Dukungan Gates


507

Dukungan Gates

Oleh: Ndaru Anugerah

Apakah pemerintah China nggak terkoneksi dengan kartel Ndoro besar?

Jawaban atas pertanyaan ini sudah saya bahas pada analisa setahun yang lalu. Saya dengan jelas mengatakan bahwa China adalah laboratorium sosial sang Ndoro besar. Jadi kalo sang Ndoro hendak membuat tatanan dunia baru, China adalah prototype-nya.

Gampangnya, tatanan dunia baru yang akan dibentuk kelak, nggak akan jauh dengan apa yang terjadi di China saat ini. (baca disini disini dan disini)

Gampang membuktikannya. Saya pakai contoh yang sederhana, agar anda paham duduk masalahnya.

Baru-baru ini, Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) mendanai Clinton Health Access Initiative (CHAI) sebesar USD 560 ribu pada bulan September yang lalu, guna menjalankan proyek yang berdurasi 18 bulan. (https://thenationalpulse.com/2022/09/26/gates-foundation-funds-clinton-china-initiative/)

Proyek apa yang dijalankan?

Pada tataran teknis, CHAI mendukung perusahaan manufaktur yang ada di China, utamanya yang memproduksi alat-alat kesehatan dan medis (alkes). Dengan dukungan ini, maka perusahaan manufaktur tersebut bakalan mampu memproduksi alkes secara optimal. Produsen butuh suntikan modal untuk menggandakan produksi, bukan?

Memangnya, alkes tersebut bakal dilempar kemana?

Selidik punya selidik, alkes tersebut bakal didistribusikan ke negara-negara miskin dan berkembang, yang tersebar di banyak belahan dunia. Dengan adanya proyek ini, maka akan banyak negara-negara miskin dan berkembang yang bakal bergantung dengan produk alkes China karena harganya yang ramah di kantong.

Ini tujuan utamanya.

Wajar kalo produk China bakal dicari banyak negara yang kantong-nya pas-pasan, mengingat harganya yang murmer ketimbang produk-produk sejenis dari negara-negara maju.

Disini muncul masalah yang mungkin jarang orang perhatikan.

Produk China memang murah, namun memiliki kualitas yang buruk. Jadi nggak akurat kalo dipakai, selain beberapa ditenggarai mengandung bahan-bahan beracun. (https://www.nytimes.com/2007/05/19/world/asia/19iht-toxic.1.5780339.html)

Masih ingat almarhum John Magufuli selaku mantan presiden Tanzania, yang melakukan tes Kopit pada hewan dan buah? Bagaimana mungkin hasil positif Kopit didapatkan, mengingat hewan dan buah bukanlah manusia. (baca disini)

Pertanyaannya: memangnya alat tes Kopit-nya didapat dari negara mana?

Dr. John Nkengasong selaku direktur CDC Afrika menyatakan bahwa alat tes-nya didapat dari China. Adalah Tiongkok yang menyumbangkan alat tes tersebut ke Tanzania, melalui tangan Jack Ma Foundation. (https://www.breitbart.com/africa/2020/05/07/africa-cdc-reveals-china-made-tanzanias-coronavirus-test-kits-after-president-claims-they-dont-work/)

Sekali lagi ada nama Jack Ma yang merupakan alumni sekolah Davos alias sekolah kader pemimpin masa depan milik sang Ndoro besar. (https://www.investmentwatchblog.com/young-global-leaders-members-and-alumni-world-economic-forum-wef-great-reset-klaus-schwab/)

Di sini saja anda mulai lihat koneksinya, bukan?

Nggak hanya sampai disini, sebab Bill Gates juga kedapatan menjalin hubungan mesra dengan Beijing, dengan membantu PKC dalam menciptakan negara pengawasan (surveillance state) melalui proyek kesehatan global. (https://freedomfirstnetwork.com/2022/07/receipts-show-that-bill-gates-just-paid-the-chinese-communist-party-to-recruit-more-foreign-scientists)

Dengan menggelontorkan dana ratusan ribu dollar kepada Kementerian Sains dan Teknologi China, maka forum kesiapsiagaan pandemi bisa digelar.

Coba anda cari Forum Zhonggancun yang sering menggelar kesiapsiagaan pandemi dan berpusat di Beijing, dimana Xi Jinping sering jadi pembicara utama pada forum tersebut. Memangnya siapa yang meng-endorse forum ini selain PKC? Dananya dapat dari mana?

Kalo ditelusuri, kemana ujungnya, sudah bisa ditebak. (baca disini)

Yang mau saya sampaikan adalah, China terlibat erat dengan kartel Ndoro besar, dari dulu hingga kini. Anda mau protes, ya silakan, tapi itu adalah fakta yang nggak bisa dipungkiri.

Siapa juga yang mau mencampakkan laboratorium sosial yang susah-susah dibangunnya dengan dana milyaran dollar?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!