Suara Dari Madrid


510

Suara Dari Madrid

Oleh: Ndaru Anugerah

Dalam sebuah pernyataan pers, Dirjen WHO – Tedros – memperingatkan bahwa pandemi virus Corona akan bersama umat manusia untuk waktu yang lama.

“Pandemi adalah krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya akan terasa selama beberapa dekade mendatang,” ungkapnya. (https://www.france24.com/en/20200801-coronavirus-pandemic-will-be-with-us-for-a-long-time-who-warns)

Dengan kata lain, anda yang punya pikiran bahwa pandemi akan segera berakhir lalu anda bisa beraktivitas normal seperti dulu lagi, harus siap kecewa, mengingat WHO mengatakan justru yang sebaliknya yang bakal terjadi.

Kok bisa begitu?

Bukankah WHO yang selama ini memberi anjuran kepada kita, dari mulai social distancing, pakai masker, uji si Kopit sana-sini hingga penutupan aktivitas suatu negara dalam bentuk lockdown ataupun karantina?

Kalo WHO bakal menetapkan status pandemi bakal diperpanjang, anda bisa apa? Wong selama inipun, anda hanya bisa manut-manut saja, bukan?

Di tengah peringatan yang lebih mirip skenario nakut-nakutin ala WHO, sekelompok dokter justru menyuarakan sesuatu yang kontras dengan pernyataan WHO tersebut. Mereka malah menyuarakan penolakan terhadap skenario yang dijalankan oleh pemerintah atas desakan WHO.

Kami mendesak para dokter, media dan otoritas politik untuk menghentikan operasi berkode C19. Sebaliknya kami mendesak mereka untuk menyebarkan kebenaran yang sesungguhnya terjadi,” begitu kurlebnya. (https://www.pacificpressagency.com/galleries/53613/-denialists-and-insubmists-in-the-covid19-crisis)

Memang siapakah mereka itu, kok berani bersuara lantang?

Mereka adalah ratusan profesional medis dari seluruh dunia yang tergabung dalam Doctors for the Truth. Mereka menyatakan bahwa C19 adalah pandemi abal-abal yang sengaja diciptakan untuk tujuan politik. Karenanya skenario tersebut harus dibongkar.

Demi mewujudkan rencana mereka, pada 25 Juli silam bertempat di Madrid, Doctors for the Truth menggelar presentasi bersama.

Kelompok tersebut dipimpin oleh dokter Natalia Prego Cancelo dan dokter Angel Luis Valdepenas, yang membuat hubungan langsung dengan komisi ekstra-parlementer para dokter dari Jerman, kelompok Epidemiologis dari Argentina, hingga para dokter dari AS.

Dalam acara tersebut, dokter Heiko Schoning yang merupakan perwakilan Komisi Ekstra Parlementer Jerman untuk studi virus Corona, didaulat untuk membuka acara. Presentasi yang berlangsung di ruang acara Istana Pers Madrid tersebut, dihadiri lebih dari 400 orang partisipan.

Apa yang diungkap dalam presentasi tersebut?

Berdasarkan rujukan data, angka dan analisis serta paparan yang ditemukan di lapang, bahwa C19 menunjukkan sifat yang tidak koheren, sehingga tidak berbahaya bagi manusia. “Kami menilai tindakan yang diterapkan sebagai antisipasi-nya di seluruh dunia, bersifat berlebihan.” (https://www.bitchute.com/video/BawtyuvpN2fO/)

Pada presentasi tersebut, mereka menelorkan beberapa keputusan penting, antara lain:

Pertama, korban kematian akibat virus Corona tidak melebihi jumlah kematian akibat flu musiman tahun lalu.

Kedua, angka kematian akibat si Kopit, nyatanya sengaja dibesar-besarkan dengan cara mengubah protokol medis di lapangan.

Ketiga, pengurungan dan penggunaan masker bagi orang sehat, tidak memiliki dasar ilmiah sama sekali.

Dan keempat, penyakit yang dikenal sebagai C19, tidak memiliki pola infeksi tunggal, karena ada kombinasi yang disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari pengaruh vaksinasi influenza, kontaminasi gelombang elektromagnetik hingga adanya penyakit penyerta dalam diri pasien.

Sebenarnya, apa yang jadi butir pernyataan tersebut, bukan barang baru mengingat saya sering mengulasnya berulang-ulang kek kaset kusut. Kalo anda rajin baca ulasan saya, pasti akan tahu.

Dokter Angel Luis Valdepenas menggarisbawahi di akhir pertemuan, “Kita harus memberitahu pemerintah bahwa mereka tidak bisa memaksakan tindakan vaksinasi wajib pada warganya.”

Dokter Valdepenas menambahkan, “Kita bertanggungjawab untuk mengkritik pembombardiran informasi palsu tentang pandemi yang disebarkan media secara masif. Padahal berita yang disajikan kurang laik dalam hal kuantitas maupun kualitas dalam kacamata medis.”

Seharusnya para dokter memberikan konfirmasi manakala media berbicara tentang wabah baru, karena bukan itu yang sebenarnya terjadi, mengingat 98% dari populasi adalah orang yang sehat dan tanpa gejala,” pungkas dokter Valdepenas.

Diakhir acara, mereka melakukan long-march ke Plaza de Callao sambil menyerukan ‘kebebasan’ dan mengadakan bincang-bincang dengan masyarakat yang belum dapat mengakses ruangan tempat presentasi dan konpers berlangsung.

Selain itu, lebih dari 140 tenaga medis dari Spanyol telah memulai sebuah komisi penyelidikan tentang C19, yang intinya berupaya mengungkapkan kebohongan dan kesalahan yang dilakukan pemerintah Spanyol dalam penanganan si Kopit. (https://nexusnewsfeed.com/article/geopolitics/press-conference-doctors-for-the-truth-spain-en-subs/)

Artinya apa?

Semakin banyak orang waras yang berani menyuarakan kebenaran. Kenapa mereka berani melakukannya? Karena natur alami manusia adalah hidup bebas dari rasa takut, termasuk ketakutan yang disebarkan elite global melalui media mainstream.

Tinggal kita yang harus ambil keputusan: mau terus-terusan ditakut-takuti oleh WHO akan pandemi abal-abal, atau mendengarkan suara Doctors for the Truth?

Pilihan ada ditangan anda.

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!