Bangsa Yang Paham Sejarah


518

Bangsa Yang Paham Sejarah

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada 7 November 2017 silam, merupakan 100 tahun peringatan Revolusi Boshevik yang dipimpin oleh Vladimir Lenin. Biasanya warga Rusia memperingati peristiwa itu dengan menyanyikan lagu kebangsaaan, pawai senjata dan tentu saja menyalakan kembang api.

Tapi tahun itu ada yang beda.

Alih-alih memperingati momen bersejarah tersebut, Rusia malah nggak memperingati peristiwa revolusi tersebut. Sebagai gantinya mereka malah memperingati pemberontakan melawan Polandia yang terjadi di tahun 1612.

Itu adalah Hari Persatuan Nasional yang ide pertamanya digagas oleh Tsar Rusia. Dan tradisi kuno itu dihidupkan oleh Putin sejak tahun 2005. (https://www.theguardian.com/commentisfree/2017/nov/03/putin-russia-revolution-ignore-centenary)

Sejak Putin berkuasa di Rusia, maka gaung pemerintahan Soviet nggak lagi jadi primadona disana. Justru yang banyak dikenang adalah masa-masa Tsar berkuasa.

Sebagai informasi, Tsar terakhir Rusia yang berasal dari keluarga Romanov, ditembak mati oleh pasukan Bolshevik pada Juli 1918. (http://www.history.com/this-day-in-history/romanov-family-executed)

Dan Putin sadar, bahwa yang namanya pasukan Bolshevik nggak lain adalah pasukan bayaran dari sang Ndoro besar untuk bisa berkuasa di Rusia dengan konsep jargon global komunisme. (baca disini dan disini)

Justru Tsar-lah yang merupakan patriotik sejati bagi bangsa Rusia dan bukan Lenin dengan komunisme-nya. Dan sekarang, Tsar Nikolay II dijadikan orang suci bagi warga Rusia, karena dibunuh oleh kaum Bolshevik selaku komprador Ndoro besar. (https://www.theguardian.com/world/2017/jul/17/thousands-of-pilgrims-walk-to-commemorate-russian-tsar-nicholas-ii)

Dengan Tsar, orang Rusia jadi mengerti soal harga diri sebagai bangsa.

Dengan Tsar, orang Rusia tahu apa makna jadi jongos Ndoro besar semasa Soviet dulu.

Karenanya, untuk mengenang jasa yang dibuat Tsar dan para martir lainnya, pemerintah Rusia membangun sebuah katedral yang megah di pusat kota Moskow. (http://russia-insider.com/en/politics/moscow-prepares-honour-new-martyrs-and-confessors-new-church/ri17780)

Nggak hanya disitu perubahan yang ada di Rusia. Kalo anda gali lebih dalam di kurikulum sekolah, di Rusia sana bentuk nasionalisme yang diidealkan, bukan aturan rakyat atau keadilan sosial ala komunisme Soviet.

“Rusia adalah Bizantium baru, yang tidak lagi mengibarkan bendera merah bagi dunia,” begitu kurleb-nya.

Dan inilah yang buat sang Ndoro besar menjadi makin marah terhadap sosok Putin. Sudah cape-cape rekayasa sejarah dunia, eh ujung-ujungnya kebongkar juga.

Sruput vodka-nya dulu, Drug!

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


3 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Sudah tenggak vodka nih mas ?.
    Sangat inspiring, tapi lebih rumit tumbangnya kedaulatan RI ya mas.

    Bagi rakyat Rusia lebih mudah memilih apel busuknya. Sedangkan di wakanda rakyat terpecah ada yg pilih apel seger, banyak yg goblok ngembat apel busuk dan tertawa bangga. Agak sedikit rumit kisah negri wakanda di tahun enam lima.

    Tapi btw mas, apa tuh langkah bajingan kampret ndoro besar selanjutnya pada paklik Putin klo dia membangkang begitu mas?

error: Content is protected !!