Tanda-Tandanya Mulai Terlihat
Oleh: Ndaru Anugerah
“Bang, Arab Saudi mulai mencabut pembatasan Kopit di negaranya. Apakah ini tanda bahwa status plandemi akan berakhir?” tanya seorang netizen.
Bukan itu saja, menurut beritanya, Saudi juga nggak memberlakukan lagi social distancing bagi jemaah yang ada di dalam masjid, termasuk di kota suci Mekkah dan Madinah, meskipun mereka masih diharuskan memakai masker.
Dengan adanya kelonggaran ini, maka diharapkan ibadah haji kembali bisa dibuka di tahun ini, (https://www.scmp.com/coronavirus/article/3169432/coronavirus-saudi-arabia-lifts-most-covid-restrictions-putting-end)
Apa iya plandemi akan berakhir?
Saya pernah mengulas soal hal ini pada beberapa artikel sebelumnya. (baca disini, disini dan disini)
Point yang saya mau sampaikan, skenario plandemi ‘sepertinya’ mau diakhiri di tahun ini. Hanya saja, itu bukan berarti plandemi fiktif sejenis nggak akan kembali dimainkan di masa depan oleh sang Ndoro besar.
As time goes by, tanda-tanda berakhirnya plandemi makin santer saja. Setelah negara-negara di Eropa melakukan aksi pelonggaran protokol Kopit, kini giliran AS yang mengadakan aksi serupa di negaranya.
Berdasarkan kabar yang saya dapat, Senat AS telah menyetujui tindakan yang harus diambil pemerintah dalam mengakhiri status darurat nasional terkait Kopit, dengan terbitnya resolusi No.38, meskipun kubu Demokrat menentang rencana tersebut. (https://www.theepochtimes.com/us-senate-passes-bill-to-end-covid-19-national-emergency_4315157.html)
“Setelah hampir 2 tahun hidup dalam keadaan darurat, rakyat Amerika merasa lelah dan rindu untuk bernapas bebas. Kini saatnya bangsa kita untuk bisa hidup berdampingan dengan Kopit,” ungkap Senator Roger Marshall.
Siapa juga yang nggak ‘ngap’ dengan kondisi seperti ini? Bukankah dari awal sudah banyak praktisi kesehatan di dunia yang menyuarakan tentang pentingnya hidup berdampingan dengan si Kopit? Kenapa masih ngeyel aja? (baca disini dan disini)
Kembali ke laptop.
Selanjutnya, pernyataan yang dilekuarkan oleh pejabat kesehatan federal AS, seakan mengamplifikasi tentang status diakhirnya plandemi Kopit.
“AS telah memasuki tahapan endemi Kopit, yang berarti akan ada perubahan besar dalam strategi memerangi virus,” ungkap pejabat di Federal Health. (https://www.wdrb.com/news/federal-health-officials-say-us-entering-endemic-stage-of-covid-19-outbreak/article_65605e6e-9b57-11ec-a72b-e3013922ce26.html)
Bahkan untuk menunjang rencana ini, opa Biden merilis Rencana Kesiapsiagaan C-19 Nasional, yang berfokus pada perawatan, mempersiapkan varian baru virus dan sumber daya untuk menjaga sekolah dan sektor bisnis yang kembali akan dibuka. (Top of FormBottom of Formhttps://www.whitehouse.gov/covidplan/)
Salah satu strategi yang akan digunakan adalah ‘test to treat’ dimana warga AS yang kedapatan positif Kopit, maka akan diberi pil anti-virus secara gratis.
Gak usah tanya saya pil anti-virus tersebut buatan mana, lha ya?
Nggak cukup sampai disitu, karena sekelas CDC juga telah mengeluarkan aturan yang melonggarkan penggunaan masker, khususnya pada tempat-tempat umum dan di dalam ruangan. (https://www.nytimes.com/2022/02/24/health/the-cdc-will-soon-loosen-indoor-mask-guidelines-officials-say.html)
Jadi apa yang bisa disimpulkan?
Tanda-tanda berakhirnya plandemi Kopit mulai terlihat, seiring pelonggaran yang kini diberikan.
Apakah anda harus teriak Huraa, layaknya Putin di depan serdadu Rusia?
Jangan dulu.
Seperti saya katakan berulang-ulang: akan ada plandemi susulan, sehingga senjata dalam melawan virus yang akan datang, telah dipersiapkan jauh-jauh hari. Tentu saja dengan vaksin berbasis m-RNA yang digadang-gadang mampu melawan semua varian virus. (https://abcnews.go.com/Health/variants-emerge-us-government-turns-attention-universal-coronavirus/story?id=82469854)
Jika anda belum mendapatkan enjusan vaksin m-RNA, ke depan itu mungkin kesempatan anda.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments