Vaksin Big Pharma untuk Anak?


522

Vaksin Big Pharma untuk Anak?

Oleh: Ndaru Anugerah

Saya pernah memprediksi pada Maret 2020 bahwa vaksin Kopit yang akan digunakan adalah yang berjenis mRNA. Saya bisa mengatakan itu karena memang plandemi Kopit adalah kejadian yang berkaitan erat dengan pengawasan digital. (baca disini dan disini)

Ke depannya, lambat laun semua orang akan memakai vaksin berjenis mRNA agar agenda ID2020 dapat dimanifestasikan. Itulah pentingnya vaksin booster dilakukan.

Alih-alih dianggap sebagai vaksin masa depan yang mampu mengatasi segala varian Kopit, maka mRNA dibalik program booster bakal menemukan jalannya.

Prediksi saya ini akan menemukan pembuktiannya. Percayalah.

Pertanyaaannya: bagaimana dengan vaksin untuk anak-anak?

Sama saja. Mereka juga akan menerima vaksin-vaksin mRNA pabrikan Big Pharma. Dan ini sudah di kick-off di beberapa negara di luar sana, karena WHO sudah kasih green-light. (https://www.who.int/news/item/24-11-2021-interim-statement-on-covid-19-vaccination-for-children-and-adolescents)

Bahkan di AS sana, FDA selaku otoritas berwenang, telah menetapkan vaksin Pfizer sebagai materi enjus utama untuk anak. (https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-authorizes-pfizer-biontech-covid-19-vaccine-emergency-use-children-5-through-11-years-age)

Apa jenis vaksin Pfizer? Ya mRNA.

Atas masalah ini, Dr. Robert Malone selaku penemu teknologi mRNA di tahun 1987 silam, membuat konten video yang isinya berupa peringatan agar anak-anak tidak menggunakan vaksin tersebut pada anak-anak. (https://3speak.tv/watch?v=pandemichealth/lsdpodis&jwsource=cl)

Selaku ilmuwan, apa data yang dikemukakan Dr. Malone terhadap vaksin mRNA?

Anda perlu tahu, bahwa Dr. Malone bukanlah anti-vaxxer. Jadi dirinya telah disuntik vaksin Kopit. Dan dia juga peduli akan cara mengobati penyakit menular, dengan menciptakan sesuatu yang aman dan efektif untuk digunakan. Vaksin mRNA adalah salah satu kontribusinya.

Namun, saat vaksin mRNA digunakan pada anak, dia terpaksa ‘buka suara’ karena keprihatinannya.

Menurut Dr. Malone, saat vaksin mRNA disuntikkan pada anak, maka vaksin tersebut akan mampu memaksa tubuh anak untuk membuat protein lonjakan yang beracun.

Ini sering menyebabkan kerusakan permanen pada organ penting anak dari mulai: otak dan sistem saraf, jantung dan pembuluh darah, sistem reproduksi hingga memicu perubahan mendasar pada sistem kekebalan tubuh mereka.

Parahnya, begitu suntikkan dilakukan, kerusakan yang ditimbulkan dalam tubuh NGGAK AKAN BISA DIPULIHKAN SEPERTI SEDIAKALA.

Kenapa ini bisa terjadi?

Dr. Malone menambahkan bahwa ideal-nya vaksin ini butuh setidaknya 5 tahun untuk pengembangan sebelum digunakan. Dengan rentang waktu yang cukup maka akan diketahui bahaya dan risiko dari vaksin tersebut.

Nah ini, boro-boro 5 tahun, karena dalam hitungan bulan sudah langsung dipakai dan dikatakan aman dan efektif. Darimana ceritanya?

Sebagai penutup Dr, Malone bilang, “Tanyakan diri anda sendiri, apakah anda ingin anak anda menjadi bagian dari eksperimen medis paling radikal dalam sejarah manusia?”

Ini yang ngomong penemu teknologi mRNA yang kini digunakan pada vaksin lho ya. Kalo dia saja sebagai penemu sudah kasih peringatan, bukankah ada yang salah pada vaksin Big Pharma tersebut? (https://www.nature.com/articles/d41586-021-02483-w)

Bukan begitu, Malih?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!