Harus Pakai Bahasa Apa Lagi?
Oleh: Ndaru Anugerah
“Mari, saya mengajak semuanya untuk menyukseskan program vaksinasi agar supaya kehidupan bisa normal kembali seperti dulu lagi.” Demikian pesan yang saya baca pada laman media sosial.
Pertanyaan sederhana: bisakah kita memiliki kehidupan yang normal, seperti dulu lagi, setelah kita semua disuntik massal?
Tentang ini saya pernah bahas pada Mei tahun lalu. Singkatnya, kita nggak akan mungkin kembali ke masa sebelum si Kopit melanda Negara Api, bahkan dengan vaksinasi sekalipun atau si Kopit telah lenyap dari muka bumi. (baca disini)
Jujur saya bingung, kenapa sulit sekali memberi pemahaman kepada kaum middle-class ini? Apakah karena karena mereka punya pemahaman sendiri, sehingga sulit untuk diyakinkan? Apakah karena mereka punya prinsip bahwa hanya mereka yang paling benar sedunia?
Gini aja deh. Saya kasih ilustrasi dengan bahasa yang mudah anda cerna saja deh, agar anda gampang mengerti. Harapan saya, anda jangan ngeyel dan punya asumsi buta lagi.
Ok, Bambang?
Adalah Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Dirjen WHO yang menyatakan bahwa kita nggak akan kembali ke masa dulu lagi (old normal), meskipun banyak orang memiliki harapan untuk bisa beraktivitas normal lagi seperti dulu.
“Sangat dapat dimengerti bahwa orang ingin melanjutkan hidup mereka, tetapi kita tidak akan kembali ke normal yang lama,” demikian ungkap Tedros. (https://www.cnbc.com/2020/07/23/who-warns-theres-no-going-back-to-old-normal-as-coronavirus-accelerates-in-three-countries.html)
Itu yang ngomong Tedros. Kalo anda belum kenal siapa Tedros, baca ulasan saya. (baca disini)
Dengan kata lain, old normal yang anda cita-citakan, nggak akan terjadi. Meskipun anda semua sudah disuntik. Meskipun anda sudah prokes seketat apapun. Kehidupan yang dulu, sudah berakhir saat Kopit melanda Negara Api.
Sampai sini, paham kan Bambang?
Mungkin anda bisa ngeles, “Ahh, itu kan bisa-bisanya Tedros saja. Belum tentu kita akan mengalami seperti yang dia ungkapkan.”
Saya bantu jawab. Anda kenal genk Davos, dimana Prof. Klaus Schwab merupakan pentolannya? Kalo belum paham, silakan baca ulasan saya. (baca disini, disini dan disini)
Jadi, apa yang dikatakan Prof. Klaus Schwab, kemungkinan besar akan menjadi kenyataan. Catat itu.
Lalu, apa yang dikatakan Prof. Schwab tentang kehidupan lama kita?
“Banyak dari kita yang memikirkan kapan semuanya kembali normal. Tanggapan singkatnya adalah: TIDAK PERNAH,” begitu ungkapnya.
Prof. Schwab menambahkan, “Dunia seperti yang kita kenal pada bulan-bulan awal 2020, tidak akan ada lagi selamanya.” (https://www.afr.com/world/europe/when-will-things-get-back-to-normal-never-says-davos-founder-20200714-p55br2)
Sudah tahu begini, masih mau pakai asumsi bahwa dunia akan kembali normal setelah vaksinasi, setelah prokes ketat, setelah si Kopit dapat dikendalikan?
Sini saya bisikin: kalo anda mau normal yang dulu lagi, itu harus anda rebut. Itu bukan hadiah gratis yang akan diberikan kepada pecundang yang hanya manut-maut saja pada arahan yang diberikan kacung Ndoro besar.
Anda berani? Cukup punya nyali?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments