Serba Teka-Teki


511

Serba Teka-Teki

Oleh: Ndaru Anugerah

“Bang, dengar-dengar akan ada penerapan lockdown kembali dalam waktu dekat, yah? Mohon pencerahannya,” demikian tanya seorang netizen.

Tentang pemberlakukan lockdown kembali, itu memang akan terjadi. Cuma waktunya kapan, masih menjadi teka-teki.

Namun belakangan ini, isu tersebut demikian menjadi kuat, dipicu oleh beberapa sebab.

Adalah seorang manager yang bekerja pada Transportation Security Administration (TSA) yang memberi bocoran kepada Alex Jones tentang rencana pemberlakukan lockdown yang akan diambil pemerintah AS pada Desember mendatang.

“Pemerintah AS akan memulai menerapkan kembali pembatasan Kopit pada Oktober mendatang, sebelum memberlakukan lockdown secara penuh di Desember mendatang,” begitu kurleb-nya. (https://dailytelegraph.co.nz/world/prepare-for-covid-lockdowns-in-december-whistleblower-tells-alex-jones/)

Apakah benar atau tidak, yah nggak tahu juga. Namanya juga kabar angin.

Ada juga yang mengaitkan rencana pemberlakuan lockdown dengan munculnya varian baru dari si Kopit. Bukan cuma satu, melainkan 3 varian sekaligus, Eris, Pi dan Pirola. (https://www.mirror.co.uk/news/health/what-three-covid-variants-concern-30743408)

Dan secara kebetulan, seiring dengan munculnya ketiga variant of concern tersebut, lonjakan kasus Kopit kembali terjadi, setidaknya di AS sana. (https://www.nbcnews.com/health/health-news/covid-cases-hospitalizations-are-rising-virus-surging-rcna97753)

Dengan situasi ini, wajar jika beberapa tempat kembali menerapkan aturan Kopit awal seperti penggunaan masker di institusi pendidikan mereka. (https://www.dailymail.co.uk/health/article-12429667/Doctors-Seattle-call-masks-mandatory-healthcare-workers-amid-rise-new-Covid-variant-BA-2-86.html)

Itu di AS.

Kondisi yang sama juga terjadi di Inggris, dimana Health Security Agency (HSA) sedang menggarap Program Vaksinasi Terbesar yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Untuk kepentingan itu, mereka (HSA) membentuk Vaccine Supply Operation Lead. (https://beta.jobs.nhs.uk/candidate/jobadvert/K9919-23-3957)

Ngapain membentuk badan khusus yang ngurusin program vaksinasi terbesar?

Kenapa program enjus massal akan dilakukan dalam waktu dekat? Apa urgensinya?

Secara kebetulan, Profesor Lockdown juga memperingatkan kemunculan variant of concern yang bernama Pirola. (https://www.dailymail.co.uk/health/article-12428343/Just-wanted-hear-Team-Government-scientists-including-Prof-Lockdown-Neil-Ferguson-warn-new-Covid-variant-Pirola-rapidly-spreading-world.html)

Untuk apa sekelas Prof. Ferguson muncul ke permukaan? Apakah hanya untuk memperingatkan munculnya varian baru?

Sepertinya sih nggak yah. Mubazir kalo hanya untuk itu.

Bukankah setelah Prof. Ferguson muncul, nggak lama akan ada penerapan lockdown? (baca disini)

Jadi apa yang bisa disimpulkan?

Tanda-tanda pemberlakuan lockdown kembali, kemungkinan sudah di pelupuk mata. Ungkapan yang menyatakan ‘nggak mungkin ada asap tanpa ada api’ mungkin bisa menjelaskan hal ini.

Lantas apa tujuan pemberlakuan lockdown kembali?

Tentang ini saya pernah bahas. (baca disini)

Cuan adalah salah satu fokus dalam pemberlakuan lockdown. Caranya adalah dengan menjual vaksin ke masyarakat global.

Ini penting dilakukan karena berdasarkan data, penjualan vaksin anjlok secara drastis di tahun 2021 silam, karena orang nggak berhasil ditakut-takutin soal munculnya varian baru dari si Kopit. (https://www.theatlantic.com/health/archive/2021/07/america-covid-19-vaccine-decline/619474/)

Kerugian dalam produksi vaksin yang dilakukan Big Pharma, siapa yang harus menanggung?

Kini saatnya membayarkan kerugian itu.

Jadi, kalo vaksin berhasil dipasarkan dimana orang-orang mau memakainya, bisa jadi aturan penerapan lockdown bisa dianulir dengan alasan vaksin-nya berhasil mengalahkan si Kopit.

Lain cerita kalo vaksin-nya nggak bisa dipasarkan dengan baik, bisa-bisa saja kalo lockdown diterapkan kembali dengan alasan klasik terjadi peningkatan laju infeksi di Kopit. Titik.

Bisa dikatakan jika penerapan lockdown yang hanya bermotifkan keuntungan, walaupun mungkin-mungkin saja terjadi, namun kurang kuat untuk dijadikan alasan. Setidaknya itu analisa saya.

Mengapa?

Karena kalo motifnya hanya jualan vaksin, itu bukan alasan kuat bagi sang Ndoro untuk memberlakukan lockdown.

Itu hanya alasan ecek-ecek untuk digarap.

Jika lockdown kembali diambil, maka alasannya bukan lagi varian-varian baru dari si Kopit ataupun munculnya plandemi lainnya, tapi karena alasan lain.

Apa itu?

Iklim.

Nggak aneh jika Nicole Schwab mengatakan di tahun 2020 silam, bahwa Climate Lockdown akan terjadi dalam waktu dekat, nggak peduli anda terima atau tidak. (https://thepeoplesvoice.tv/klaus-schwabs-daughter-permanent-climate-lockdowns-coming-whether-you-like-it-or-not/)

Kalo yang ngomong adalah anak dari pejabat WEF, bukankah itu berarti iya dan amin?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!