Tuduhan Nggak Mendasar


515

Tuduhan Nggak Mendasar

Oleh: Ndaru Anugerah

Pemilu di AS pada November 2020 silam telah berakhir. Dan Joe Biden berhasil menghempaskan pesaingnya dari kubu Republik yang juga petahana, Donald Trump.

Namun gonjang-ganjing pilpres tersebut belum usai, meskipun kemenangan Biden sudah di tangan.

Maksudnya apa?

Beberapa hari yang lalu, sebuah laporan intelijen AS setebal 15 halaman mengungkapkan bahwa beberapa pejabat tentara AS atas perintah Trump sengaja menjalin kerjasama dengan Rusia guna mendukung pemenangan Trump pada pilpres AS yang digelar pada November 2020 silam. (https://www.dni.gov/files/ODNI/documents/assessments/ICA-declass-16MAR21.pdf)

Merasa tak terima dengan tudingan tersebut, Rusia bereaksi keras.

“Itu tuduhan yang tidak mendasar. Tidak ada bukti spesifik tentang klaim yang ditujukan kepada kami. Lagian, mgapain juga kami ngurusin politik LN negara lain?” ungkap pejabat di Moskow. (https://www.reuters.com/article/us-usa-election-cyber-russia-idUSKBN2B90OT)

Tuduhan yang diberikan Washington atas Rusia nggak lain adalah kasus peretasan yang dilakukan Rusia dalam menembus jaringan pemerintah AS dengan menggunakan perusahaan AS yang bernama SolarWinds Corp. (https://www.businessinsider.com/solarwinds-hack-explained-government-agencies-cyber-security-2020-12)

Yang namanya tuduhan, harusnya dikasih buktinya agar nggak jadi fitnah. Jadi nggak asal main tuding tanpa adanya fakta yang mumpuni.

Wajar jika kemudian Rusia bereaksi keras atas tudingan tersebut.

“Kami menyatakan bahwa Washington terus melakukan diplomasi megafon yang bertujuan memperburuk citra negara Rusia,” ungkap pejabat di Kedubes Rusia di AS.

Bukan pertama kali ini Rusia kena tudingan kasus ‘peretasan’.

Pada pilpres AS 2016 dimana Hillary Clinton dihempaskan Trump, isu campur tangan Rusia juga dimainkan. Jadi ini bukan barang baru. (https://www.nytimes.com/2016/09/06/us/politics/hillary-clinton-russia.html)

Apakah Rusia benar melakukan aksi peretasan tersebut?

Nggak juga. Itu hanya permainan kotor deep-state dalam merusak kredibilitas Rusia. Saya pernah mengulasnya dengan detil. (baca disini)

Lalu apa alasan utama deep-state melakukan hal tersebut?

Karena Rusia di bawah Putin akan mengembalikan kejayaan negara mereka di masa selama Tsar berkuasa. Dan ini jelas bikin Ndoro besar kepanasan. Maka dibuatlah rekayasa guna menggiring opini publik bahwa Rusia adalah negara yang nggak punya adab. (baca disini dan disini)

Bukankah begitu, Rudolfo?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!