Biden Mulai Kalap


510

Biden Mulai Kalap

Oleh: Ndaru Anugerah

Apakah vaksinasi di AS berjalan lancar?

Nyatanya, AS yang diawal-awal memimpin dengan banyak warganya yang ikutan divaksin, kini malah tertinggal oleh negara-negara yang jadi sekutunya selama ini. (https://www.vox.com/coronavirus-covid19/2021/9/9/22662421/us-world-covid-19-vaccine-rates-biden-mandate)

Bahkan kalo anda cermati data terbaru, posisi AS dalam persentase jumlah penduduk yang telah divaksin (saat ini baru sekitar 62%), kini tertinggal dari Spanyol, Perancis, Portugis, Jerman bahkan Inggris. (https://ourworldindata.org/covid-vaccinations)

Ini jelas tamparan bagi administrasi Biden. “Bagaimana mau pimpin koalisi, kalo ngurus warganya untuk vaksin aja nggak becus?” demikian kurleb pertanyaannya.

Dan situasi ini, mulai buat seorang Biden, kalap.

Walhasil, keluarlah kebijakan abrakadabra dari seorang Biden, “Kalo seorang pekerja nggak mau divaksin, maka dia nggak akan boleh bekerja.” Istilah bekennya: no jab means no job!

Pada tataran teknis, perintah eksekutif yang dikeluarkan administrasi Biden mengamanatkan bagi seluruh perusahaan yang memiliki lebih dari 100 karyawan, untuk menyukseskan program vaksinasi.

Jika kondisi ini tidak dipenuhi, maka karyawan yang belum atau nggak mau divaksin, bakal disuruh melakukan test Kopit mingguan agar bisa bekerja secara normal. Ya itu tadi, no jab means no job. (https://www.bbc.com/news/world-us-canada-58508547)

Dengan adanya beleid ini, maka secara nggak langsung Biden mengabaikan fakta bahwa puluhan juta warga AS yang telah pulih dari si Kopit karena telah memiliki kekebalan alami. Kalo sudah terpapar Kopit dan sembuh, ngapain juga divaksin, Bambang? (https://www.worldometers.info/coronavirus/country/us/)

Itu yang pertama.

Yang kedua, Biden juga secara nggak langsung melanggar sumpahnya di masa kampanye pilpres 2020 silam, bahwa kelak dia terpilih nggak akan memberlakukan aturan wajib vaksin di AS. (https://www.bbc.com/news/world-us-canada-55193939)

Wajar jika Komite Nasional Republik (RNC) bersuara lantang, “Biden telah melakukan kebohongan publik dengan melanggar sumpahnya untuk tidak memberlakukan wajib vaksin bagi warga AS.” (https://twitter.com/GOPChairwoman/status/1436118614504050692/photo/1)

Dan kalo bicara Partai Republik, ada banyak gubernur negara bagian yang dikuasai oleh kubu mereka. Sudah pasti mereka bakal punya suara yang sama dalam menentang kebijakan sepihak yang diberlakukan Opa Biden untuk menggelar aturan wajib vaksinasi.

Coba lihat saja apa yang bakal dilakukan 16 gubernur negara bagian dalam upaya menjegal rencana Biden. “Kami bersumpah untuk menentang mandat vaksin yang dikeluarkan Biden,” demikian kurleb-nya. (https://beckernews.com/new-16-governors-41405/)

Lantas apa reaksi Biden dalam menanggapi upaya ‘mbalelo massal’ tersebut?

Bukannya malah kendur, tapi Opa Biden makin blingsatan.

“Jika para gubernur tidak membantu upaya ini, maka saya akan menggunakan kekuatan saya sebagai presiden untuk menyingkirkan mereka,” ungkap sang kakek dengan pede-nya. (https://justthenews.com/politics-policy/coronavirus/tk?utm_source=news.google.com&utm_medium=news-app&utm_campaign=external-news-aggregators)

Ashiyapp…

Kalo boleh jujur, kenapa Biden mau melakukan hal nekat yang nggak populis tersebut? Apakah hanya nggak mau kalah saing sama negara-negara sekutu lainnya?

Sepertinya bukan itu semata alasannya. Di mata publik AS, Biden mulai kehilangan muka.

Gimana nggak?

Seperti kita ketahui bersama bahwa AS sudah banyak mengeluarkan dana dalam Perang Afghanistan. Namun belakangan AS malah ‘tersingkir’ dari perang yang telah berlangsung lama tersebut. Aliasnya, duit sudah banyak keluar, namun hasilnya gaje. (baca disini)

Dengan terdepaknya AS dari Afghanistan, secara nggak langsung mempertanyakan kapabilitas seorang Biden. “Masih bisa kerja nggak sih? Masa iya negara superpower harus diusir sama Taliban?”

Terpaksa, guna mengalihkan sorotan publik atas ‘kegagalannya’ di Afghanistan, makanya seorang Biden rela buat kebijakan membabi buta guna mendapatkan simpati publik.

Setidaknya Senator Ben Sasse dari Partai Republik mengamini hal tersebut. (https://amp.dailycaller.com/2021/09/09/biden-vaccine-mandate-gop-republican?__twitter_impression=true)

Apakah upaya sang Opa bakal sukses meskipun bakal ditentang oleh para gubernur dari Republik?

Sepertinya nggak semudah itu Rudolfo, mengingat PR lumayan solid dalam buat keputusan bersama.

Setidaknya apa yang bakal terjadi di AS jauh lebih menarik untuk disimak ketimbang mengamati sitkon di Wakanda yang cenderung monoton dan apa kata pak lurah saja.

Bukan begitu, Ondel-Ondel Monas?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!