan menarik kembali tuduhannya pada Putin, jubir Gedung Putih malah bilang, “Apa yang sudah diucapkan nggak mungkin ditarik.” (https://globalnews.ca/news/7705382/joe-biden-vladimir-putin-killer/)
Itu negarawan apa preman?
Anyway, sruput dulu Vodka-nya buat bro Putin.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments