Sputnik Menembus Jazirah


517

Sputnik Menembus Jazirah

Oleh: Ndaru Anugerah

Bagaimana kondisi Kopit di Jazirah Arab?

Di Qatar, karena peningkatan kasus lumayan signifikan, terpaksa pemerintah memberlakukan pembatasan pada kegiatan masyarakat. Di Uni Emirat Arab, kondisinya juga 11-12, dimana hanya 30% kapasitas orang yang diperbolehkan bekerja di kantor dan lembaga pemerintah.

Kondisi serupa juga terjadi di banyak wilayah lainnya di Timur Tengah.

Guna mengatasi masalah ini, maka program vaksinasi jadi andalan untuk mengatasi pandemi. Masalahnya, pakai vaksin apa yang dianggap paling tepat, dalam artian aman dan efektif? Perang wacana pun bertebaran di jagat medsos, khususnya pada negara-negara Arab tersebut.

AS dan negara-negara Barat lainnya, lewat peran media mainstream mati-matian membuat narasi bahwa vaksin China dan Rusia nggak aman untuk dipakai. Bahkan psikolog Maroko Dr. Hamid Lahlab menyatakan bahwa media Barat berusaha keras menyakinkan publik bahwa vaksin Sputnik tidak aman untuk digunakan.

Sayangnya, kritik yang ditujukan kepada vaksin Rusia tersebut tidak diimbangi oleh solusi untuk memecahkan masalah. Misalnya, kalo berani kritik bahwa vaksin Sputnik tidak layak pakai, lalu solusinya apa? Dan itu cukup disayangkan, karena itu hanya nyinyir sifatnya.

Wajar jika Dr. Lahlab mengungkapkan pendapatnya. Padahal Dr. Lahlab bukanlah penggemar setia Vladimir Putin maupun pemuja Federasi Rusia.

Lantas kenapa Dr. Lahlab bisa mengatakan hal demikian?

Ya karena memang vaksin Sputnik V satu-satunya vaksin di dunia yang telah ditinjau oleh rekan sejawat (peer-review) dan hasilnya telah dipublikasi pada jurnal internasional The Lancet. (baca disini)

Nggak aneh jika otoritas kemenkes Palestina menyetujui vaksin Sputnik untuk digunakan bagi warganya. (https://www.france24.com/en/middle-east/20210221-gaza-receives-20-000-sputnik-v-covid-19-vaccine-doses-from-uae)

Di Bahrain juga sama, dimana otoritas berwenang juga mengizinkan penggunaan vaksin Rusia tersebut. (https://www.arabnews.com/node/1807361/middle-east)

Hal yang sama juga terjadi di UEA, dimana penelitian menunjukkan bahwa vaksin Rusia tersebut efektif dan menghasilkan respons yang diharapkan. (https://arabic.cnn.com/health/article/2021/01/21/uae-coronavirus-vaccine)

Di Iran, otoritas berwenang telah memesan 2 juta dosis vaksin bagi penduduk di negara Mullah tersebut. (https://english.alarabiya.net/coronavirus/2021/02/09/Coronavirus-Iran-begins-limited-COVID-19-vaccination-campaign-with-Russia-s-Sputnik-V)

Bahkan di Bahrain, otoritas berwenang akan memproduksi vaksin Sputnik di negara tersebut setelah Rusia menyetujui alih teknologi yang dipakai untuk membuat vaksin tersebut. (https://www.elmoudjahid.com/fr/nation/fabrication-locale-du-vaccin-spoutnik-v-un-levier-de-maitrise-de-la-situation-epidemiologique-5068)

Otoritas Mesir lewat Dr. Ashraf Hatem bahkan menyatakan bahwa vaksin Rusia jauh lebih efektif dari vaksin yang diproduksi China. (https://www.elwatannews.com/news/details/5297391?t%3Dpush)

Dengan kata lain vaksin Rusia telah diterima secara umum di Timteng sana.

Lantas apa keuntungan vaksin Rusia tersebut?

Pertama nggak butuh alat pendingin khusus dalam menyimpannya (gak seperti vaksin Big Pharma). Kedua, memiliki sedikit efek samping dan ketiga harga per dosis jauh lebih murah ketimbang vaksin-vaksin buatan Big Pharma. Wajar kalo kemudian negara-negara di Timteng pilih vaksin Rusia.

Sekali lagi, saya dari pertama mendukung vaksin Rusia maupun vaksin China untuk digunakan dengan catatan khusus bahwa kalo kondisinya mendesak, ketimbang memakai vaksin-vaksin buatan sang Ndoro besar lewat Big Pharma.

Dengan kata lain, kalo nggak perlu-perlu amat, ngapain juga pakai vaksin? Nah kalo kondisi mensyaratkan kita untuk pakai vaksin, silakan pakai vaksin yang relatif aman, yaitu vaksin Rusia atau China, dan bukan vaksin-vaksin Big Pharma.

Dan ini sudah terbukti setidaknya di Jazirah Arab sana, dimana mayoritas negara telah menetapkan pilihan yang tepat untuk memakai vaksin pabrikan Rusia.

So please, jangan tanya sikap saya lagi sebagai analis terhadap program vaksinasi, ya?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Apakah ada kemungkinan sputnik V dpt di gunakan di republik wankanda untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi…??? Dan bagaimana implikasi nya terkait vaksin milik big pharma…???

    1. kalo lihat konstelasi-nya, kemungkinan kecil untuk dipakai vaksin Sputnik.

      kalopun dipakai, ya pasti vaksin-vaksin milik sang Ndoro besar yang akan dipakai dan bukan sputnik.

error: Content is protected !!