Misteri Tetaplah Misteri (*Bagian 3)


530

Misteri Tetaplah Misteri (*Bagian 3)

Oleh: Ndaru Anugerah – 12122023

Pada bagian pertama dan kedua tulisan, kita sudah bahas tentang spirit damai dan semangat anti-kolonialisme yang diusung oleh seorang JFK.

Bahkan pada banyak kesempatan, JFK menentang skenario pengerahan pasukan AS dalam menyelesaikan konflik dengan negara yang tidak sejalan dengan garis kebijakan Washington. (baca disini dan disini)

Bukan hanya kita, bahkan JFK juga sadar bahwa dirinya ada dalam bahaya besar karena dianggap sebagai pemimpin mbalelo yang tidak bisa disetir oleh kartel Ndoro besar yang menginginkan AS sebagai polisi dunia dalam dunia unipolar.

Lalu apa yang terjadi?

Berbicara di American University pada 10 Juni 1963, JFK menegaskan tentang niatannya untuk penghapusan total senjata nuklir serta menyerukan niatannya untuk mengakhiri perang dingin dengan blok sosialis. (https://ratical.org/ratville/JFK/HWNAU/JFK061063.html)

Makin berani saja langkah yang diambil JFK.

Kemudian JFK juga menandatangani perjanjian larangan uji coba terbatas senjata nuklir dengan rekan sosialis-nya, Nikita Khrushchev. (https://2009-2017.state.gov/t/avc/trty/199116.htm)

Selanjutnya pada Oktober 1963, JFK menandatangani Memorandum Aksi Keamanan Nasional 263 yang intinya memberi arahan untuk menarik 1000 personil militer AS dari Vietnam di akhir tahun dan penarikan penuh pasukan AS di akhir tahun 1965.

Ini dikenal sebagai Exit Strategy seorang JFK dalam mengakhiri status perang AS di Vietnam. (https://www.bostonreview.net/articles/galbraith-exit-strategy-vietnam/?_ga=2.68866328.823709489.1501789269-2129472369.1501789269&_ga=2.68866328.823709489.1501789269-2129472369.1501789269)

Apakah seorang JFK bergerak sendirian atau ada companion-nya?

Nggak juga. Ada sederet nama penting yang terlibat dalam gerakan mewujudkan perdamaian global, mulai dari Nikita Khrushchev, Norman Cousins hingga Paus Yohanes XXIII dan Fidel Castro. (https://openlibrary.org/works/OL4216711W/The_improbable_triumvirate)

Dan semua langkah catur yang dibuat JFK, jelas merupakan tindakan pembangkangan bagi CIA dan jenderal-jenderal pemting di Pentagon yang selalu haus perang. Dengan kata lain, JFK secara nggak langsung membuka ‘front pertempuran’ dengan lengan deep state.

Wajar jika dalam beberapa kesempatan JFK menyatakan kemungkinan kudeta militer atau pembunuhan terhadap dirinya.

Pada malam sebelum perjalanannya ke Dallas, JFK berkata kepada istrinya, “Jackie, jika seorang ingin menembakku dari jendela, percayalah itu nggak ada yang bisa menghentikannya.” Seakan JFK mendapat pertanda buruk yang akan menimpanya saat kunjungan ke Dallas. (https://archive.org/details/johnnywehardlykn0000odon)

Singkat cerita, JFK ditembak mati saat kunjungan terakhirnya di Dallas pada 22 November 1963.

Siapa eksekutornya?

Media mainstream terus mendengungkan bahwa Lee Harvey Oswald-lah sosok yang mengakhiri hidupnya.

Pertanyaannya: apa iya? Apakah itu masuk akal? (baca disini)

Satu hal yang perlu anda pahami, bahwa CIA telah lama menggunakan media mainstream sebagai sarana membentuk opini publik (corong propaganda). Ini dikenal sejak Operasi Mockingbird, dengan cara menempatkan pejabat CIA pada posisi penting di outlet media mainstream tertentu. (https://www.theblackvault.com/documentarchive/operation-mockingbird/)

“CIA mengontrol semua informasi yang dianggap penting pada media, termasuk pada bidang sastra, seni, budaya populer hingga berita,” ungkap jurnalis senior, Frances Stonor Saunders. (https://redstarpublishers.org/CulturalColdWar.pdf)

Kalo sudah begini, ngapain anda repot-repot percaya pada content berita yang dibawa media mainstream, termasuk orang yang dinarasikan telah menembak mati JFK?

Berdasarkan klaim selama ini, merujuk pada Komisi Warren yang didaulat untuk menyelidiki penembakan JFK, sang presiden meregang nyawa karena telah ditembak oleh seorang mantan marinir bernama Lee Harvey Oswald.

“Setidaknya tiga peluru telah ditembakkan dari lantai 6 Texas School Book Depository, ketika mobil Kennedy sudah lewat dua ratus lima puluh kaki menjauh darinya,” begitu kurleb-nya. Apakah ini nggak terlalu jauh untuk menembak bagi seorang Oswald yang bukan snipper? (https://ratical.org/ratville/JFK/FalseMystery/TheWarrenReport.html)

Padahal bukti video dengan jelas menunjukkan bahwa JFK ditembak dari arah depan kanan dan sebuah peluru mengenai kepalanya. Situasi ini menyebabkan Jacqueline Kennedy panik sehingga bergerak ke arah bagasi mobil yang ada posisi belakang. (https://archive.org/details/ZapruderFilmSlowMotion)

Mana yang lebih masuk akal, anda lihat buktinya langsung atau anda percaya narasi yang dibuat Komisi Warren?

Let’s say, anda berkeyakinan bahwa Oswald-lah pembunuh JFK.

Pertanyaan selanjutnya, apakah Oswald bergerak sendirian atas inisiatif pribadinya dalam membunuh JFK ataukah ada faktor lain yang mendorong dirinya untuk melakukan hal itu?

Ini perlu diungkap mengingat lengan deep state, CIA sudah lama merasa ‘gerah’ dengan kepemimpinan JFK di AS selama ini.

Apakah sosok Oswald nggak punya hubungan dengan lengan deep state tersebut?

Pada bagian terakhir tulisan, kita akan membahasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!