Jerman Mulai Kolaps?


513

Jerman Mulai Kolaps?

Oleh: Ndaru Anugerah

Seorang teman berniat menyekolahkan anaknya ke Jerman pada tahun depan.

Apa alasannya?

Beragam, tentunya, dari biaya kuliah yang murmer hingga mutu pendidikan yang nggak diragukan lagi kualitasnya. Perusahaan mana yang mau menampik lulusan kampus asal Jerman? (https://www.manilatimes.net/2018/06/01/opinion/analysis/germany-alumni-on-sdg-industry-4-0/403034/)

Singkat cerita, Jerman adalah tujuan untuk meniti masa depan. Belum lagi jika ‘katanya’ biaya hidup di Deutschland terbilang murah.

Betulkah pernyataan tersebut?

Jika kondisinya dulu, mungkin demikian adanya. Namun kini, setelah plandemi Kopit menghantam negara itu, kondisinya berubah 180 derajat.

Nggak percaya?

Salah satu tolok ukur yang terlihat adalah tingkat inflasi, yang secara langsung merupakan imbas dari naiknya harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari.

Memangnya berapa angka inflasi di Jerman saat ini?

Berdasarkan otoritas statistik nasional negara tersebut (Destatis), angkanya telah mencapai lebih dari 10,4% pada bulan Oktober ini. Sebagai gambaran, tingkat inflasi di bulan September telah mencapai 10%. (https://www.msn.com/en-xl/news/other/german-inflation-at-104-in-october/ar-AA13tSK9)

Kok ini bisa terjadi?

Karena melonjaknya harga pangan dan energi.

Harga makanan di Jerman telah meningkat sekitar 14,8% pada Agustus silam. Angkanya makin menggila dari hari ke hari. (https://www.theepochtimes.com/food-price-inflation-soars-to-record-high-in-germany_4655092.html)

Harga bahan bakar juga nggak kalah set, karena juga terkerek naik yang pada akhirnya mengancam industri manufaktur yang jadi tulang punggung perekonomian negara tersebut. (https://edition.cnn.com/2022/10/07/energy/german-industry-energy-prices)

Bahkan peringatan telah dilayangkan serikat buruh pada Juli silam, bahwa hancurnya perindustrian di Jerman merupakan keniscayaan yang nggak bisa dihindarkan akibat ketiadaan supply gas alam dari Rusia ke negara tersebut. (https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-07-03/germany-s-union-head-warns-of-collapse-of-entire-industries)

Dengan semua gambaran awal yang telah saya sebutkan, mungkinkah Jerman akan lolos dari lubang jarum rontoknya ekonomi mereka dipicu dari ambruknya industri?

Lagian tentang ini saya sudah bahas jauh-jauh hari sebelumnya. (baca disini, disini dan disini)

Kalo Jerman nggak ‘dihancurkan’, bagaimana mungkin proyek The Great Reset sang Ndoro besar bisa dimainkan?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


3 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Bang kenapa yg cepat rontok ekonominya negara2 Eropa di Asia baru Srilanka, kenapa negara2 Asia terutama asean lebih lambat efek dominonya. Kira2 kapan kondisi seperti itu menimpa planet Namex?

    1. proses resetting memang akan menyasar negara-negara maju terlebih dahulu.
      tentang ini saya pernah ulas. (https://ndaruanugerah.com/rencana-energi-hijau-di-eropa-bagian-2/)
      jadi, negara berkembang dan terbelakang akan lambat terkena dampak resetting, karena life style mereka sehari-hari sudah susah.
      efek resetting nggak begitu terasa oleh mereka, walaupun itu ada.

      kapan akan menimpa planet Namek?
      gini aja deh: kira-kira kenaikan BBM ada dampaknya buat anda?
      belum lagi SMI yang tengah melontarkan statement bahwa tahun depan, kita harus bersiap utk krisis hebat.
      (https://www.cnbcindonesia.com/news/20221021084708-4-381485/pengakuan-sri-mulyani-krisis-2023-sangat-berat)

  2. Iya bang apalagi kalau krisis pangan ,bagi rakyat planet Namex yg tinggal di pedesaan rasanya masih bisa makan apapun yg mereka tanam sendiri. Begitu juga mereka jauh dari target ide desa cerdas.
    Yg tinggal dikota mulai kencangkan ikat pinggang.

    Thanks replynya bang

error: Content is protected !!