Hantu Inflasi di Turki


515

Hantu Inflasi di Turki

Oleh: Ndaru Anugerah

Bagaimana kondisi ekonomi di Turki saat ini?

Satu yang pasti, tingkat inflasinya, makin nggak terkontrol. Menurut data resmi yang dirilis pemerintah Erdogan, tingkat inflasi inti tahunan mencapai 52,4%. (https://news.yahoo.com/turkish-inflation-accelerates-70-driven-071006319.html)

Angka yang relatif tinggi tersebut, diakibatkan karena harga barang-barang yang biasa dibeli oleh konsumen di pasaran, melonjak tajam mencapai 69,97%, jika dibandingkan dari harga pada bulan yang sama di tahun lalu. (https://abcnews.go.com/Business/wireStory/inflation-turkey-soars-eye-popping-70-april-84513159)

Bukan hanya itu.

Harga pangan juga nggak mau kalah, dengan kenaikan mencapai 89% sejak tahun lalu. Hal yang sama juga terjadi dengan biaya transportasi yang meningkat hingga 105,86%.

Kenapa harga-harga biaya hidup bisa melonjak secara drastis?

Karena naiknya harga energi, terutama dipicu oleh krisis yang terjadi di Ukraina.

Asal tahu saja, bahwa Turki mengimpor minyak yang dipakai bagi negaranya, sebesar 93%, sementara konsumsi gas nasional juga didapat dari hasil impor sebanyak 99%.

Dan karena adanya sanksi yang diberlakukan pada Rusia akibat operasi militernya di Ukraina, Turki jadi kesulitan mendapatkan pasokan minyak dan gas. Ini fatal, mengingat minyak dan gas adalah komponen energi yang dibutuhkan untuk menjalankan proses industri.

Karena langkanya minyak dan gas, maka proses produksi dan juga jalur distribusi jadi terhambat dan mengakibatkan kelangkaan barang di pasaran. Hal logis yang terjadi adalah kenaikan harga barang karena stok-nya yang mulai langka. (https://www.wsj.com/articles/turkeys-lira-crisis-exposes-reliance-on-imported-energy-11638199093)

Sebenarnya, tanpa krisis di Ukraina-pun, Turki sudah mengalami gonjang-ganjing ekonomi-nya sejak tahun lalu. Terbukti nilai mata uangnya, Lira, yang anjlok secara signifikan akibat bank sentral-nya memangkas tingkat suku bunga secara brutal. (https://www.reuters.com/markets/europe/turkeys-lira-weakens-fifth-day-monetary-policy-worries-2021-12-31/)

Tentang ini saya pernah bahas pada tahun lalu. (baca disini)

Singkatnya, tingkat inflasi yang tinggi jelas momok bagi seorang Erdogan untuk tetap bisa bercokol di kursi singgahsana-nya.

Lalu, apa yang dilakukan pemerintah Turki dalam meredam laju inflasi yang makin liar?

Nggak ada. Paling hanya keluarin prediksi, bahwa krisis Ukraina akan mulai meredam setelah bulan Mei ini, sehingga energi murah bisa tersedia kembali dan laju inflasi bisa dijinakkan. (https://www.zee5.com/articles/erdogan-expects-inflation-in-turkey-to-slow-down-after-may)

Entah dapat wangsit dari mana, kok Sultan Erdogan bisa ngomong begitu?

Padahal, kartel Ndoro besar jelas-jelas memprediksi, bahwa krisis di Ukraina bakal lebih panjang dari skenario awal, yang tentu saja membawa dampak yang sangat luar biasa bagi manusia di kolong jagat. (https://www.weforum.org/agenda/2022/03/the-humanitarian-impact-of-the-crisis-in-ukraine-will-be-long-lasting/)

Mau percaya pada Sultan Erdogan atau sang Ndoro besar?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!