Menghidupi Narasi


511

Menghidupi Narasi

Oleh: Ndaru Anugerah

Plandemi Kopit bisa jadi mulai memudar. Tapi bukan berarti akan dan telah berakhir.

Setidaknya skenario memperpanjang plandemi tetap dijalankan.

Dari mulai memunculkan skenario hadirnya varian baru lengkap dengan atribut ‘nakut-nakutinnya’. (https://www.cnn.com/2023/01/03/health/covid-variant-xbb-explainer/index.html)

Hingga pemberlakuan aturan wajib enjus penguat demi menghentikan penyebaran varian baru tersebut. (https://www.webmd.com/vaccines/covid-19-vaccine/news/20230126/bivalent-booster-helps-prevent-symptoms-omicron-study)

Semua itu sengaja digelar, tujuannya nggak lain untuk mempertahankan skenario plandemi Kopit.

Apa hanya itu yang dilakukan untuk mempertahankan skenario plandemi?

Tentu saja tidak.

Apa anda pernah dengar pengakuan Dr. Jordan Trishton Walker, yang merupakan mantan orang dalam Pfizer, yang banyak beredar di media sosial dan viral akhir-akhir ini?

Adalah jurnalis independen yang menamakan dirinya Project Veritas, yang belakangan merilis sesi wawancara dengan Dr. Walker selaku mantan petinggi di Pfizer.

Dalam wawancaranya tersebut, Dr. Walker mengatakan bahwa Pfizer sengaja memutasi virus Kopit untuk tujuan tertentu. “Pfizer sengaja melakukan evolusi virus terarah guna menciptakan vaksin yang baru,” begitu kurleb ungkapnya. Tujuannya tentu ‘cuan’ semata. (https://twitter.com/Project_Veritas/status/1618405890612420609?ref_src=twsrc%5Etfw)

Kalo anda malas nonton video wawancara Dr. Walker, sekarang coba kita simpulkan, pesan apayang hendak disampaikan melalui rekaman video tersebut?

Pertama bahwa si Kopit adalah virus nyata yang bisa bermutasi. Bukan itu saja, si Kopit ternyata jenis virus yang nggak mudah ditaklukkan karena gampang bermutasi.

Yang kedua, Pfizer punya visi ‘mulia’ untuk menghentikan laju penyebaran virus, dengan mengeluarkan vaksin jenis terbaru.

Singkatnya, narasi hadirnya plandemi Kopit, nyata adanya.

Itu pesan ‘terselubung’ yang hendak disampaikan lewat wawancara dengan Dr. Walker.

Jadi, kalo sekarang anda berdebat bahwa si Kopit hadir karena kebocoran lab di Wuhan atau secara alamiah hadir di dunia, itu sah-sah saja untuk dilakukan. Yang terpenting, si Kopit beneran ada.

Jadi, kalo sekarang anda saling berdebat tentang upaya untuk mencegah Kopit yang paling efektif, baik pakai masker ataupun menjaga jarak, itu sah-sah saja untuk dilakukan. Yang terpenting, si Kopit beneran ada.

Atau misalnya anda berdebat cara efektif menghentikan penyebaran Kopit, apakah dengan menggunakan kebijakan karantina, memakai obat hidroksi klorin ataukah menerapkan strategi suntik massal secara berkala, itu juga sah-sah saja untuk dilakukan. Yang terpenting, si Kopit beneran ada.

Point-nya, selama skenario plandemi Kopit tetap ada, semua yang anda perdebatkan menjadi sah-sah saja untuk dilakukan demi mempertahankan narasi plandemi. Yang terpenting, dalam benak semua orang si Kopit beneran ada.

Lain cerita jika anda menyatakan bahwa si Kopit nggak ada, ataupun anda mempertanyakan keberadaan si Kopit yang nggak lain adalah rebranding penyakit flu, itu JELAS MASALAH.

Selama anda percaya bahwa si Kopit adalah penyakit baru yang berbahaya dan mematikan, sehingga membutuhkan treatment khusus, maka video wawancara Dr. Walker akan terus dibuat demi mempertahankan plandemi.

Sadar nggak sih, dengan melakukan semua itu, anda secara langsung ataupun tidak, punya kontribusi signifikan dalam menghidupi narasi plandemi sang Ndoro besar.

Pilihan ada di tangan anda.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!