Siapa Bohirnya?


511

Siapa Bohirnya?

Oleh: Ndaru Anugerah – 14052024

7 Oktober 2023. Brigade Izz ad-Din al-Qassam yang merupakan sayap militer Hamas, melancarkan serangan udara ke Israel melalui Jalur Gaza. Kelompok Hamas menyebut serangan tersebut sebagai Operasi Banjir Al-Aqsa. (https://www.aljazeera.com/news/2023/10/7/what-happened-in-israel-a-breakdown-of-how-the-hamas-attack-unfolded)

Peristiwa ini digelar bersamaan dengan hari raya Sukkot di Israel, dimana orang-orang Yahudi merayakan siklus baru pembacaan Taurat, yang jatuh di hari Sabtu. Israel berduka dan menyebutnya sebagai Pembantaian Simchat Torah alias Sabtu Hitam. (https://www.jewishpress.com/news/eye-on-palestine/hamas/death-toll-tops-1200-nearly-3000-wounded-100-abducted-in-shabbat-simchat-torah-war/2023/10/11/)

Sejak kejadian itu, Israel melancarkan serangan balasan secara masif ke Jalur Gaza. Ujung-ujungnya, tindakan ini merugikan warga Palestina yang ada di wilayah tersebut yang menjadi korban keganasan pasukan Israel.

Apakah serangan ini dilakukan Hamas secara terencana untuk menghancurkan pemerintah Israel?

Sebelum jawab pertanyaan ini, kita harus tahu siapa penyandang dana gerakan Hamas. Ini patut ditanyakan untuk mengetahui apa motif Hamas yang sesungguhnya untuk melancarkan serangan. Apakah benar untuk menghancurkan Israel seperti klaim mereka?

Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah (Hamas) banyak mendapatkan dana bantuan luar negeri yang berguna untuk menopang kehidupan warga yang hidup di Jalur Gaza. Bantuan tersebut bisa disalurkan setelah mendapatkan pengawasan dari badan PBB yang bernama UNRWA. (https://www.unrwa.org/)

Berdasarkan data, anggaran tahunan UNRWA saat ini mencapai USD 1,6 miliar yang akan disalurkan pada sekitar 5,9 juta warga di Jalur Gaza, Lebanon, Yordania dan Tepi Barat. Dana tersebut sebagian besar berasal dari Inggris, Uni Eropa dan juga AS. (https://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-56665199)

Terlepas dari bantuan resmi tersebut, situasi ekonomi Gaza makin memburuk sejak Hamas berkuasa di wilayah tersebut. Hal ini bisa terjadi karena adanya blokade udara, darat dan laut yang dilakukan pemerintah Israel dan Mesir.

Dengan adanya blokade tersebut, maka Jalur Gaza adalah salah satu tempat paling miskin yang ada di muka bumi. (https://www.ochaopt.org/content/53-cent-palestinians-gaza-live-poverty-despite-humanitarian-assistance)

Sebagai pemerintah yang berkuasa di Gaza, Hamas memberlakukan pajak di wilayah tersebut khususnya pada sektor perdagangan dan investasi mata uang kripto, selain dukungan keuangan yang diterimanya dari komunitas internasional. (https://apnews.com/article/business-middle-east-israel-foreign-aid-gaza-strip-611b2b90c3a211f21185d59f4fae6a90)

Lalu, siapa saja yang mendanai perjuangan Hamas?

Saat pertama kali mengkonsolidasikan kekuatan politiknya di tahun 2006 silam. Iran sempat keluar omongan untuk mendukung secara finansial. Nggak heran kalo banyak pihak mencibir bahwa Hamas adalah organisasi Sunni yang jadi antek pemerintah Syiah, Iran. (https://www.irishtimes.com/news/iran-pledges-aid-to-hamas-and-issues-warning-to-us-lara-marlowe-in-tehran-1.1039160)

Apakah Hamas adalah antek Iran?

Lembaga think-tank sekelas Council on Foreign Relations (CFR) telah membantah isu tersebut. “Hamas bukanlah boneka Iran,” demikian kurleb-nya. (https://www.cfr.org/interview/iran-supports-hamas-hamas-no-iranian-puppet)

Ini diperkuat saat koalisi pimpinan AS mencoba menggoyang pemerintah Suriah Bashar Assad. Saat itu Hamas mendukung kubu pemberontak yang menyebabkan Iran (selaku pihak yang mendukung rezim Assad) menarik dukungan keuangan dan militer dari kubu Hamas. (http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/palestinianauthority/10091629/Iran-cuts-Hamas-funding-over-Syria.html)

Artinya, Hamas bukanlah organisasi underbouw yang dikendalikan rezim Teheran.

Bagaimana dengan Turki?

Ada bukti yang menyatakan bahwa Turki memberikan sokongan kepada Hamas. Di tahun 2011, Otoritas Palestina melaporkan bahwa Turki melalui Erdogan, telah menyalurkan dana sebesar USD 300 juta kepada Hamas. (https://imemc.org/article/62607/)

Kemudian di tahun 2014, Turki kembali memberi dukungan politis kepada Hamas dengan menyatakan bahwa Hamas bukanlah organisasi teroris. (http://www.jpost.com/Middle-East/Erdogan-Hamas-is-not-a-terrorist-organization)

Bahkan Hamas membuka kantor resminya di Istanbul selain menjalankan operasi dunia maya dan kontra-intelijennya di negara tersebut. (https://www.thetimes.co.uk/article/hamas-running-secret-cyberwar-hq-in-turkey-29mz50sxs)

Selain Turki, Qatar merupakan donatur utama bagi perjuangan Hamas. Dan hubungan ini jauh lebih mesra dari hubungan Hamas ke Teheran. Itulah sebabnya Hamas berpaling dari Iran pada konflik di Suriah, karena faktor kedekatannya dengan Qatar sebagai ‘kasir’nya. (https://www.calcalistech.com/ctechnews/article/lretnzx9l)

Hubungan ini diperjelas saat Shaikh Hamad Al Thani terpilih sebagai Emir Qatar di tahun 2006. Beliau secara terbuka menjanjikan dukungan penuh untuk Hamas. (https://www.aljazeera.com/news/2006/2/27/qatar-amir-pledges-support-to-hamas)

Qatar tercatat telah menggelontorkan dana sekitar USD 1,8 miliar kepada Hamas di tahun 2012 silam, saat sang Emir mengunjungi kelompok Hamas yang ada di Jalur Gaza. (https://www.dw.com/en/who-is-hamas/a-57537872)

Selanjutnya, Hamas menggunakan bantuan tersebut untuk membentengi Gaza dengan infrastruktur bawah tanah (terowongan) yang luas. Ini bisa dilakukan dengan bantuan insinyur dari pemerintah Israel. (https://www.bbc.com/news/world-middle-east-28430298)

Pernyataan yang diungkapkan mantan PM Israel Ehud Barack, mengamini hal ini. “Bunker yang awalnya dibangun oleh konstruktor Israel di bawah al Shifa, (belakangan) telah digunakan sebagai pos komando Hamas.” (https://www.timesofisrael.com/liveblog_entry/barak-causes-storm-by-telling-cnn-israel-helped-build-some-spaces-beneath-shifa/)

Mantan menteri pertahanan Israel, Avigdor Liberman pernah menyatakan di tahun 2019 silam bahwa Israel telah mendanai terorisme untuk melawan dirinya sendiri. Ini diperkuat dengan laporan resmi dari Israel bahwa pemerintahan Zionis tersebut telah menyetujui transfer uang senilai USD 1,1 miliar dari Qatar kepada Hamas antara tahun 2012-2018 silam. (https://www.wral.com/story/suitcases-of-15m-in-cash-from-qatar-bring-relief-for-gaza/17987222/)

Saat Qatar menghentikan bantuan keuangannya pada Hamas di tahun 2019, Yossi Cohen selaku direktur Mossad kala itu justru diminta untuk melobi pemerintahan Doha agar terus mengucurkan dananya kepada kelompok Hamas. (https://www.haaretz.com/middle-east-news/2020-02-24/ty-article/netanyahu-israel-mossad-chief-doha-qatar-continue-hamas-gaza-money-transfer/0000017f-ded8-d856-a37f-ffd88a960000)

Yang paling gamblang adalah pernyataan yang dikemukakan Benjamin Netanyahu pada pertemuan Partai Likud di tahun 2019. “Siapapun yang ingin menggagalkan pembentukan negara Palestina, harus mau mendukung Hamas secara finansial,” begitu kurleb-nya. (https://www.haaretz.com/israel-news/2023-10-09/ty-article/.premium/another-concept-implodes-israel-cant-be-managed-by-a-criminal-defendant/0000018b-1382-d2fc-a59f-d39b5dbf0000)

Dengan kata lain, strategi Netanyahu untuk mencegah solusi dua negara dengan mendukung kelompk Hamas sebagai mitra terdekatnya, adalah tindakan yang brilian. Jadi secara de facto, Israel menjadikan Hamas sebagai sekutu alih-alih menjadikannya musuh yang harus diperangi. (https://news.walla.co.il/item/3456034)

Melihat fakta-fakta ini, seandainya anda menjadi pihak Hamas yang selama ini mendapatkan ‘dukungan’ secara tidak resmi dari pemerintah Israel, pertanyaannya: logiskah jika kemudian tanpa tedeng aling-aling anda menyerang Israel dengan tujuan untuk menghancurkannya?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


5 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Bang, apakah masifnya kampanye boikot produk Israel merupakan orkestrasi dari EG untuk mempercepat keruntuhan ekonomi dunia sehingga agenda The Great Reset segera bisa dieksekusi?

  2. Bang 2 klan ndoro besar sdh wafat john d dan jacob. Apakah dengan wafatnya 2 pilar ndoro ini mempercepat gerakan great reset kedepan?

  3. berarti benar statement bebarapa pakar, bahwa Hamas itu dulu sebenarnya dibentuk oleh Israel sendiri. Dulu alasannya utk mengalahkan PLO, Yaser Arafat. Dan operasi 7 okt 2023 sngaja dirancang oleh Israel melalui hamas, sbg pembenaran zionist utk menguasai seluruh gaza. kemudian nanti west bank, dan akhirnya seluruh Palestina akan diokupasi zionist.

error: Content is protected !!