Lemahnya Asumsi


508

Lemahnya Asumsi

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada beberapa WAG belakangan ini, banyak ajakan untuk melakukan vaksinasi. Bahkan ada beberapa yang menawarkan iminh-iming hadiah alias doorprize, dengan harapan mau segera disuntik.

Memang apa sih tujuan utama seseorang divaksinasi?

Untui mencapai kekebalan kawanan alias herd immunity.

Kondisi ini akan tercapai DENGAN ASUMSI bahwa minimal 70% penduduk seuatu wilayah/negara, telah divaksinasi. Dengan asumsi tersebut maka Jokowi pasang target pada program vaksinasi yaitu sekitar 70% penduduk Indonesia yang setara berjumlah 181,5 juta, akan selesai divaksin pada akhir tahun 2021 mendatang.

“Kalau 70% masyarakat Indonesia sudah disuntik vaksin, nanti akan terjadi kekebalan komunal. Artinya, covid mau datang, (akan) mental, tertolak, tidak bisa menularkan lagi dari orang ke orang,” demikian ungkapnya.

Jadi, kekebalan kawanan yang hendak dicapai sebenarnya, agar masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan normal dan aman. (https://www.tagar.id/apa-itu-herd-immunity-yang-sedang-dikejar-presiden-jokowi)

Lantas kenapa Jokowi menetapkan target 70%? Dasarnya apa?

Lagi-lagi asumsi yang dipakai WHO sebagai rujukannya. Mereka menegaskan bahwa dibutuhkan sekitar 60-70% populasi yang divaksin, guna mencapai status kekebalan kawanan. Aliasnya: apa kata WHO, maka otomatis begitu juga apa kata Jokowi. (https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/media-resources/science-in-5/episode-1)

Tokoh kesehatan berpengaruh di AS yang bernama Dr. Anthony Fauci juga menyatakan hal yang kurleb sama. Cuma, karena HANYA ASUMSI semata, maka nada bicaranya nggak konsisten alias mencla-mencle.

Awalnya di tahun 2020, Dr. Fauci bilang dibutuhkan sekitar 60-70% populasi yang divaksin, guna menyebabkan kekebalan kawanan. (https://www.cnbc.com/2020/08/13/the-death-toll-would-be-enormous-fauci-says-of-herd-immunity-to-coronavirus-in-the-us.html)

Namun belakangan, angkanya direvisi, menjadi 75% hingga 85%. (https://www.cnbc.com/2020/12/16/dr-fauci-says-us-could-return-to-normal-by-mid-fall-if-most-people-get-covid-vaccine.html)

Ini mirip dengan tebak-tebakan angka togel yang bakal keluar, mengingat nggak ada rujukan sains-nya tetapi hanya mengandalkan jigong alias ASUMSI SEMATA.

Besok-besok, kalo angkanya berubah menjadi 100%, jadi sah-sah saja. Lha wong namanya asumsi?

Sekarang kita cek, benarkah asumsi yang dikemukakan tersebut?

Kasus di Israel, setidaknya mementahkan asumsi bodong tersebut. (baca disini dan disini)

Meskipun angka yang sudah divaksin mencapai ambang batas kekebalan kawanan, nyatanya Israel kini malah terancam lockdown, didorong oleh munculnya varian Delta. (https://www.jpost.com/israel-news/covid-what-we-know-on-the-new-delta-strain-that-could-lock-down-israel-677432)

Nggak usah jauh-jauh deh. Di Jakarta saja, setidaknya sudah lebih dari 90% warganya yang sudah divaksinasi. (https://www.merdeka.com/jakarta/polda-metro-sudah-90-persen-masyarakat-jakarta-yang-divaksin.html)

Pertanyaannya: apakah status kekebalan kawanan sudah otomatis terbentuk? Bisakah penduduk Jakarta melaksanakan aktivitasnya dengan normal, seperti janji Jokowi?

Lantas apa kesimpulannya?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!