Kali Ini Siapa yang Jadi Sasaran Tembak? (*Bagian 1)


545

Kali Ini Siapa Yang Jadi Sasaran Tembak? (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah – 20052024

Siapa pendana bagi gerakan kampus yang ada di AS dalam menggulirkan spirit anti agresi militer Israel terhadap warga Palestina yang ada di Jalur Gaza?

Ada beberapa organisasi yang ditenggarai menyulut gerakan pro-Palestina. Diantaranya Within Our Lifetime dan US Palestine Community Network.

Within Our Lifetime merupakan organisasi progresif yang dituding kerap mengorganisir protes dengan cara memblokir jalan raya, menunda jadwal operasional kereta api, hingga menutup aktivitas perkuliahan di beberapa kampus. (https://wolpalestine.com/)

Kelompok yang berbasis di New York tersebut dipimpin oleh seorang anak muda bernama Nerdeen Kiswani. Tujuan gerakan ini adalah untuk membangun komunitas bagi kaum muda yang ingin meningkatkan kesadaran mereka tentang perjuangan bangsa Palestina. (https://www.adl.org/resources/blog/nerdeen-kiswani-and-within-our-lifetime-united-palestine-what-you-need-know)

Sedangkan US Palestine Community Network, merupakan organisasi pro-Palestina yang kerap mengorganisir komunitas Arab dan Palestina perantauan khususnya yang berdomisili di AS untuk mendukung perjuangan Palestina.

Organisasi yang didirikan sejak 2006 sila tersebut, kini memiliki jaringan nasional yang lumayan masif di AS, dari mulai Los Angeles, Bay Area, Chicago, Cleveland, Milwauke, Madison, Houston, Detroit hingga New York dan Washington DC. (https://uspcn.org/about/)

Hanya saja, organisasi-organisasi tersebut rada keteter dalam menggalang dana secara langsung dari publik sebagai bahan bakar perjuangan mereka.

Karenanya mereka menggandeng rekanan strategis yakni kelompok nirlaba progresif.

Salah satunya organisasi yang berbasis di New York, Westchester People’s Action Coalition Foundation (WESPAC). WESPAC inilah yang menjadi sponsor fiskal dengan cara mengumpulkan dana secara online.

Tetapi dana yang terkumpul secara online yang disalurkan kepada WESPAC, nggak bisa diakses oleh publik. Berapa besarnya dana dan siapa-siapa saja yang menyumbang, datanya sengaja di-keep sehingga publik nggak bakal mengetahuinya.

“Bukankah masalahnya adalaha genosida yang berlangsung di Gaza, ngapain tanya soal transparansi dana?” begitu kurleb-nya.

Siapa lagi yang jadi donatur sumbangan gerakan pro-Palestina?

IfNotNow, yang merupakan gerakan pro-Palestina, mendapatkan sumbangan jumbo dari Rockefeller Brothers Fund (RBF) sebesar USD 160 ribu selama lima tahun terakhir. RBF juga menggelontorkan dana kepada beberapa organisasi pro-Palestina lainnya. (https://www.ngo-monitor.org/funder/rockefeller_brothers_fund/)

RBF juga tercatat memberikan donasi mencapai hampir USD 500 ribu kepada Jewish Voice for Peace secara langsung dan juga melalui Tides Foundation dan Tides Center sebagai perantara. (https://www.rbf.org/grantees/jewish-voice-peace-inc)

Apa alasan RBF memberikan sumbangan kepada gerakan pro-Palestina?

Stephen Heintz selaku CEO RBF mengatakan, “Protes dan pembangkangan sipil selama dilakukan tanpa kekerasan, merupakan alat yang efektif. Karena itulah kami mendukung beberapa kelompok progresif yang menggunakan mekanisme tersebut.”

Selain RBF, donatur demonstrasi pro-Palestina lainnya adalah Open Society Foundation (OSF) milik kartel sang Ndoro besar, George Soros.

Berdasarkan datanya, OSF kerap memberikan dana hibah bernilai fantastik kepada Jewish Voice for Peace dalam menggelar protes pro-Palestina yang berlangsung di kampus-kampus AS. (https://www.snopes.com/news/2024/04/29/george-soros-funding-college-protests/)

Dan yang terakhir, ada juga nama Susan dan Nick Pritzker selaku pemiliki jaringan Hotel Hyatt, yang dituding mendukung gerakan pro-Palestina dengan cara memberikan dana lewat Libra Foundation yang dimilikinya, meskipun belakangan mendapatkan sanggahan.

Setidaknya analis di Politico mengungkapkan hal itu. (https://www.politico.com/news/2024/05/05/pro-palestinian-protests-columbia-university-funding-donors-00156135)

Apa yang aneh dari para donatur tersebut?

Semuanya dikenal sebagai donatur jumbo Partai Demokrat yang ada di AS. (https://www.msn.com/en-us/news/politics/billionaires-funding-protests-donate-millions-to-house-dems/ar-BB1myheL)

Ngapain sekelas Rockefeller Brothers Foundation memberikan dana hbah yang signifikan kepada Jewish Voice for Peace?

Bukankah selama ini RBF mendukung Biden dan Partai Demokrat yang justru mendukung langkah agresi militer yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang ada di Jalur Gaza? (https://www.nysun.com/article/big-money-democratic-donors-are-knowingly-or-not-fueling-anti-israel-protesters-on-americas-campuses)

Jika demikian, lantas apa motif pemberian sumbangan kepada organisasi pro-Palestina.

Yang paling masuk akal, sumbangan tersebut bukan untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Bukan itu yang jadi target utamanya.

Sumbangan itu diberikan para donatur, hanya untuk menggoyang kepemimpinan Biden.

Biden yang sedang berjuang untuk mendapatkan dukungan kembali dari anak-anak muda pada pemilu 2024 mendatang, akan makin keteter dengan adanya demonstrasi tersebut. Pamornya di kalangan anak muda bakal merosot drastis, karena dinilai mendukung genosida warga Palestina.

Makanya nggak heran jika demonstrasi tersebut mengusung tema ‘Genocide Joe’, dengan harapan agar tiap kali orang dengar nama Joe (Biden), maka identik dengan genosida warga Palestina.

Orang waras mana yang mau memilih sosok ‘pembantai’ yang diproyeksi sebagai orang nomor 1 di AS?

Dan Biden sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran tembak dengan dalih gerakan pro-Palestina tersebut. “Pengancuran properti bukanlah protes damai, melainkan melanggar hukum. Begitupun dengan menutup kampus, memaksa pembatalan kelas dan wisuda,” begitu uajr Biden sebagai bentuk kekesalan.

Mungkinkah Biden bakal tersingkir pada pemilu November mendatang?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


3 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Mengapa Biden mau dicongkel?. Apa ”dosa” yang telah ia buat?. Bukannya sebagai presiden US tentunya telah mendapat restu dari deep state?.

    1. salahnya apa, pasti ada. nanti saya bahas yah.
      semua presiden AS pasti sudah dapat restu dari sang Ndoro. tapi seiring berjalannya waktu, konsistensi seorang presiden bakal diuji oleh sang Ndoro.

  2. Namun nyatanya demo ini juga merebak ke luar amerika. Di kampus2 di negara2 barat lainnya. Jika di Amerika sasarannya adalah Biden, di negaa2 lain apa sasarannya ??

error: Content is protected !!