Tiket Ganjar 2024


511

Tiket Ganjar 2024

Oleh: Ndaru Anugerah

“Siapa yang punya kans melaju pada 2024 nanti sebagai pengganti Jokowi, bang?” tanya seorang melalui sambungan telpon.

Saya jawab ringan, “Siapa yang banyak dijagokan lembaga survei belakangan ini, dialah yang akan memegang tiket di 2024 nanti,” Dan orang itu adalah Ganjar Pranowo.

Mengacu pada hasil survei yang dibesut oleh Indikator Politik pada Juli 2020 silam, posisi Gubernur Jateng tersebut kian melejit.

Jika di Februari angkanya 9,1%, terus di Mei angkanya naik menjadi 11,8%. Dan terakhir di Juli makin melesat diangka 16,2%.

Sementara angka elektabilitas AB cenderung fluktuatif alias gak stabil sementara Prabowo makin meredup pamornya setelah bergabung di pemerintahan Jokowi. (https://kabar24.bisnis.com/read/20200730/15/1273175/pilpres-2024-elektabilitas-ganjar-tertinggi-tapi-posisinya-paling-tak-aman-)

Dengan kata lain, Ganjar merupakan calon potensial (capon) untuk melaju di 2024 nanti.

Mungkin karena sadar diri atau gimana, timses Ganjar diam-diam mulai gerilya dari jauh-jauh hari. Semua lini mulai dijajaki untuk branding dirinya, mulai dari pasar tradisional, perkantoran, jalan raya, sekolahan hingga aktivitas blusukan sekedar bertemu warga Jateng.

Dan saat pandemi di Kopit berkecamuk, Ganjar juga sering nge-vlog di channel youtube miliknya dengan pakaian informal yang kerap dipakainya. (https://humas.jatengprov.go.id/detail_berita_gubernur?id=3940)

Kesan yang mau disampaikan kepada publik adalah bahwa Ganjar pemimpin yang merakyat. Sekali lagi, dengan angka elektabilitas yang lumayan tinggi, bukan nggak mungkin menempatkan Ganjar sebagai capon yang layak untuk dipertimbangkan.

Lho, bukankah PDIP sudah ‘menetapkan’ calon berdasarkan pertemuan nasi goreng tempo hari dengan Prabowo? (baca disini dan disini)

Rencana sih boleh-boleh saja. Namun yang namanya politik, sifatnya dinamis. Nggak ada yang pasti di dalamnya.

Ingat bagaimana skenario PDIP di tahun 2014 silam, manakala Mama Mega hendak melaju sebagai capres? Nyatanya harapan itu kandas saat Mama Mega tersandera dengan yang namanya elektabilitas.

Kalo PDIP mau memenagkan pileg dan pilpre secara bersamaan, maka capres-nya harus Jokowi dan bukan Mega, mengingat elektabilitas Jokowi sangat tinggi,” begitu kurleb ungkapan beberapa pihak di sekeliling Mega. (https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/03/140314_jokowi_capres_pdiperjuangan)

Walhasil, tiket yang dimiliki sang Mama, terpaksa dilepaskan dan diberikan kepada Papa Gepetto.

Cara yang sama bukan nggak mungkin akan dicopas oleh seorang Ganjar.

Ini nggak berlebihan, mengingat nama Puan Maharani walaupun trah Soekarno, nyatanya nggak punya nilai jual di mata publik, meskipun dirinya kini menjabat seorang Ketua DPR sekalipun.

Dengan skenario yang kurleb sama, maka PDIP akan dihadapkan pada pilihan sulit yang bernama elektabilitas.

“Mengajukan Puan sebagai kandidat di 2024, sama saja kesia-siaan karena tingkat elektabilitasnya memble,” begitu kurleb suara masukkannya. Dan kalo ditanya balik, siapa figur yang cukup mumpuni mewakili PDIP? Tentu saja Ganjar sudah menyediakan jawabannya.

Ini tentu pil pahit bagi seorang Mama Mega.

Betapa tidak?

Mengingat pengalaman yang dimiliki pada seorang Jokowi, nyatanya sosok yang telah diberi tiket, belakangan nggak bisa dipegang buntutnya. Ibarat kacang lupa sama kulitnya.

Walhasil beberapa kali sang Mama terus mengingatkan bahwa sang tukang kayu adalah petugas partainya. (https://20.detik.com/detikflash/20180107-180107008/megawati-tegaskan-lagi-jokowi-adalah-petugas-partai)

Skenario ini diperkuat dengan tingkat elektabililitas Prabowo yang kian anjlok dari hari ke hari. Klop sudah.

Lantas, siapa yang akan digandeng Ganjar sebagai wakilnya?

Yang paling mungkin adalah partai yang punya basis massa riil di pulau Jawa. Antara Jawa Timur dan Jawa Barat.

Namun berdasarkan paparan kontribusi suara nasional, maka Jawa Timur kasih kontribusi yang lumayan signifikan bagi pemenangan Jokowi-Maruf tempo hari, ketimbang Jawa Barat.

Aliasnya, lumbung suara kemenangan bisa didapat dengan penggabungan kedua wilayah yang banyak penduduknya tersebut. (https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/05/17/rincian-hitungan-kpu-pada-27-provinsi-jawa-tengah-dan-jawa-timur-lumbung-suara-jokowi)

Akankah ini berjalan sesuai prediksi? Kita lihat saja.

Satu yang pasti, jalan menuuju 2024 akan menarik untuk dicermati.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!