Cetak Biru Rockefeller


515

Cetak Biru Rockefeller

Oleh: Ndaru Anugerah

2010. Rockefeller Foundation, salah satu pendukung eugenika ternama di dunia sekaligus pencipta GMO (genetically modified organism) mengeluarkan laporan, yang berjudul: “The Scenarios for the Future of Technology and International Development.”

Laporan tersebut dirilis pada Mei 2010 bekerjasama dengan Global Business Network yang dikepalai oleh seorang futurolog kondang – Peter Schwartz.

Isi laporannya nggak lain menyangkut skenario futuristik yang dikembangkan oleh Schwartz dan perusahaannya.

Ada banyak skenario yang dibahas dalam laporan tersebut.

Salah satu yang cukup menarik perhatian publik dikemudian hari adalah tentang “Lock Step”. (https://www.gracevanberkum.com/post/2010-rockefeller-lock-step-document-coming-to-life-right-now-time-to-wake-up)

Apa isinya?

Berisi tentang kontrol pemerintahan dunia yang lebih ketat dan otoriter, dengan inovasi yang dapat membawa dunia pada situasi mencekam.

Sebenarnya laporan ini bukan barang baru bagi yang pernah mempelajari pemrograman prediktif.

Secara detail, Schwartz menyatakan: “Di tahun 2012, pandemi yang telah diantisipasi oleh dunia selama bertahun-tahun, akhirnya terjadi lagi. Tidak seperti H1N1 2009, jenis influenza baru ini – yang berasal dari angsa liar – bersifat ganas dan mematikan.”

“Bahkan negara-negara yang paling siap akan situasi pandemi sekalipun akhirnya kewalahan ketika virus tersebut melanda seluruh dunia, dan menginfeksi hampir 20% populasi global dan membunuh 8 juta orang hanya dalam waktu tujuh bulan.”

Schwartz menambahkan, “Pandemi tersebut memiliki efek mematikan pada sisi ekonomi, mobilitas internasional baik orang maupun barang, menghentikan dan melemahkan proses industri seperti pariwisata serta memutus rantai pasokan global.”

“Toko-toko yang biasanya ramai serta gedung-gedung perkatoran akan kosong selama berbulan-bulan, tanpa karyawan dan pelanggan.”

Sampai sini, skenario menjadi menarik karena beberapa informasi yang telah dikemukakan, belakangan terjadi.

“Selama pandemi, para pemimpin dunia memberlakukan aturan seperti pemakaian masker wajah hingga pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk ruang komunal seperti: stasiun kereta api dan supermarket.”

“Saat pandemi berlangsung, akan ada pengawasan yang intensif dari otoritas yang berwenang. Dan pengawasan yang intensif tersebut akan mengambil banyak bentuk, seperti ID biometrik untuk semua warga negara demi stabilitas dan kepentingan nasional.”

Gegerlah dunia internasional menanggapi laporan Schwartz tersebut.

Gimana, nggak?

Beberapa sudah kejadian. Yang paling gampang adalah bagaimana situasi pandemi akhirnya ditetapkan, lengkap dengan atribut dan aturan yang dibuat banyak negara yaitu lockdown.

Protokoler tentang pemakaian masker wajah hingga pemeriksaan suhu tubuh, juga sudah terjadi.

Hal yang sama juga terjadi pada pertokoan dan perkantoran yang terpaksa ditutup selama berbulan-bulan, karena nggak ada customer yang datang berkunjung.

Apakah ini kebetulan belaka?

Silakan simpulkan sendiri.

Cuma ada beberapa point yang belum terjadi saat ini, mengacu pada skenario tersebut.

Pertama tentang langkah antisipasi yang belum diambil oleh banyak negara untuk menghentikan laju penyebaran COVID-19.

Kedua, tentang teknis penggunaan ID biometrik.

Apakah kedua hal tersebut tidak akan terjadi?

Tentang hal tersebut saya pernah mengulasnya. (baca disini)

Satu yang pasti, saat ini media mainstream tengah menggiring opini publik untuk menerima vaksinasi sebagai solusi utama dalam menanggulangi pandemi tersebut.

Coba tanya kepada setiap orang, apa harapan ke depannya? Nggak lain adalah bagaimana caranya agar situasi ini cepat berakhir. Dan orang mulai tidak mempedulikan dengan agenda utama untuk vaksinasi global yang diusung oleh BG dan kelompoknya.

Dan kalo benar skenario Schwartz berlanjut, maka akan ada program sisipan ID2020 yang akan masuk melalui vaksinasi global tersebut, berupa nano chip.

Apa tujuan akhirnya?

Mengganti uang tunai dengan uang elektronik, dimana teknologi 5G lah yang sangat diperlukan untuk mendukung suksesnya rencana ini.

Padahal vaksinasi global tersebut bisa dipastikan nggak bakalan aman. Siapa juga yang bisa jamin keamanannya jika vaksin tersebut disediakan oleh Big Pharma?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Apakah ini yang ada di alkitab bang ndaru. Tertukis akan ada penanaman chipd dimulai era 666. Kalau semua yang saya baca arah tukisan bang ndaru ke arah itu

  2. diatas disebut soal jaringan 5G, sdikit oot mgkn bang, apa ini alasannya ada pihak yg kurang berkenan waktu huawei China kebanjiran proyek jaringan 5G di eropa?

error: Content is protected !!