Dongeng Yang Dihidupkan (*Bagian 1)


529

Dongeng Yang Dihidupkan (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah – 05112023

Sesaat setelah serangan yang dilakukan Hamas pada Israel, maka bisa ditebak bahwa negara Zionis tersebut langsung menggelar konferensi pers yang intinya mereka adalah korban atas serangan tersebut.

Meskipun serangan balasan Israel pada jalur Gaza, faktanya memakan lebih banyak korban jiwa. (https://www.theguardian.com/world/live/2023/oct/12/israel-hamas-war-live-updates-biden-hamas-attack-holocaust-gaza-displaced-palestine)

Dan kata-kata sakti yang selalu dikumandangkan Israel atas serangan apapun yang menyasar warga negaranya sebagai holocaust.

“Ini adalah upaya untuk membasmi warga Israel layaknya aksi yang dilakukan pasukan Nazi pada Yahudi di Eropa pada Perang Dunia II,” begitu kurleb. (https://apnews.com/article/israel-hamas-us-biden-blinken-99eb4063edabc80fa1fa198fb0bb020e)

Jadi, kalo ada serangan apapun yang menyasar warga Israel, maka itu akan dianggap sebagai holocaust. Otomatis, siapapun yang melakukan aksi tersebut bakal dianggap sebagai pasukan Nazi yang berkeinginan agar warga Yahudi dihapuskan dari muka bumi.

Memangnya ap aitu holocaust?

Berdasarkan definisinya, holocaust adalah upaya genosida yang menyasar kaum Yahudi Eropa yang dilakukan oleh pasukan Nazi Jerman. Berdasarkan klaimnya, ada sekitar 6 juta Yahudi yang dibantai oleh pasukan Hitler tersebut. (https://en.wikipedia.org/wiki/The_Holocaust)

Kalo ada orang yang mempertanyakan kebenaran perihal narasi holocaust tersebut, maka orang tersebut akan dicap sebagai holocaust denial. “Holocaust itu benar adanya, karenanya tidak perlu dipertanyakan lagi kebenarannya.”

Pertanyaan mendasar: apakah benar holocaust demikian adanya?

Coba kita kulik, yah.

Salah satu sumber yang paling sering dikutip sebagai klaim pembunuhan massal atas kaum Yahudi Eropa dengan menggunakan gas beracun adalah pernyataan yang diungkapkan mantan perwira SS Nazi yang bernama Kurt Gerstein.

Makanya, pernyataan itu sering dianggap sebagai pernyataan Gerstein, yang konon berdasarkan laporannya menyaksikan pembunuhan massal tersebut dimana pasukan Nazi menggunakan gas beracun pada kamp-kamp konsentrasi Yahudi Eropa yang ada di Polandia. (https://encyclopedia.ushmm.org/content/en/article/kurt-gerstein)

Ada satu kelemahan disini, mengingat laporan yang diberikan Gerstein ada banyak versi dan bukan satu jenis saja.

Tapi para pendukung klaim Holocaust nggak pernah mengulas sisi ini. Misalkan, saat Gerstein melakukan revisi atas apa yang telah dilaporkannya. Kisah itu nggak pernah diungkap.

Atau bagian dimana Gerstein melakukan upaya gantung diri di sel penjara sehingga dirinya nggak pernah bisa bersaksi di pengadilan, ini juga nggak pernah diungkapkan oleh pendukung narasi Holocaust.

Bagaimana mungkin sesuatu yang belum terbukti benar (lewat proses di persidangan), bisa diklaim sebagai kebenaran yang bersifat mutlak? (https://www.thoughtco.com/kurt-gerstein-german-spy-in-the-ss-1779659)

Memangnya apa saja butir pernyataan yang diungkapkan Gerstein?

Salah satunya adalah laporan yang menyatakan ada sekitar 40 juta orang telah dibunuh dengan menggunakan gas beracun. Tapi angka itu masih ambigu, karena 40 juta itu apakah semuanya Yahudi atau bukan, nggak ada klarifikasinya.

Mungkin karena dianggap terlalu bombastik, Gerstein merevisi laporannya dengan menyatakan bahwa total kematian Yahudi Eropa diperkirakan hanya sekitar 25 juta saja. Nah lho, mana yang benar, 40 juta atau 25 juta? (https://muse.jhu.edu/article/846189/pdf)

Lalu ada lagi pengakuan janggal seorang Gerstein. Menurutnya, dia pernah melihat 8 kamar gas dan segunung pakaian setinggi 35-40 meter, saat mengunjungi Treblinka.

Dengan asumsi tersebut, jika misalkan tinggi bangunan di Polandia setara dengan 2,66 meter, maka ada sekitar 15 lantai jumlah tumpukan pakaian para korban, seperti yang diklaim Gerstein.

Pertanyaannya: bangunan mana di kamp konsentrasi yang ada di Polandia saat itu, yang mencapai ketinggian 15 lantai? Kan nggak ada.

Artinya apa? Klaim Gerstein diragukan keabsahannya.

Berikutnya klaim Gerstein yang menyatakan dirinya pernah hadir dalam kamp konsentrasi di Belzec, Polandia dan menyaksikan adanya kamar gas beracun. “Orang-orang saling menginjak, 700-800 orang di ruangan seluar 25 meter persegi atau 45 meter kubik,” begitu kurleb-nya.

Dengan kata lain, dalam setiap meter kubik, ada sekitar 28-32 tawanan di dalamnya. Apakah pernyataan ini masuk akal?

Dan para pendukung dongeng Holocaust tahu, bahwa ada yang janggal dengan laporan Gerstein.

Karenanya, demi menghidupi narasi tersebut, muncullah Harvest of Hate yang ditulis oleh Leon Poliakov di tahun 1951. Dalam karyanya tersebut, jumlah orang yang mendiami kamar gas diubah menjadi 7 – 9 orang saja per meter perseginya, dengan total luas 93 meter persegi. (https://archive.org/details/harvestofhatenaz00poli)

Di sisi yang lain, Gerstein juga menyatakan bahwa kamar gas yang dilihatnya menggunakan gas beracun yang diaktifkan menggunakan mesin diesel. “Mayat korban menjadi biru akibat gas karbon monoksida tersebut,” ungkapnya.

Tapi ini sangat aneh, mengingat orang yang keracunan gas karbon monoksida, tubuhnya akan berwarna merah ceri dan bukan berwarna biru. Apakah Gerstein menderita sakit katarak saat itu?

Dan yang terakhir, ada lagi pernyataan Gerstein yang mengklaim adanya kunjungan Hitler ke wilayah Lublin pada Agustus 1943, yang menurut catatan sejarah nggak pernah terjadi.

Lantas, siapa yang berkunjung ke Lublin di tahun 1943?

Apakah saya perlu pinjam seratus dulu agar bisa tahu kebenarannya?

Singkatnya, semua fakta ini nggak pernah diungkapkan oleh para pendorong teori Holocaust, bukan? Padahal kita ketahui laporan Gerstein cacat kebenaran dan banyak bohongnya.

Sudah tahu begini, kenapa para pendukung dongeng Holocaust terus menyuarakan hal ini sebagai kebenaran?

Lebih parahnya lagi, di tahun 1955, pemerintah Jerman mengamatkan agar sekolah mereka mengajarkan pengakuan Gerstein kepada semua anak sekolah. Luar biasa! (https://archive.org/details/destructionofeu00hilb)

Bukankah ini cukup menggelikan?

Di bagian nanti, kita akan bahas kejanggalan narasi Holocaust yang lain.

Semoga saya punya cukup waktu untuk membahasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!