Berebut Minyak Baru di Zambia (*Bagian 1)
Oleh: Ndaru Anugerah
Bagaimana peta geopolitik terkini yang ada di Benua Hitam?
Selain kawasan Tanduk Afrika yang sedang memanas, ternyata eskalasi sepertinya akan melebar ke daerah tengah benua tersebut, tepatnya di wilayah Zambia.
Ini dipertegas dengan hadirnya AFRICOM (United States Africa Command) yang berencana membuka kantor cabangnya yang ada di Kedubes AS di Zambia. (https://zm.usembassy.gov/africom-visit-launches-new-u-s-zambia-security-cooperation/)
Asal tahu saja, bahwa AFRICOM yang telah didirikan sejak 2007 silam, memang berkomitmen untuk mempromosikan lingkungan Afrika yang stabil dan aman, sehingga dapat mendukung kebijakan LN AS. Setidaknya itu versi resminya. (https://allafrica.com/stories/200811110613.html)
Untuk alasan ini, AFRICOM kemudian perlindungan bagi sekitar 9000 tentara AS yang ditempatkan di seantero Afrika yang tersebar di 27 pangkalan milter-nya di sana. (https://zambianobserver.com/africom-comes-to-zambia-is-zambia-shifting-its-foreign-policy-amb-emmanuel-mwamba/)
Kembali ke laptop.
Baru-baru ini, Brigjen Peter Bailey selaku pejabat di AFRICOM melakukan aksi lobbying dengan presiden Zambia, Hakainde Hichilema untuk membuka kantor cabangnya di negara tersebut. (https://www.theindependent.co.zw/2022/05/06/zambia-and-us-pact-causing-panic-in-the-neighbourhood/)
Apa tujuan utama pembukaan kantor cabang di Zambia?
Menurut klaim-nya, AFRICOM akan meningkatkan hubungan kerjasama termasuk memberikan bantuan dan pelatihan militer secara profesional kepada angkatan bersenjata di Zambia. (https://www.africom.mil/article/34379/us-africa-command-visit-launches-new-us-zambia-security-cooperation)
Apa iya itu tujuan yang hendak dicapai AS lewat AFRICOM?
Berdasarkan catatan sejarahnya, sejak 2014 silam, AS telah menggelontorkan dana sekitar USD 8 juta kepada pasukan bersenjata Zambia untuk menjalankan misi perdamaian PBB yang ada di Afrika Tengah. (https://www.lusakatimes.com/2022/04/27/dont-rush-to-open-a-us-africon-office-in-zambia-mwamba-urges-president-hichilema/)
Ngapain AS menggelontorkan dana untuk menjaga perdamaian yang ada di Afrika Tengah?
Karena kawasan Afrika Tengah kaya sumber daya alam, dan AS mencoba menguasainya dengan menggunakan kerjasama militer sebagai dalihnya.
Setidaknya, Robert Moeller selaku pendiri AFRICOM pernah mengatakan di 2008 silam, bahwa organisasi tersebut memang sengaja didirikan untuk melindungi SDA yang ada di Afrika. Tentu saja untuk kepentingan AS. (https://www.pambazuka.org/resources/us-africa-command-tool-recolonise-continent)
Dan orang Afrika, khususnya Zambia, tahu akan hal itu.
Nggak heran jika 4 presiden terdahulu Zambia sebelum Hichilema, menolak keras kehadiran AFRICOM pada negara tersebut. (https://zambianobserver.com/africom-comes-to-zambia-is-zambia-shifting-its-foreign-policy-amb-emmanuel-mwamba/)
Ini memang selaras dengan spirit yang diusung oleh Uni Afrika yang dengan tegas menolak hadirnya pangkalan militer asing yang ada di Benua Hitam, termasuk pangkalan AFRICOM. “Ini dapat membuka jalan bagi kolonialisme gaya baru,” demikian kurleb-nya. (https://tinyurl.com/2p8n6pp3)
Alih-alih memberikan kerjasama militer, yang ada organisasi ini digunakan untuk mendukung aksi kudeta yang mengarah pada siapapun pemimpin yang berseberangan dengan garis kebijakan Washington.
Tentang ini saya pernah bahas sebelumnya. (baca disini dan disini)
Wajar ini dilakukan Zambia, karena sejak mendapatkan kemerdekaan dari Inggris di tahun 1964 silam, negara ini menganut kebijakan LN yang non-blok, sebaliknya mengedepankan semangat kerjasama dengan semua negara, termasuk dengan China dan Rusia.
Di sini kemudian masalah timbul.
Tapi sebelum kita mengulas soal hal tersebut, kita mau tahu, ada apa di Zambia sana?
Berdasarkan data yang ada, Zambia merupakan salah satu negara produsen tembaga terbesar di dunia. (https://covertactionmagazine.com/2021/08/27/mostly-unnoticed-august-12-zambian-election-could-be-turning-point-in-supercharging-worlds-transition-to-clean-energy-but-may-well-destroy-the-zambian-people/)
Apa pentingnya tembaga?
Merujuk pada laporan yang dirilis oleh Goldman Sachs, mineral yang satu ini sangat dibutuhkan dalam proses transisi untuk menghasilkan energi hijau yang bebas karbon. (https://www.goldmansachs.com/insights/podcasts/episodes/05-18-2021-nick-snowdon.html)
Bisa dikatakan tembaga adalah konduktor dan komponen listrik utama yang dipakai dalam pembangkit listrik tenaga surya, kendaraan baterai listrik, hingga bangunan hemat energi. Tanpa hadirnya tembaga, semua perangkat energi hijau, nggak akan bisa dijalankan. (http://www.copper.org/environment/green/energy.html)
Sampai sini, kita tahu betapa pentingnya tembaga bagi transisi energi seperti yang diagendakan sang Ndoro besar. (baca disini dan disini)
Lalu, dalam konteks geopolitik, siapa yang terlibat dalam perebutan tembaga?
Pada bagian kedua nanti kita akan membahasnya.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments