Kisah Kondominium Ndoro Besar (*Bagian 1)


534

Kisah Kondominium Ndoro Besar (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah

“Dalam satu tulisan Abang pernah bilang bahwa Uni Soviet adalah kondominium elite global. Bisa dijelaskan?” tanya seorang netizen. (baca disini)

Kalo kita bicara tentang Kapitalisme dan Komunisme, apa yang ada di kepala anda? Pasti ibarat air dan minyak yang tidak akan mungkin bersatu, malahan saling ‘membunuh’. Begitu bukan, pola pikir anda?

Sekarang kita lihat, apakah para pemimpin top komunis Soviet bermusuhan dengan rekan-rekan mereka di Barat, seperti retorika yang selama ini anda percayai? Nyatanya tidak.

Yang paling mudah adalah saat Mikhail Gorbacev mengadakan pertemuan rahasia dengan David Rockefeller tanpa adanya sponsor pemerintah atau rujukan diplomatik. Ngapain pertemuan digelar kalo hanya sekedar basa-basi? (https://coppershop.ru/en/moda/devid-rokfeller-gody-zhizni-krupnyi-bankir-filantrop-i-deistvuyushchee-lico-teorii.html)

Sekarang kita bahas tentang asal muasal Revolusi Bolshevik yang akan jadi cikal bakal berdirinya Uni Soviet. Siapa bermain di belakangnya? Ini wajar untuk ditanyakan, mengingat untuk menggelar sebuah momen revolusi, setidaknya butuh dana yang sangat banyak.

Dalam mengulasnya, saya pakai 2 rujukan utama, selain sumber-sumber lainnya. Pertama buku karya Prof. Antony Sutton ‘Wall Street and Bolshevic Revolution(https://www.semanticscholar.org/paper/Wall-Street-and-the-Bolshevik-Revolution-Sutton/6e972ba38893a323f28910da2fdde97491052b0a)

Dan rujukan kedua, buku Edward Griffin yang berjudul ‘The Creature from Jekyll Island(https://www.chinhnghia.com/The-Creature-from-Jekyll-Island-by-G.-Edward-Griffin.pdf)

Kedua buku tersebut, pada prinsipnya bicara hal yang kurleb sama, bahwa Revolusi Bolshevic di Rusia bukanlah pemberontakkan rakyat tertindas melawan kelas penguasa secara spontan, melainkan skenario ‘revolusi’ yang didanai oleh para pemodal besar yang bercokol di Inggris dan AS.

Mereka-lah klan Rothschild. Lebih tepatnya Jacob Schiff selaku bankir dan kepala firma investasi New York Kuhn, Loeb and Co., Dialah salah satu pendukung utama Revolusi Bolshevik.

Schniff adalah sosok yang sama dalam mendukung kepresidenan Woodrow Wilson di AS, dengan tujuan akhir disahkan Federal Reserve Act guna terbentuknya The Fed. Kalo anda tahu bahwa The Fed cetak dollar modal dengkul, ya Schiff-lah asal muasalnya. (baca disini)

Lantas kenapa Tsar Rusia Nicolas II perlu dilengserkan oleh klan-Rothschild lewat Revolusi Bolshevik?

Ada tiga alasan utama.

Pertama karena Dinasti Tsar sangat anti Yahudi. Saking anti-nya di tahun 1827 kekaisaran Rusia buat Dekrit Peraturan Kantonis alias aturan wajib militer secara paksa kepada setiap anak laki-laki Yahudi berusia 12-18 tahun, untuk berdinas di kemiliteran selama 25 tahun.

Menanggapi Peraturan Kantonis tersebut, maka banyak orang tua Yahudi yang akhirnya memotong jari telunjuk kanan anak laki-laki mereka dengan pisau, dengan harapan agar tidak masuk ke dinas ke militeran. “Tanpa jari telunjuk, bagaimana seseorang bisa menembak?” pikir mereka.

Sebagian orang tua terpaksa menyuap pejabat berwenang agar anak mereka nggak ditunjuk untuk masuk ke dinas kemiliteran kekaisaran Rusia.

Apa harapannya Tsar menggelar Peraturan Kantonis?

Agar kelak anak-anak Yahudi tersebut jadi punya semangat bela negara, syukur-syukur menjadi pemeluk Kristen yang taat dan nggak lagi punya ambisi untuk pegang kendali atas sektor ekonomi yang ada di kekaisaran Rusia. (https://www.aish.com/jl/h/cc/48956806.html)

Lalu apa alasan kedua? Tentu saja kepentingan bisnis klan-Rothschild.

Pada akhir abad ke-19, di kota Baku yang ada di Laut Kaspia, Azerbaijan (yang merupakan wilayah kekaisaran Rusia), ditemukan ladang minyak baru yang sangat menjanjikan. Ladang minyak terbesar yang diketahui dunia kala itu.

Berapa nilai estimasinya? Sekitar 4 mil persegi. Dan angka tersebut terbilang besar untuk saat itu. (https://fee.org/articles/john-d-rockefeller-and-the-oil-industry/)

Apa keuntungan dari ladang minyak Baku tersebut?

Pertama, minyak Baku terpusat di satu wilayah yang nggak terlalu luas. Dengan demikian akan hemat biaya karena proses pengeboran, pemurnian dan pengiriman bisa dilokasir.

Kedua ladang minyak Baku menghasilkan lebih banyak dibanding ladang minyak yang ada di Amerika, dengan rata-rata perhari sekitar 280 barel per sumur. Sedangkan kemampuan ladang minyak di AS hanya 4,5 barel per sumur tiap harinya.

Ketiga, minyak Baku sangat kental jadi sangat cocok untuk dijadikan bahan pelumas mesin-mesin industri.

Dan keempat, Rusia posisinya lebih dekat dengan pasar Eropa dan Asia. Jadi nggak perlu sewa kapal tanker untuk menjual produk minyak ke pasaran.

Dengan semua keuntungan tersebut, gimana Rockefeller yang merupakan klan-Rothschild nggak ngiler? Bayangkan jika konsesi ladang minyak yang menggiurkan itu bisa didapatkan oleh Standard Oil tanpa pajak kanan kiri dari Tsar Rusia?

Dan tentu saja alasan terakhir kenapa Tsar Rusia harus digulingkan adalah perihal ditolaknya rencana Rothschild untuk membentuk pemerintahan dunia lewat Kongres Wina pada September 1814. (https://www.jstor.org/stable/pdf/43059304.pdf)

Rothschild sudah demikian pede-nya bahwa rencananya tersebut bakal disetujui oleh banyak kepala pemerintahan di Eropa, mengingat banyak dari mereka yang sudah berhutang pada Rothschild saat itu. Dengan utang, Rothschild bepikir semuanya dapat dikontrol.

Namun rencana tersebut dipaksa bubar grak gegara Tsar Alexander I dari Rusia menolak ide tersebut.

Dan ini membuat marah Nathan Mayer Rothschild. “Saya bersumpah untuk menghancurkan seluruh keluarga dan keturunan Tsar I suatu hari nanti,” ujar Rothschild. (baca: Sibling Rivalry on a Grand Scale: The Devil’s in the Details karangan Robert Akers)

Dan janji Rothschild untuk menggulingkan kekaisaran Romanov di Rusia dapat terwujud 102 tahun kemudian, saat Revolusi Bolshevik yang didanai oleh mereka sukses digelar.

Jadi paham ya alasan utama kenapa Tsar Rusia harus ditumbangkan.

Lantas bagaimana skenario jalannya Revolusi Bolshevik dan ambruknya Soviet selaku kondominium sang Ndoro besar?

Pada bagian kedua nanti saya akan mengulasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!