Rusia & Kegalauan Elite Global


523

Rusia & Kegalauan Elite Global

Oleh: Ndaru Anugerah

Rusia buat gebrakan. Tanpa pemberitaan yang bombastis di media massa, mereka tiba-tiba berhasil meluncurkan vaksin guna melawan si Kopit yang diberi nama Sputnik V.

Kok pakai nama Sputnik?

“Pada tahun 1957, Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit buatan manusia pertama di dunia yang mengorbit di luar angkasa, dan diberi nama Sputnik. Pemberian nama Sputnik V pada vaskin Corona nggak lain untuk mengenang masa kejayaan tersebut,” begitu kurleb-nya. (https://sputnikvaccine.com/)

Otomatis inilah vaksin C19 pertama di dunia yang terdaftar atas nama Kemenkes Rusia pada 11 Agustus 2020 yang lalu. (https://tass.com/society/1189077)

“Vaksin Sputnik V dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya Rusia yang telah lebih dari 20 tahun berpengalaman dalam penelitian dibidang vaksin,” ungkap Direktur Institut Kedokteran dan Bioteknologi Universitas Sechenov, Prof. Vadim Tarasov.

Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan Sputnik V tersebut, didasarkan pada adenovirus, dari flu biasa. Jadi vaksin tersebut mungkin tidak sepenuhnya dapat menghentikan laju penyebaran C19, tapi akan membuat gejala yang ditimbulkan akibat si Kopit menjadi lebih ringan, yang diperlukan bagi penyembuhan.

Prof. Tarasov menjelaskan, “Kami berhasil membuat terobosan dalam bidang farmasi, dimana negara kami merupakan yang pertama di dunia dalam mengembangkan vaksin dan obat bagi virus Corona.”

Bukan itu saja, Rusia juga sudah membuat obat buat si Kopit yang diberi nama Koronavir, dan rencananya dirilis pada Agustus ini juga. (https://tass.com/society/1179063)

Rencananya, vaksin tersebut akan diproduksi massal pada November mendatang, dengan menggandeng Kuba.

Kenapa Kuba?

Karena Kuba memiliki pengalaman dan kapasitas yang besar untuk memproduksi obat-obatan dan vaksin dengan staff yang berkualitas,” ungkap Kepala RDIF Rusia, Kiril Dmitriev. (https://www.telesurenglish.net/news/Russia-to-Start-the-Production-of-Its-COVID-19-Vaccine-in-Cuba-20200811-0013.html)

Sebagai informasi, Sputnik V tersebut telah diuji cobakan bukan saja pada 76 sukarelawan di Rusia tapi juga pada beberapa spesien hewan, dan dinyatakan lulus uji keamanan dan juga kemanjurannya.

Institut Riset Gamaleya mengklaim bahwa vaksin Sputnik V tersebut akan mampu melindungi seseorang dari virus Corona hingga 2 tahun sejak disuntikkan.

Apakah vaksinnya aman?

Tentu saja aman, mengingat vaksin didasarkan pada vektor adenovirus yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Bukan itu saja, vaksin tersebut akan mampu membentuk respons kekebalan pada tubuh manusia.

Menanggapi hal ini, siapa yang kebakaran jenggot?

Ya tentu saja elite global.

Nggak percaya? Coba lihat isi berita yang ada pada media mainstream.

New York Times tanpa malu-malu langsung tuding, “Rusia telah mengambil jalan pintas dalam pengujian yang sesungguhnya diperlukan, agar bisa mengambil keuntungan politik dan propaganda.” (https://www.nytimes.com/2020/08/11/world/europe/russia-coronavirus-vaccine.html)

The Washington Post juga bertindak sama, “Moscow telah ambil jalan pintas agar vaksin C19 tersedia, mendahului vaksin yang kini dikembangkan Barat.” (https://www.washingtonpost.com/world/russia-unveils-coronavirus-vaccine-claiming-victory-in-global-race-before-final-testing-is-complete/2020/08/11/792f8a54-d813-11ea-a788-2ce86ce81129_story.html)

The Wall Street Journal juga nggak mau kalah set. “Rusia telah mendaftarkan vaksin C19 pertama di dunia, meskipun ada masalah keamanan dengan vaksin tersebut,” ungkap TWSJ (https://www.wsj.com/articles/russia-registers-worlds-first-covid-19-vaccine-11597141899)

Lucu juga kalo dipikir.

Bukankah AS juga sudah mengeluarkan Operation Warp Speed agar vaksinnya bisa cepat tersedia, tanpa memperdulikan faktor keamanan dari vaksin tersebut bila kelak tersedia? (https://www.hhs.gov/about/news/2020/05/21/trump-administration-accelerates-astrazeneca-covid-19-vaccine-to-be-available-beginning-in-october.html)

Lantas, kalo AS boleh ambil langkah guna mempercepat tersedianya vaksin, kenapa juga Rusia, China atau bahkan negara lainnya nggak boleh ambil langkah yang sama guna tersedianya vaksin?

Jawabannya: karena ada agenda besar yang melibatkan bukan saja keuntungan milyaran dollar dari hasil jualan vaksin, tapi lebih jauh dari itu.

Dan hadirnya vaksin Sputnik V dari Rusia jelas berpotensi untuk merusak skenario besar tersebut.

Apa skenario besar itu?

Vaksinasi global plus. (baca disini, disini, dan disini)

Menjadi menarik ceritanya kalo Rusia sudah turun gelanggang.

Anda pasti masih ingat tentang perang Suriah, bukan? Pertanyaannya: apa mungkin Suriah berhasil memukul mundur para jihadis yang merupakan proxy elite global disana, tanpa campur tangan rekan strategisnya, Rusia?

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!