Berani Melawan Nyawa Taruhannya


524

Berani Melawan Nyawa Taruhannya

Oleh: Ndaru Anugerah

Banyak korban berjatuhan setelah mendapatkan suntikan vaksin-vaksin Big Pharma.

Data VAERS menyatakan bahwa korban meninggal akibat vaksin mencapai lebih dari 19 ribu jiwa per tanggal 26 November silam, dengan lebih dari 700 ribu orang menderita efek samping. (https://www.medalerts.org/vaersdb/findfield.php?TABLE=ON&GROUP1=AGE&EVENTS=ON&VAX=COVID19&DIED=Yes)

Efek samping yang diderita mulai dari stroke, gagal jantung, pembekuan darah, gangguan otak, radang sumsum tulang belakang, autoimun, keguguran, kebutaan hingga infertilitas.

Apakah data tersebut valid?

Seorang whistleblower yang menyatakan dirinya sebagai Jane Doe, menyatakan bahwa data riil kematian akibat vaksin 5 kali banyaknya ketimbang data resmi yang dirilis VAERS. (https://renzlaw.godaddysites.com/45k-whistleblower-suit)

Jadi, data kematian sesungguhnya akibat vaksin berkisar pada angka 80.000 – 160.000. Benar apa nggak, setidaknya efek maut dari vaksin Big Pharma nggak bisa dikesamping begitu saja, karena ini menyangkut nyawa manusia dan bukan nyawa bebek.

Pertanyaan sederhana: Bagaimana vaksin bisa memicu kematian?

Memangnya apa bahan yang terkandung pada vaksin Big Pharma tersebut?

Sampai disini, para pakar di bidangnya pilih untuk diam seribu bahasa. Mereka bukan nggak tahu, tapi memilih untuk cari ‘aman’ mengingat siapapun yang berani melawan narasi Ndoro besar, jabatan dan nyawa yang jadi taruhannya.

Namun tidak dengan seorang yang bernama Dr. Andreas Noack. Dr. Noack adalah pakar kimia berkebangsaan Jerman, sekaligus pakar dalam struktur graphene (karbon monolayer atau grafit monolayer)

Lewat sebuah postingan, Dr. Noack mengatakan, “Dalam vaksin (Big Pharma) terkandung graphene hidroksida, dan bukan graphene oksida.” (https://www.bitchute.com/video/X9oMvf6dbhCi/)

Memangnya graphene hidroksida (GHO) itu apa?

Dr. Noack menyatakan bahwa GHO pada dasarnya adalah pisau cukur dengan skala nano yang memiliki ukuran panjang 50 nm dan tebal 0,1 nm. GHO tidak mudah rusak, sehingga begitu masuk dalam tubuh seseorang akan selamanya tinggal di sana.

Dan parahnya, GHO akan memotong dan merusak jaringan tubuh terutama pada jaringan kardiovaskular, secara terus menerus.

“Banyak atlet sekarat di lapangan setelah divaksinasi, karena darah mereka akan mengalir lebih cepat dari orang normal dan ini berpotensi menyebabkan kerusakan secara tiba-tiba,” ungkapnya.

Perlu anda ketahui bahwa Dr. Noack merupakan anak didik dari Dr. Harmut von Kienle yang merupakan pakar karbon terkenal di Jerman. Dr. Noack juga mendalami di bidang ini, sehingga kalo bicara referensi, beliau adalah orang yang tepat.

Kembali ke laptop…

Sebenarnya, apa yang diungkapkan Dr. Noack adalah kepanjangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh tim Quinta Columna asal Spanyol sebelumnya. Lewat pimpinan Prof. Pablo Campra Madrid, mereka menyatakan bahwa suntikan vaksin Big Pharma mengandung graphene oksida. (https://www.docdroid.net/Ov1M99x/official-interim-report-in-english-university-of-almeria-pdf)

Apa peran graphene pada tubuh manusia?

Efek graphene menyebabkan tubuh seseorang memiliki sifat elektromagnetik. Efek ini telah banyak didokumentasikan dan dikonformasi kebenarannya. Bahkan Forum Eropa untuk Kewaspadaan Vaksin telah melakukan studi atas efek graphene tersebut. (baca disini)

Kalo bicara soal sifat elektromagnetik yang dikaitkan dengan jaringan 5G, anda bisa simpulkan sendiri kemana muaranya.

Sialnya, sifat vocal dari seorang Dr. Noack mengusik ketenangan kartel Ndoro besar. Buktinya nggak lama setelah memposting videonya pada jaringan internet, diirnya digrebeg aparat keamanan Jerman dan diperlakukan ibarat teroris. (https://3speak.co/watch?v=rair2/apmpwxyl)

Dan setelah dibebaskan, Dr. Noack malah menemui ajalnya akibat dibunuh orang tak dikenal. (https://mynews.one/german-chemistry-phd-murdered-today-for-this-warning/)

Ini menambah daftar panjang orang-orang yang berani bersuara lantang dalam menentang arus mainstream dibalik plandemi Kopit.

Pesannya jelas: siapa coba melawan, nyawa akan jadi taruhannya!

Anyhow, turut berduka untuk Dr. Andreas Noack.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!