Ngapain Balik?


507

Ngapain Balik?

Oleh: Ndaru Anugerah

Bukan Alexei Navalny namanya kalo nggak kontroversial. Blogger anti-korupsi asal Rusia tersebut kembali membuat aksi sensasional.

Apa itu?

Seperti yang kita ketahui, pada 2020 Navalny telah mengklaim bahwa Rusia (baca: Putin) sengaja meracuni dirinya dengan Novichok. Padahal pihak Kremlin telah berkali-kali kasih klarifikasi bahwa mereka nggak punya niatan untuk meracuni Navalny.

Akibatnya, Navalny-pun mendapat perawatan serius di rumkit Berlin gegara ‘keracunan’. (baca disini)

Nah yang buat aksinya sensasional adalah niatannya untuk kembali ke Rusia pasca sembuhnya dari upaya pembunuhan yang dilakukan pihak Rusia. (https://time.com/5930595/alexei-navalny-return-russia-why/)

Coba anda pikir, logis nggak sih kalo misalnya anda tahu bahwa diri anda hendak dibunuh oleh sebuah negara, terus apa anda masih mau tinggal di negara tersebut meskipun anda sudah punya kesempatan untuk tinggal di negeri orang? Nggak logis bukan?

Belum lagi kalo dipikir, jika Rusia punya keinginan untuk membunuh sosok Navalny, tentunya Navalny nggak akan dikasih kesempatan untuk ‘berobat’ ke Berlin. Pasti sudah ‘dihabisi’ duluan sama Putin saat masih di Rusia.

Lantas apa tujuan Navalny kembali ke Rusia yang telah dituduhnya punya rencana buat membunuhnya?

Nggak lain rencana AS yang akan menggunakan sosok Navalny kembali sebagai proxy-nya di Rusia. Jangan aneh jika kembalinya Navalny ke Rusia, waktunya berdekatan dengan hari pelantikkan Biden yang berlangsung pada Rabu kemarin (20/1).

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa AS dibawah komando Biden akan membentuk Aliansi Demokrasi (yang terdiri atas negara-negara sekutunya) sebagai alat kebijakan luar negerinya.

Salah satu targetnya adalah ‘melindungi’ para proxy-nya terhadap tindakan represif rezim yang dinilai menentang garis kebijakan Washington, termasuk Rusia. (https://ipripak.org/an-alliance-of-democracies-might-be-americas-next-grand-strategic-move/)

Sadar akan skenario yang akan dimainkan, sekembalinya dari Berlin Navalny langsung diciduk oleh pemerintah Kremlin saat mendarat di bandara Shemeretyevo, Moskow. (https://www.rt.com/russia/512758-navalny-arrested-airport-moscow-berlin/)

“Navalny akan ditahan hingga 15 Februari 2021 mendatang, berdasarkan putusan pengadilan Rusia,” ungkap pejabat kejaksaan berwenang. (https://tass.com/society/1246123)

Menanggapi tindakan yang diambil pemerintah Rusia atas Navalny, AS langsung ngegas. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, “Rusia jangan main hakim sendiri. Sebaiknya mereka mematuhi hukum internasional yang berlaku.” (https://sputniknews.com/russia/202101171081796433-zakharova-calls-for-respecting-international-law-after-sullivan-comments-on-navalny/)

Seakan nggak mau kalah set dengan AS, Menlu Inggris dan Menlu Jerman kompakan meneriakkan hal yang sama perihal penahanan Navalny oleh Rusia. “Bebaskan Navalny segera,” ujarnya. (https://sputniknews.com/russia/202101181081798649-german-foreign-minister-calls-for-navalnys-immediate-release/)

Waduh, mau paduan suara ya, kok bisa kompakan? Kenapa juga pada sewot?

Dengan kata lain, pulangnya Navalny ke Rusia yang kurun waktunya berdekatan dengan hari pelantikan Biden, punya arti penting bahwa ke depannya konflik Rusia dan AS plus sekutunya bakalan ‘menghangat’ setelah sempat vakum di era Trump.

Nggak aneh kalo Putin nyindir Navalny dengan julukan ‘pasien Berlin’ ketimbang panggil namanya. (https://www.themoscowtimes.com/2020/09/28/the-return-of-the-berlin-patient-a71574)

Kenapa?

Karena memang Putin tahu bahwa Navalny hanya boneka Barat yang sengaja di taruh di Rusia dengan tujuan utama memicu kericuhan. Jadi sah-sah saja kalo misalnya Putin ambil langkah politis dalam rangka menciptakan keamanan dalam negeri di Rusia dengan cara menahan Navalny.

Makin asyik mengikuti sepak terjang Paman Sam yang mulai menua dalam menghadapi beruang Rusia.

Akankah berhasil?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!