Makin Aneh Saja


508

Makin Aneh Saja

Oleh: Ndaru Anugerah

Beberapa hari yang lalu, perusahaan farmasi Rusia yang bernama Pharmasyntez, selaku produsen Sputnik Light, mengungkapkan rencananya untuk memproduksi obat Kopit bagi Rusia. Obat tersebut merupakan kombinasi nirmatrelvir dan ritonavir.

Anda perlu tahu bahwa Kemenkes Rusia sudah memasukkan obat tersebut ke dalam daftar perawatan Kopit yang dipakai di Rusia sejak akhir 2021 silam. (https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/some-russian-drugmakers-focus-export-oriented-sputnik-light-shot-2021-06-08/)

Apakah ini obat baru?

Nggak juga, karena baik nirmatrelvir dan ritonavir, keduanya adalah obat antivirus yang telah dikembangkan oleh Pfizer dengan merek dagang Paxlovid.

Agar obat ini bisa diakses oleh penduduk di seluruh dunia, Pfizer mengadakan kemitraan dengan lusinan pembuat obat generik di seluruh dunia.

Ini perlu dilakukan agar Paxlovid bisa diproduksi secara generik. Dengan harga murah, otomatis ketersediaan obat bisa diakses semua orang. Selain itu, pengobatan pasien Kopit dengan menggunakan Paxlovid, diklaim manjur terutama bagi individu yang berisiko terhadap Kopit. (https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/generic-drugmakers-sign-make-cheap-version-pfizer-covid-pill-2022-03-17/)

Dengan skema ini, menjadi wajar jika kemudian pemerintah Rusia kasih ijin bagi Pfizer untuk uji klinis penggunaan Paxlovid di negaranya, meskipun program ini kemudian dihentikan, akibat operasi militer khusus yang dilancarkan Rusia pada Ukraina. (https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/pfizer-conduct-trials-antiviral-covid-19-pill-russia-2021-11-16/)

Kalo kemudian Pharmasyntez berencana membuat obat Kopit yang selaras dengan obat Pfizer dan otoritas kesehatan di Rusia kasih ‘green-light’, itu artinya Rusia nggak ‘keberatan’ terhadap skenario plandemi milik sang Ndoro besar, alias punya komitmen yang sama.

Sekarang kita mau telisik lebih dalam, apakah benar bahwa Paxlovid dapat mengobati pasien Kopit seperti klaim yang telah diberikan?

Berdasarkan informasi yang beredar, salah satu komponen Paxlovid, yakni ritonavir adalah obat yang biasa digunakan untuk pasien penderita HIV. (https://www.cnbc.com/2021/11/05/pfizer-says-its-covid-pill-with-hiv-drug-cuts-the-risk-of-hospitalization-or-death-by-89percent.html)

Jadi, kalo ritonavir dikombinasikan dengan nirmatrelvir dan menghasilkan nama baru Paxlovid sebagai obat oral, fungsinya nggak lain sama dalam mengatasi penyakit HIV yang dimiliki pasien (sistem kekebalan tubuhnya).

Satu yang pasti, FDA sebagai otoritas obat-obatan di AS sana, telah kasih ijin pada Paxlovid untuk bisa digunakan bagi warga AS atas nama status ‘darurat’. (https://www.pfizer.com/news/press-release/press-release-detail/pfizer-receives-us-fda-emergency-use-authorization-novel)

Terus, masalahnya dimana?

Paxlovid punya risiko dalam mendatangkan resistensi bagi para penderita HIV jika nekat digunakan. (https://twitter.com/mik_glass/status/1483278365402583040)

Kita perlu waspada tentang hal ini, mengingat vaksin berbahan dasar adenovirus 5 (ad5), yang kini banyak dipakai di banyak negara, justru punya kemungkinan untuk meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi HIV. (https://www.forbes.com/sites/roberthart/2020/10/20/researchers-warn-some-covid-19-vaccines-could-increase-risk-of-hiv-infection/?sh=79d657363740)

Dan coba tebak, kira-kira vaksin apa yang berbahan dasar adenovirus 5?

Saya pikir saya nggak perlu kasih jawabannya ke anda karena anda bisa menebaknya. Ini saya kasih link-nya kalo anda penasaran apa jawabannya. (https://www.nature.com/articles/s41587-020-00804-4)

Keanehan nggak berhenti cukup sampai disini, karena China juga mengambil kebijakan yang kurleb sama dengan Rusia dalam memberikan ijin edar obat Paxlovid buatan Pfizer.

Apa alasannya?

Karena obatnya dinilai aman dan efektif untuk digunakan bagi warga Tiongkok. Dan ini adalah obat luar negeri pertama yang disetujui oleh otoritas kesehatan Beijing. (https://www.scmp.com/news/china/science/article/3169932/coronavirus-chinese-state-owned-firm-signs-deal-pfizer-supply)

“Paxlovid akan digunakan bagi orang dewasa dengan Kopit ringan hingga sedang, termasuk orang tua dan pasien dengan masalah ginjal kronis, penyakit jantung, paru-paru kronis, hingga diabetes,” begitu kurleb-nya. (https://twitter.com/China4Tech/status/1506477161720389638)

Ini jelas kontras dengan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa ritonavir punya efek samping yang bisa mendatangkan diabetes dan batu ginjal, jika digunakan. (https://clinicalinfo.hiv.gov/en/drugs/ritonavir/patient)

Bayangkan jika penderita diabetes atau batu ginjal terkena Kopit, lalu diberikan treatment menggunakan Paxlovid yang justru mendatangkan masalah pada kedua penyakit tersebut, apa yang akan terjadi pada orang tersebut?

Terlepas dari semua itu, satu yang bisa disimpulkan: baik Rusia dan China, keduanya malah memajukan agenda yang telah disodorkan oleh sang Ndoro besar, dan bukan malah menentangnya.

Bukankah ini hal yang membagongkan jika keduanya dianggap sebagai poros perlawanan?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!