Welkam Sputnik


507

Welkam Sputnik

Oleh: Ndaru Anugerah

“Bang, vaksin Sputnik sudah dikasih ijin untuk boleh dipakai di Indonesia,” demikian isi sebuah pesan singkat melalui Telegram.

Tentang vaksin pabrikan Rusia tersebut, saya sudah bahas pada tahun lalu. Dan selaku analis, saya kasih rekomendasi untuk pemakaiannya, sekali lagi dalam kapasitas saya selaku analis geopolitik. (baca disini dan disini)

Itupun dengan catatan: bahwa anda dipaksa/terpaksa harus ikutan vaksinasi. Kalo nggak dipaksa apalagi terpaksa, ngapain juga tubuh sehat anda dienjus vaksin?

Bagaimana vaksin tersebut akhirnya bisa dikasih restu oleh BPOM, meskipun WHO belum memberikan Emergency Use Listing Procedure (EUL) pada vaksin tersebut? (https://extranet.who.int/pqweb/key-resources/documents/status-covid-19-vaccines-within-who-eulpq-evaluation-process)

Pembicaraan serius tentang vaksin Sputnik di Indonesia, sudah ada pada Juli 2021 silam. Saat itu, Menlu Retno mengatakan bahwa Indonesia tengah menjajaki kerjasama produksi vaksin Sputnik buat menangani si Kopit.

Singkat cerita, kedua pihak menandatangani nota kesepahaman dalam upaya memproduksi vaksin di Indonesia. (https://dunia.tempo.co/read/1480370/vaksin-sputnik-v-bakal-diproduksi-di-indonesia-bpom-ke-rusia-tinjau-pabrik/full&view=ok)

Dan Menlu Retno serta ketua BPOM telah diajak berkunjung ke Rusia guna melihat langsung fasilitas produksi vaksin Sputnik. Wajar jika kemudian BPOM akhirnya menerbitkan ijin penggunaan darurat vaksin Sputnik, karena memang layak untuk diberikan. (https://www.reuters.com/world/asia-pacific/indonesia-approves-russias-sputnik-v-vaccine-emergency-use-2021-08-25/)

Setidaknya, sudah ada 69 negara yang sudah menyetujui penggunaan Sputnik dalam menanggulangi si Kopit. (https://international.sindonews.com/read/521576/41/indonesia-jadi-negara-ke-70-yang-setujui-penggunaan-vaksin-sputnik-v-rusia-1629878913)

Memang vaksin tersebut bahannya apa?

Berbeda dengan vaksin-vaksin Big Pharma, Sputnik dikembangkan The Gamaleya National Center of Epideliology and Microbiology di Rusia dengan menggunakan platform Non Replicating Viral Sector (Ad26-S dan Ad5-S). Jadi relatif aman kalo digunakan kelak, terutama jika dalam kondisi ‘terpaksa/dipaksa’.

Saya selaku analis geopolitik mengamati, nggak terlalu banyak keluhan orang diberbagai belahan dunia yang sudah pakai vaksin ini. Dan ini selaras dengan motif Rusia yang bukan cari untung, tapi lebih kepada penuntasan plandemi Kopit. (https://www.nature.com/articles/d41586-021-01813-2)

Dan ini kontras dengan vaksin-vaksin Big Pharma yang sangat kontroversial karena memang terkoneksi dengan kartel Ndoro besar yang ada di balik plandemi ini.

Apapun itu, welkam Sputnik. Semoga dapat memberi pencerahan di negeri ini.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!