Bukti Yang Nggak Pernah Ada


520

Bukti Yang Nggak Pernah Ada

Oleh: Ndaru Anugerah

Apa yang dikatakan tentang vaksin Kopit berbasis m-RNA yang ada pada Pfizer dan Moderna yang banyak dipakai di penjuru dunia, utamanya di AS sana?

Dikatakan bahwa kedua vaksinnya mujarab. Efikasi dan efektivitas juga menunjang hal tersebut, apalagi dalam melawan varian Omicron. (https://www.aljazeera.com/news/2022/1/22/boosters-90-effective-against-omicron-hospitalisations-study)

Setidaknya itu yang akan anda dapatkan jika rujukan yang anda baca adalah media mainstream.

Bahkan demi memperkuat status kemujaraban vaksin tersebut, CDC sampe-sampe buat klaim bahwa vaksin m-RNA yang membawa materi genetik ke tubuh manusia, nggak otomatis terintegrasi ke dalam DNA orang tersebut. (https://www.cdc.gov/vaccines/covid-19/hcp/viral-vector-vaccine-basics.html)

Nggak hanya itu, CDC juga menyatakan dalam laman resminya bahwa m-RNA tidak pernah memasuki inti sel tempat DNA (bahan genetik) seseorang jika disuntikkan, sehingga tidak dapat mengubah atau mempengaruhi gen-gen manusia yang menerima suntikkan tersebut. (https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/different-vaccines/mrna.html)

Aliasnya, CDC mau klaim bahwa vaksin m-RNA nggak akan mengubah materi genetik seseorang jika disuntikkan, seperti banyak tudingan banyak pakar kesehatan selama ini, sehingga aman untuk digunakan. (baca disini disini, dan disini)

Apa iya?

Atas klaim CDC tersebut, seorang warga AS yang bernama Roger Andoh, menanyakan perihal data penelitian penunjang atas klaim yang diberikan CDC, bahwa vaksin m-RNA nggak akan mengubah struktur DNA seseorang jika disuntikkan.

Ini permintaan yang wajar, mengingat ada UU yang memperbolehkan warga negara AS untuk menanyakan hal itu. Freedom of Information, istilahnya. (https://www.icandecide.org/wp-content/uploads/2022/03/IR0482-CDC-Documentation-supporting-mRNA-EB.pdf)

Lantas apa tanggapan CDC?

Sungguh mengejutkan. “Kami gagal mengungkapkan dokumen berdasarkan permintaan yang anda layangkan.” (https://www.icandecide.org/wp-content/uploads/2022/03/1188-Final-Response-Letter.pdf)

Singkatnya, semua klaim terkait vaksin m-RNA yang diberikan CDC selaku otoritas kesehatan di AS, nggak ada data penunjang-nya yang bersifat ilmiah alias opini semata.

Ini sungguh fatal, mengingat dengan kliam tersebut, bukan saja warga AS, tapi semua orang yang memakai vaksin berbasis m-RNA, percaya bulat-bulat bahwa vaksin-nya aman dan nggak akan menyebabkan kerusakan genetik pada tubuh seseorang jika disuntikkan.

Padahal, banyak pakar kesehatan telah mengkritisi vaksin Kopit berjenis m-RNA yang berpotensi merusak DNA (materi genetik) seseorang, jika disuntikkan.

Atas serangan ini, pasukan fact checker diterjunkan.

Pada tataran teknis, semua pihak tanpa terkecuali, yang meragukan vaksin m-RNA utamanya dalam merubah struktur gen seseorang, akan diberi label sebagai penganut teori konspirasi. (https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-covid-19-vaccine-modify/false-claim-a-covid-19-vaccine-will-genetically-modify-humans-idUSKBN22U2BZ)

Ini jelas konyol, karena CEO Pfizer, Albert Bourla sendiri mengakui bahwa vaksin m-RNA adalah pintu gerbang menuju gene editing alias penyuntingan gen pada tubuh seseorang. (https://www.bitchute.com/video/gXYGRPvtwaii/)

Jadi kalo banyak pihak menyatakan bahwa vaksin m-RNA akan memungkinkan terjadinya perubahan kode genetik pada tubuh seseorang, konspirasinya dimana Bambang??

Masa iya hanya dengan klaim aman, maka anda bisa percaya 100% kalo vaksin-nya aman??

Yang bokir!!

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!