Membunuh Kopit?


508

Membunuh Kopit?

Oleh: Ndaru Anugerah

“Sepertinya fase endemi akan segera terjadi di sini,” begitu ungkap seorang pada sebuah bincang-bincang dengan temannya.

Kalo bicara ‘sepertinya’, semua orang juga bisa mengatakannya. Yang diperlukan bukan ilmu kiralogy alias ilmu kira-kira, tapi prediksi yang tepat tentang kapan plandemi akan diakhiri oleh sang sutradara yang ada di balik layar.

Kok sutradara di balik layar?

Karena semua ini hanya setting-an dari sang puppeteer.

Ingat saat Bill Gates memperingatkan kita jauh-jauh hari (di tahun 2015) sebelum plandemi Kopit menghantam dunia. “Kita belum siap dalam mengantisipasi epidemi global, jika itu terjadi.” (https://www.ted.com/talks/bill_gates_the_next_outbreak_we_re_not_ready/transcript?language=dz)

Ajaibnya, 5 tahun kemudian, plandemi Kopit melanda dunia, dan kita memang nggak siap dalam mengantisipasinya, sesuai prediksi yang dibuat BG. Hebat, bukan?

Dan dalang yang sama kita kembali meramalkan akhir skenario si Kopit, yang akan terjadi pada tahun 2022 ini. (https://www.bloomberg.com/news/articles/2021-12-07/bill-gates-thinks-acute-phase-of-pandemic-will-end-in-2022)

Bagi saya, skenario endemi memang akan dieksekusi dalam waktu dekat. Tentang ini saya pernah buat analisanya. (baca disini dan disini)

Setidaknya, ada 2 sumber rujukan yang bisa menjawab skenario ini. Pertama peta jalan untuk hidup berdampingan dengan si Kopit, dan kedua jalan yang diambil oleh AS dalam mengentaskan plandemi Kopit.

Kita coba bahas, apa isi kedua sumber rujukan tersebut.

Belakangan ini, jagat dunia maya dikagetkan dengan hadirnya road map yang berisi rencana untuk mengakhiri plandemi dengan hidup berdampingan dengan si Kopit. (https://www.covidroadmap.org/)

Pada tataran teknis, dokumen setebal 136 halaman tersebut, ditulis oleh beberapa orang yang juga mendapat ‘bantuan’ dari Rockefeller. “Peta jalan ini diperlukan untuk membawa kita ke kondisi ‘normal’ berikutnya,” demikian kurleb-nya. (https://www.covidroadmap.org/new-page-2)

Siapa mereka sebenarnya?

Selidik punya selidik, ada satu nama yang mungkin cukup familiar untuk anda semua. Dia adalah Yehezkiel J. Emanuel yang menjabat sebagai Wakil Rektor untuk Inisiatif Global di Universitas Pennsylvania, sekaligus sebagai mantan Anggota Dewan Penasihat C-19 pada masa transisi di era Joe Biden. (https://www.rockefellerfoundation.org/news/leading-health-experts-offer-roadmap-for-how-americans-can-safely-resume-normal-activities-as-covid-becomes-endemic/)

Jadi kalo peta jalan itu dirilis atas ‘restu’ Rockefeller lewat ‘orangnya’ Biden, rasanya nggak berlebihan jika kita memakainya sebagai rujukan.

Sedangkan rujukan kedua adalah rencana AS dalam membentuk dewan nasional guna mengembalikan warga AS agar bisa beraktivitas ‘normal’ seperti sediakala.

Covid plan dibutuhkan untuk mengembalikan AS ke rutinitas normal, sambil melindungi orang agar tak terkena Kopit, mengantisipasi varian baru serta mencegah pentupan ekonomi dan juga sekolah,” demikian kurleb-nya. (https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2022/03/NAT-COVID-19-PREPAREDNESS-PLAN.pdf)

Guna menyukseskan rencana ini, Biden bahkan meminta Big Tech untuk lebih mengintensifkan upaya pencegahan atas misinformasi seputar Kopit pada platform mereka. (https://www.nytimes.com/2022/03/03/technology/surgeon-general-covid-misinformation.html)

Apa tujuannya?

Nggak lain untuk melakukan sensor selain mendata siapa saja yang ‘termakan’ informasi yang salah tersebut, plus upaya yang dilakukan sebagai tindak pencegahan. (https://merylnass.substack.com/p/the-surgeon-general-calls-on-big?token=&s=r)

Jadi, kalo anda biasa koar-koar di platform Big Tech utamanya dalam ‘menyerang’ narasi Kopit, siap-siap saja untuk menanggung konsekuensinya.

Saya harap anda paham akan skenario menuju endemi yang memang dikehendaki sang sutradara. Tapi, itu bukan berarti bahwa si Kopit akan mati selamanya. Akan ada plandemi susulan.

Diperlukan badan multilateral untuk menjalankan agenda plandemi selanjutnya. (baca disini)

Kelak plandemi susulan terjadi, maka penanganan-nya akan jauh lebih ‘sistematis’ ketimbang saat ini. Jika anda bisa lolos dari enjusan m-RNA kali ini, percayalah bahwa besok hal itu akan jadi kesempatan bagi anda untuk ‘menerimanya’.

Dan itu nggak butuh persetujuan anda.

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. bang, seperti dunia yg mau diatur ulang, web abang perlu diatur ualang deh. artikel barunya ndak perjnah muncul di atas bang. mesti nyari2 tanggalnya buat liat artiikel terbarunya. memulai hari mesti baca artikel dari abang.

error: Content is protected !!