Semua Pilih Assad


510

Semua Pilih Assad

Oleh: Ndaru Anugerah

Di tengah konflik yang masih belum tuntas, Suriah melakukan pilpres pada beberapa hari yang lalu. Dan hasilnya sungguh spektakuler.

Presiden Bashar al-Assad terpilih kembali untuk masa jabatan keempat dengan 95,1% suara menurut sumber resmi di Suriah.

“Pemilu telah diikuti oleh pemilih sekitar 78% dengan lebih dari 14 juta warga Suriah yang ambil bagian didalamnya,” paparnya. Dan itu sudah lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa pemilunya legitimate. (https://www.reuters.com/world/middle-east/syrias-president-bashar-al-assad-wins-fourth-term-office-with-951-votes-live-2021-05-27/)

Lantas bagaimana dengan pesaingnya?

Boleh dibilang babak belur.

Abdallah Saloum hanya memperoleh 1,5% suara, sementara Mahmoud Ahmad Marei cuma dapat 3,3% suara.

Perlu anda ketahui bahwa nggak semua wilayah di Suriah ambil bagian dalam pemilu tersebut. Idlib yang saat ini masih dikuasai teroris Al-Qaeda, juga nggak ikutan pemilu. (https://www.bbc.com/news/world-45401474)

Pun dengan daerah di Timur Laut yang kini dikuasai oleh etnis Kurdi dengan dukungan AS dan Turki, juga nggak ikutan pilpres tersebut. (https://www.middleeasteye.net/news/syria-ambassador-un-calls-us-withdraw-troops-stop-acts-aggression)

Namun itu bukan berarti pilpresnya nggak sah, karena kedua wilayah tersebut hanya sebagian kecil saja dari Suriah.

Dan seperti yang sudah-sudah, begitu Assad terpilih, maka AS dan sekutunya dengan gampang menuding bahwa pilpresnya nggak sah karena dipenuhi kecurangan. Bahkan Turki juga menyerukan hal yang kurleb sama.

Melalui pihak oposisi di Suriah, AS dan sekutunya bilang bahwa terpilihnya kembali rezim Assad hanya akan memperburuk kondisi di Suriah. (https://www.reuters.com/world/middle-east/syria-opposition-leader-says-assad-election-worsen-countrys-plight-2021-05-27/?_sp=5daf2d7e-81e8-4954-9c11-c5e14118fe3f.1622418474196)

Ya jelas aja mereka bisa bilang begitu, karena ‘paslon’ mereka nggak bisa memenangkan kontestasi yang ada. Coba kalo paslon mereka menang pilpres, maka lain lagi narasi yang akan mereka lontarkan.

Kalo sekedar mengungkap hasil pilpres di Suriah, banyak media yang memberitakan hal ini, bukan?

Lantas bagaimana konstelasi geopolitiknya?

Negara-negara Teluk, sangat mendukung pilpres yang digelar oleh pemeritah Suriah.

Apa buktinya?

Negara-negara Arab seperti Oman, Bahrain, Yordania, Lebanon, Kuwait hingga Uni Emirat Arab, memperbolehkan warga Suriah yang ada di wilayah mereka, untuk ikutan proses pemilu tersebut.  Bahkan beberapa sudah kasih ucapan selamat ke Assad. (https://gulfnews.com/world/gulf/oman/omans-sultan-congratulates-syrias-bashar-al-assad-on-being-re-elected-1.79572050)

Dengan kata lain, negara-negara Arab kasih dukungan bagi proses demokratisasi yang ada di Suriah. Jadi kalo dibilang pemilunya nggak sah, dasarnya apa?

Bahkan Arab Saudi sendiri sudah ‘berencana’ membuka hubungan diplomatik dengan Suriah. Kunjungan Kepala Direktorat Intelijen Umum Saudi ke Damaskus pada awal Mei 2021 silam, menegaskan akan hal itu. (https://www.middleeastmonitor.com/20210504-syria-saudi-delegation-meets-assad-with-plan-to-reopen-embassy/)

Kenapa Saudi mau ‘berbaikan’ dengan Suriah?

Pertama karena negara Arab lainnya sudah melakukan hal serupa dengan Suriah. (https://www.reuters.com/article/us-mideast-crisis-syria-emirates-idUSKCN1OQ0QV)

Dan kedua, Suriah merupakan kunci utama dalam normalisasi hubungan Saudi dengan Iran. Tanpa adanya ‘jembatan’ yang disediakan Suriah, normalisasi kedua negara tersebut akan sulit terlaksana. (baca disini)

Bahkan Saudi menyambut kembalinya Suriah ke Liga Arab, setelah sejak 2011 silam Suriah ‘dikeluarkan’ dari keanggotaan. (https://www.middleeasteye.net/news/saudi-syria-assad-secret-talks-press-review)

Lalu kenapa warga Suriah mau memilih Assad kembali?

Pertama karena mereka sudah tahu skenario Barat yang memakai kekuatan Wahhabi guna memecah kekuatan rakyat Suriah. (https://www.egypttoday.com/Article/1/94978/U-S-Senator-Ted-Cruz-introduces-bill-to-designate-Muslim)

Yang kedua, mereka justru menghendaki sistem negara sekuler di negara tersebut. Dan Assad telah ‘menyediakan’ apa yang mereka idamkan. (https://www.csmonitor.com/Commentary/Opinion/2010/0713/Syrian-secularism-a-model-for-the-Middle-East)

Bisa disimpulkan, menangnya Assad kembali diharapkan akan mampu untuk memecah ‘kebekuan’ yang ada di wilayah Teluk selain intensi Assad untuk membangun negaranya kembali selepas serangan NATO pada Suriah selama kurleb 1 dekade silam.

Dan siapa yang dirugikan jika Suriah berhasil mewujudkan ‘mimpi’ mereka?

Tak terlalu sulit untuk menjawabnya, bukan?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan manta Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!