Kok Malah Mati?


508

Kok Malah Mati?

Oleh: Ndaru Anugerah

Apa harapan utama orang mau divaksinasi Kopit?

Tentu saja untuk menghindari si Kopit. Katanya, kalo belum kena Kopit lantas mendapatkan vaksin, maka tingkat keparahan yang dideritanya jika sewaktu-waktu terkena Kopit, akan jauh lebih ringan ketimbang mereka yang nggak mendapatkan suntikan sama sekali.

Sekali lagi itu ‘katanya’.

Mungkin atas alasan ini, penduduk Korsel yang mencerna dengan baik informasi yang ‘katanya’ tersebut, lantas bersedia untuk disuntik vaksin Kopit. Singkat cerita, banyak warga Korsel yang menyediakan tubuh sehatnya untuk ikutan program enjus massal sang Ndoro besar.

Merujuk pada data resmi yang dirilis, Korsel adalah salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia yang penduduknya berpartisipasi secara aktif menyukseskan program tersebut.

Bahkan angkanya yang mencapai sekitar 82%, menjadikan negara ini sebagai pemimpin klasmen pada kelompok G-20. (https://www.usnews.com/news/best-countries/articles/covid-19-vaccination-rates-by-country)

Dengan angka vaksinasi yang demikian tingginya, apakah masalah Kopit dapat diselesaikan pada negara pengekspor drakor tersebut?

Boro-boro. Karena nyatanya banyak warga Korsel yang kena PHP.

Alih-alih ingin terbebas dari Kopit, nyatanya banyak keluarga yang mereka cintai terpaksa meregang nyawa nggak lama setelah mendapatkan vaksin Kopit. Atas kejanggalan ini, mereka menggelar aksi unjuk rasa guna mempertanyakan itikad baik pemerintah Moon Jae-In. (https://www.rt.com/news/544464-south-korea-vaccine-death-protests/)

Ini nggak berlebihan, mengingat kasus kerugian akibat vaksin, nyata terjadi.

Pada Agustus silam, seorang warga Korsel mendadak lumpuh setelah mendapatkan vaksin Kopit dari AstraZeneca. Atas kejadian ini, sang korban menerima tunjangan pemerintah. (https://www.yahoo.com/now/korea-nurse-eligible-govt-benefit-024721124.html)

Memang berapa orang warga Korsel yang meninggal nggak lama setelah mendapatkan vaksin Kopit?

Angkanya mencapai lebih dari 1000 orang. (https://koreajoongangdaily.joins.com/2021/08/24/national/socialAffairs/covid19-vaccine-deaths/20210824191200483.html)

Tentang hal ini, seharusnya sudah bisa diprediksi sebelumnya, mengingat pada tahap awal vaksinasi, otoritas kesehatan berwenang di Korsel mendapati 7 orang meninggal Kopit AZ dan 24 orang lainnya menderita efek samping yang serius nggak lama setelah enjus massal mereka dapatkan. (https://www.kdca.go.kr/board.es?mid=a20501000000&bid=0015&list_no=712645&act=view)

Atas kasus ini, menambah panjang cerita duka akibat suntikan Kopit. Dan ini bukan bagian ‘terbaiknya’, mengingat dampak dari vaksinasi akan seseorang dapatkan 3-4 tahun setelah mendapatkan suntikan. (baca disini dan disini)

Kalo sekarang saja sudah banyak korbannya, gimana beberapa tahun ke depannya?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!