Bumerang Sang Bibul


512

Sebenarnya, Rizieq Shihab sudah dikasih jalan untuk kembali ke Indonesia sama Kapolri, Tito Karnavian. Sinyalemen itu bisa terlihat dengan dikeluarkan SP3 untuk beberapa kasusnya. Point yang diambil, pulang-lah dan hadapi kasus yang dimiliki. seburuk apapun skenarionya.

Namun, sak wasangka tak mudah dihilangkan oleh RS. “Ah, jangan-jangan ane dikasih jebakan betmen. Alih-alih disuruh pulang, ntar begitu nyampe Indonesia, kasusnya dibuka kembali,” demikian pikirnya. Kalo sekedar kasus kriminal, mungkin RS masih bisa jumawa. Tapi kalo sudah nyangkut kasus pornografi, apa kata laskar nantinya?

Hancurlah reputasi yang selama ini dibangunnya di mata para laskarnya. Teriak-teriak paling kenceng soal moral dan akidah, eh taunya kena kasus semvak neng Firza juga.. Pikir-pikir demi harga diri, mending gak usah pulang, sampai Om Wowo menang pilpres. Siapa tahu, nasib berubah.

Namun, tingkah sang Bibul nggak juga berubah. Di Saudi kembali dia buat ulah, dengan memasang bendera hitam lengkap dengan tulisan tauhid di dalamnya.

Sekedar flash-back. Kasus bendera hitam yang diklaim para kampret sebagai bendera tauhid, adalah buntut peristiwa Garut, dimana ada anggota Banser yang membakar bendera tersebut pada puncak Hari Santri Nasional. Agak janggal, kok pas hari santri malah kibar bendera lain. Padahal kesepakatan awal, tidak ada pengibaran bendera lain selain Merah Putih.

Langsung peristiwa ini digoreng begitu rupa ditambah bumbu micin plus backing powder. Seketika para kampret satu suara: “Banser sudah berani bakar bendera tauhid, artinya Banser anti Islam.” Padahal klarifikasi kepolisian sudah jelas, bendera yang dibakar adalah bendera HTI, bukan bendera tauhid.

Demo berjilid-jilid pun mulai digelar. Lumayan, mengingat beberapa bulan laskar nggak makan, proyek nasbung bisa kembali bergulir. Nah ditengah demo togel yang sudah dirancang, dari Saudi si Bibul langsung berteriak lantang: “Pasang segera bendera tauhid, di semua rumah untuk mengobarkan semangat jihad,” lewat akun Twitter-nya.

Sontak seruan ini direspon oleh para laskar dengan mengibarkan bendera ‘tauhid’ pada setiap kesempatan yang ada. Akibatnya bsia ditebak, bendera HTI yang merupakan ormas terlarang, kembali mendapatkan legitimasi untuk tetap eksis.

Ditengah rencana para kampret, tokoh muda NU yang bernama Muhammad Guntur Romli mengeluarkan tantangan kepada RS untuk berani mengibarkan bendera yang diklaim sebagai bendera tauhid di Saudi. Tantangan ini bukan tanda sebab, mengingat Saudi yang merupakan negara pencipta makhluk Wahabbi, pasti tau benar tipu-tipu organisasi trans-nasional semisal HTI.

Bagi Saudi, bendera hitam lengkap atribut ‘kalimat tauhid’ adalah identik dengan bendera teroris. Gampangnya, coba lihat. Bendera ISIS, Al Qaedah maupun ISIS, kan sama saja, tuh. Semua mengambil warna dasar hitam, yang artinya warna perang.

Mungkin untuk orang Indonesia masih awam, tapi tidak bagi Saudi. Dan kalo di Saudi sang Bibul ngajak perang, “Ente jual, ane borong….”

Skip-skip, si Bibul akhirnya di’amankan’ pihak yang berwajib, karena kedapatan memasang bendera ‘tauhid’ dikosannya.

Tapi jawaban yang diberikan sewaktu diinterogasi, jauh panggang dari asap. Yang diharapkan sebagai jawaban sang Bibul adalah, “Iya ini benar bendera tauhid. Apa ada masalah?” Eh, taunya yang keluar dari mulut Bibul malah, “Itu bendera siapa yang pasang di rumah ane?”

Alih-alih sok paling berani, taunya cemen ente, Bib…

Tapi disini ada satu kesimpulan, bahwa bendera hitam lengkap dengan kalimat tauhid di dalamnya adalah bendera yang identik dengan bendera teroris. Sekali lagi, buka bendera tauhid, bray… Dengan sendirinya, akal-akalan HTI untuk menghembuskan isu bendera mereka sebagai bendera tauhid, gugur sudah.

Terus bagaimana nasib RS?

Sasus yang beredar, kasus ini akan terus dikembangkan, mengingat ada benar merah yang didapat pihak keamanan Saudi. Bahwa sebelum kasus ini muncul, toh sang Bibul-lah yang pernah mengeluarkan ‘fatwa’ untuk mengibarkan bendera ‘tauhid’ kepada para pendukungnya.

Terus kalo tiba-tiba bendera ‘tauhid’ tersebut tertempel di tembok tempat kosannya, pertinyiinnyi: apa mungkin jin iprit yang pasang?

Kalo ternyata benar ada upaya makar yang dilakukan sang Bibul, maka kasus akan dilimpahkan ke Riasah Amni ad-Daulah alias Presidency of State Security, kasusnya akan ruwet. Kok bisa? Karena lembaga superbody tersebut kalo sudah menangani kasus, ujung-ujungnya pasti hukuman pancung.

Kebayang gak sih? Begitu terdengar suara, “Slingg…” lansgung diikuti suara, “klotok klotok klotook..” Dan serta merta kepala-pun menggelinding entah kemana..

Ahh. jadi ngeri-ngeri sedap mengikuti kasus yang mendera sang Bibul… Lha Jamal Khashoggy yang ngetop saja dimutilasi, apalagi sekedar ‘preman’ petamburan.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!