Tiongkok Menantang Sang Ndoro?


527

Tiongkok Menantang Sang Ndoro?

Oleh: Ndaru Anugerah

Apakah China berada dalam posisi menentang hegemoni sang Ndoro besar?

Bagi yang mengikuti analisa yang telah saya buat berulang-ulang, pasti sudah paham jika ini adalah pertanyaan retorik. Tapi tidak bagi banyak orang di luar sana.

Bagaimana membuktikannya?

Silakan anda baca ulasan saya tentang Tiongkok. (baca disini, disini dan disini)

Jika dirasa kurang, saya akan beri anda pengetahuan yang lain. Harapannya satu, agar anda nggak mudah dibodohi oleh outlet media yang ‘katanya’ alternatif dan sangat banyak berseliweran di dunia maya.

2 hari yang lalu adalah hari terakhir pelaksanaan pertemuan tahunan ke-14 World Economic Forum of the New Champions, yang telah berlangsung di Tianjin, China.

Pertemuan yang juga dikenal sebagai Summer Davos tersebut juga telah resmi dibuka oleh PM China Li Keqiang pada 27 Juni silam.

Konon ada 1500 pemimpin skctor publik dan swasta yang hadir disitu yang mewakili sekitar 90 negara. (https://www.scmp.com/economy/global-economy/article/3225483/world-economic-forum-chinese-premier-li-qiang-address-14th-annual-meeting-new-champions-tianjin)

Kalo memang China menentang hegemoni sang Ndoro besar, ngapain juga ikutan forum yang dibuat sang Ndoro? Bukankah itu sama saja memberikan legitimasi?

Sampai sini mungkin ada dari anda yang masih berkilah dengan seribu satu alasan, bla-bla-bla…

Tenang, Ijinkan saya untuk membahas lebih dalam lagi.

Dalam event tersebut, Borge Brende selaku Presiden WEF menyatakan bahwa memisahkan WEF dengan China adalah omong kosong semata. Dengan kata lain, WEF sama dengan China karena China adalah bagian dari WEF. (https://twitter.com/i/status/1673500643590565891)

Belum cukup?

Saya kasih yang lain.

Pada Summer Davos tersebut, PM China Li Keqiang juga telah mengadakan pertemuan dengan Prof. Klaus Schwab yang intinya memiliki kesepahaman untuk membentuk visi global yang sama dalam bentuk kerjasama. (https://news.cgtn.com/news/2023-06-26/Premier-Li-Qiang-meets-with-WEF-chairman-and-WTO-director-general-1kXmuRDWZmU/index.html)

Apa fungsinya memiliki kesepahaman akan visi global jika China menentang sang Ndoro besar? Bukankah jika sudah memiliki kesepahaman artinya kedua pihak berada dalam sekoci yang sama?

Sebagai bonus pengetahuan, silakan anda browse apa yang menjadi agenda pada pertemuan 3 hari tersebut.

Tentu saja agenda-agenda PBB di 2030 mendatang, dari mulai transformasi digital, net zero carbon, stabilitas pangan, niatan membangun kembali (Build Back Better), penggunaan AI pada sektor kesehatan, dan tentu saja agenda-agenda hijau yang mengusung keberlanjutan. (https://www.weforum.org/agenda/amnc-2023)

Bahkan salah satu artikel dengan jelas menjelaskan bagaimana upaya yang dilakukan China pada sektor kesehatan pada 2030 mendatang. Tentu saja agenda enjus massal dan digitalisasi di bidang kesehatan yang jadi sasaran utamanya, yang rencananya akan dilakukan secara terpusat. (https://www.weforum.org/agenda/2023/06/how-can-we-achieve-a-healthy-china-by-2030/)

Dengan paparan data yang sudah saya sebutkan, apakah anda masih yakin jika China adalah pihak yang akan membawa dunia keluar dari cengkraman sang Ndoro besar?

Tak cucup embun-embunanmu lho yah…

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!