Apanya Yang Kudeta?


514

Apanya Yang Kudeta?

Oleh: Ndaru Anugerah

“Bang, bisa bahas tentang upaya kelompok Wagner dalam menggulingkan pemerintahan Putin?” tanya seorang netizen.

Saya bingung jawabnya. Bukan karena saya nggak bisa jawab, karena menyangkut Rusia dan Ukraina apalagi konflik-konflikan yang terjadi antara kedua kubu, jujur saya malas untuk membahasnya.

Kenapa?

Karena semua skenario sengaja digelar untuk memperpanjang konflik yang dipaksakan tersebut. Harusnya bisa tuntas, jadi terhalang dengan hadirnya kasus baru.

Bayangkan jika anda sedang menonton sinetron di salah satu TV swasta. Yah seperti itulah konflik-konflikan antara Rusia dan Ukraina. Selalu ada yang baru di tiap episode, tapi esensinya sama saja. Toh sutradaranya kan dia-dia juga dan alur cerita gampang ditebak.

Siapa yang happy dengan perpanjangan konflik?

Jangan juga anda bilang bahwa nggak ada pihak yang diuntungkan dengan hadirnya konflik tersebut, karena Resetting Besar tengah dibukakan jalannya dengan adanya aksi perang-perangan antar kedua kubu. (baca disini dan disini)

Tapi kalo nggak dijawab pertanyaan itu, nanti saya dibilang nggak akomodatif. Kasian juga orang udah nanya kok nggak dijawab.

Sebagai jalan tengah, saya coba bahas, tapi secara singkat saja.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tentara bayaran Wagner yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, dikatakan oleh pihak Kremlin tengah berupaya mengadakan perang terhadap kubu militer Rusia. (https://www.politico.eu/article/putin-in-crisis-as-wagner-chief-prigozhin-declares-war-on-russian-military-leadership/)

Siapa lagi yang jadi sasaran tembaknya selain Putin?

Aksi yang dilakukan grup Wagner konon bukan kaleng-kaleng, karena mereka sempat dikabarkan telah merangsek ke arah ibu kota Rusia, dengan menggelar aksi yang dikenal sebagai pawai keadilan.

“Grup Wagner telah menggelar aksi bersenjata terhadap Rusia,” tuding Putin. (https://news.sky.com/video/wagner-leader-yevgeny-prigozhin-rostov-military-sites-are-under-control-12908814)

Atas kegaduhan yang dibuat Wagner, lantas pihak Rusia dikatakan meradang. Bahkan sekelas Putin telah menyiapkan jeruji besi atas aksi pembangkangan yang dibuat Prigozhin. (https://www.bbc.com/news/world-europe-66024526)

Sampai sini, media mainstream Barat langsung menggoreng isu tersebut. Intinya: benar ada pemberontakan dalam kubu pemerintahan Putin. (https://www.theguardian.com/world/2023/jun/25/prigozhins-march-on-moscow-chronology-of-an-attempted-coup)

Jika ditanya alasannya, pasti jawabannya gampang ditebak.

Prigozhin nggak sreg sama sosok menhan Rusia, Sergei Shoigu karena telah melucuti pasukan perangnya di Ukraina. Sementara alasan Shoigu juga klasik, karena telah mendapat restu dari Putin untuk melakukan aksinya tersebut.

Itu secuil narasi yang dapat anda temukan pada outlet media mainstream.

Bahwa konflik Rusia-Ukraina kembali menghadirkan ketegangan.

Bahwa konflik Rusia-Ukraina tetap menarik untuk disimak.

Bahwa konflik Rusia-Ukraina nggak kelar-kelar karena adanya intrik yang komplek.

Nyatanya, penonton dibuat kecewa.

Skenario nggak berjalan sesuai ekspektasi. Aksi Wagner berhasil digagalkan dan Rusia sukses melikuidasi skenario tersebut. (https://www.reuters.com/world/europe/wagner-head-suggests-his-mercenaries-headed-moscow-take-army-leadership-2023-06-24/)

Sampai sini, spekulasi banyak bermunculan.

Ada yang bilang bahwa Wagner sengaja dipakai Barat untuk menghantam Putin. (https://bigserge.substack.com/p/russo-ukrainian-war-the-wagner-uprising?r=1crci7)

Sebaliknya, nggak sedikit juga yang menyalahkan Putin atas keputusan yang dibuat Prigozhin, karena Putin dinilai dinilai otoriter alias nggak akomodatif. (https://www.npr.org/2023/07/01/1185660732/cia-putin-wagner-russia-prigozhin-ukraine)

Pusing sendiri, kan? Mana yang benar, coba?

Menurut saya, dalam konteks geopolitik, lihat bagaimana bola bergulir agar anda tahu kemana permainan akan dibawa.

Maksudnya?

Sehari setelah aksi yang dilakukan grup Wagner, presiden Belarusia Alexander Lukashenko malah menjadi pihak yang memediasi perseteruan tersebut, dengan menggagas gencatan senjata antar kedua pihak.

Syaratnya satu: Prigozhin nggak usah bertingkah sama pasukan Rusia, dan dia akan ‘diampuni’ oleh Putin atas aksi pembangkangan yang telah dibuatnya. (https://apnews.com/article/russia-ukraine-wagner-prigozhin-9acbdf1eda849692ca0423a4116058d1)

Sebagai gantinya, Prigozhin akan mendapatkan suaka di Belarusia. Nggak bakalan diapa-apain alias aman sentosa.

Segampang itu Louis Fernandez.

Pertanyaannya: untuk apa sekelas grup Wagner yang telah lama menjadi mesin perang Rusia, tetiba mengadakan gerakan angkat senjata akibat masalah yang sepele?

Apakah aksinya tersebut akan mencapai tujuannya dengan menduduki Moskow? Kan nggak mungkin juga. Putin terlalu kuat untuk dilawan dan Prigozhin tahu kenyataan itu.

Lantas kenapa masih nekat melawan Kremlin?

Jawabannya: ini adalah opera sabun belaka dengan bumbu ‘ketegangan’ di tengah cerita agar anda bisa beronani-ria melihat konflik yang seolah-olah kian membara antara Rusia lawan Ukraina.

Dengan demikian, konflik yang telah usang tersebut, mendapatkan bahan bakar baru untuk sekedar memperpanjang skenario awal.

Kalo anda percaya hal tersebut, yah nggak apa-apa juga. Saran saya: siapkan banyak sabun untuk menuntaskan hasrat onani anda.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)

 


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!