Vaksin GMO


503

Vaksin GMO

Oleh: Ndaru Anugerah – 22032025

Ada berita yang cukup mengejutkan dari Slowakia. Seorang dokter, komisioner pemerintah sekaligus anggota parlemen yang bernama Dr. Peter Kotlar, pada 11 Maret 2025 silam telah menggelar konpres yang menyampaikan suara resmi pemerintah.

Apa isi konpres-nya?

Dari 34 vaksin Pfizer dan Moderna yang pernah dienjuskan di negara tersebut, mengandung kadar DNA yang sangat tinggi. (https://twitter.com/i/status/1900312640074977718)

Secara teknis, dalam setiap botol vaksin yang diteliti, terdapat jumlah DNA yang sangat tinggi, di luar ambang batas kewajaran, secara stabil dibandingkan dengan mRNA, sehingga dapat terintegrasi ke dalam DNA manusia.

Apa implikasi dari pernyataan tersebut?

Tentu saja berpotensi mengubah penerima vaksin tersebut menjadi organisme yang dimodifikasi secara genetik alias GMO.

Secara teoritis, fragmen DNA dapat terintegrasi ke dalam genom inang, sehingga meningkatkan risiko mutasi genetik, seperti kanker ataupun kematian sel.

“Orang Slowakia bukanlah bangsa jagung. Moderna dan Pfizer (telah) mengubah orang yang divaksinasi menjadi organisme hasil rekayasa genetik, tanpa sepengetahuan mereka,” ungkap Dr. Kotlar.

Sebenarnya, temuan Dr. Kotlar bukanlah yang pertama.

Semasa plandemi Kopit, sudah banyak ahli atau pakar kesehatan yang mengemukakan kekhawatiran serupa. Saya pernah mengulasnya beberapa kali. (baca disini, disini, disini dan disini)

Coba anda lihat penelitian yang dilakukan Prof. Fukushima selaku pakar onkologi dari Jepang yang mengatakan bahwa vaksin mRNA sebagai praktik sains yang jahat, karena dapat memicu berbagai kanker pada tubuh manusia yang berujung kematian.

Dia menyoroti perkembangan yang mengkhawatirkan dalam onkologi yang dikenal sebagai kanker ‘turbo’ yang muncul setelah terapi gen mRNA eksperimental dilakukan. (https://www.aussie17.com/p/japans-most-senior-oncologist-prof)

Penelitian yang dilakukan Dr. James Royle dari Inggris juga menemukan hal yang kurleb sama dengan temuan Prof. Fukushima, bahwa vaksin berjenis mRNA berkaitan erat dengan kanker ‘turbo’ alias memicu kanker pada tubuh seseorang.

Selaku seorang praktisi bedah kanker kolorektal terkemuka asal Durham, Inggris, Dr. Royle telah mengeluarkan peringatan keras tentang peningkatan signifikan kanker agresif yang dia kaitkan dengan program enjus global menggunakan vaksin berjenis mRNA. (https://www.aussie17.com/p/news-alert-prominent-uk-cancer-surgeon)

Atau banyak penelitian sejenis yang mengungkapkan hal yang kurleb sama, yang intinya menyatakan ketidak-amanan dan adanya dampak atau efek samping program enjus massal menggunakan vaksin tahu bulat berjenis mRNA. (https://docs.google.com/spreadsheets/d/1gJj3GSrM-UJR9c6Lrcn1k8_buQkQznuUVSKuMR8_2lU/edit?gid=0#gid=0)

Pertanyaan-nya sekarang bukan lagi faktor keamanan dari vaksin tersebut (karena anda telah mendapatkannya), melainkan apa antisipasi yang harus anda ambil setelah menerima enjusan tersebut? Apa anda pasrah tunggu nasib?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!