Antara Erdogan dan Inflasi


519

Antara Erdogan dan Inflasi

Oleh: Ndaru Anugerah

Apa negara yang mengalami masalah ekonomi serius, namun sampai saat ini belum juga bangkrut?

Jawabannya: Turki.

Sejak awal plandemi, selaku analis saya mengikuti kondisi ekonomi yang ada di negara tersebut, yang kalo bisa dibilang cukup menguatirkan. (baca disini, disini dan disini)

Toh, nyatanya hingga saat ini, supremasi Erdogan tetap tak tergoyahkan meskipun ekonominya babak belur.

Dan baru-baru ini, kembali kabar tak sedap menimpa Turki, saat kepala Badan Statistik Negara merilis data tentang tingkat inflasi di negara tersebut.

“Berdasarkan data yang kami punya, tingkat inflasi Turki saat ini telah mencapai level tertinggi sejak 19 tahun terakhir (kepemimpinan Erdogan), yakni sebesar 36.1%,” demikian ungkap Sait Erdal Dincer. (https://www.france24.com/en/europe/20220129-turkey-s-erdogan-fires-statistics-chief-after-inflation-data-shows-19-year-high)

Angka yang sangat besar untuk tingkat inflasi sebuah negara.

Ajaibnya, menanggapi laporan yang diberikan Dincer, sang sultan malah mengeluarkan putusan yang memecat kepala Badan Statistik Negara itu, dan menggantikannya dengan Erhan Cetinkaya.

Apa alasan pemecatan Dincer?

Nggak lain karena dianggap terlalu lebay dalam menyajikan data kelesuan ekonomi yang terjadi di Turki saat ini. Bukan itu saja, Erdogan malah menuding langkah bank sentral dalam menaikkan suku bunga-lah yang menjadi penyebab naiknya angka inflasi.

Memangnya angka inflasi di Turki lebih kecil seperti klaim yang diberikan Erdogan?

Merujuk pada laporan yang dirilis oleh Institut Statistik Turki pada Desember 2021 silam, harga barang pada tingkat konsumen telah melonjak 13,58%, yang artinya tingkat inflasinya memang benar-benar runyam. (https://www.reuters.com/world/middle-east/turkey-inflation-surges-361-amid-lira-crisis-highest-since-2002-2022-01-03/)

Belum lagi dengan nilai Lira yang melorot tajam. (https://www.reuters.com/markets/europe/turkeys-lira-weakens-fifth-day-monetary-policy-worries-2021-12-31/)

Dengan kata lain, Erdogan mencoba membuat laporan rekayasa alias ABS (Asal Bapak Senang), agar rakyat Turki nggak dibuat panik merespon kondisi ekonomi yang sebenarnya terjadi. Sebaliknya Erdogan berjanji untuk menunrunkan angka inflasi ke angka satu digit.

Gimana caranya? Hanya Erdogan dan pendukungnya yang tahu.

Peduli amat-lah soal inflasi, yang penting ‘posisi’ nggak diuprak-uprak sama warga Turki.

Bukan begitu, bung Sultan?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!