Sinyal Kuat dari Planet Namek


522

Sinyal Kuat dari Planet Namek

Oleh: Ndaru Anugerah

“Bang, bagaimana kita bisa tahu kalo ke depan akan ada plandemi susulan?” tanya seorang netizen.

Sebenarnya, jawaban atas pertanyaan ini sangat gampang ditemui di beberapa portal media mainstream. Memangnya anda pikir pandemic treaty dibentuk untuk alasan apa selain antisipasi plandemi susulan? (https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/how-world-health-organization-might-fight-future-pandemics-2022-11-17/)

Tapi okelah. Agar anda tambah wawasan, saya akan coba kasih argumen lainnya.

Anda pasti tahu kalo para menteri kesehatan negara-negara G20 baru-baru ini bertemu di Bali untuk merencanakan ‘masa depan’. (baca disini)

Salah satu yang dibahas adalah tentang penetapan sertifikat kesehatan digital yang akan dipakai oleh WHO secara global, guna melacak pergerakan manusia untuk plandemi selanjutnya.

Ini bukan bualan.

Berbicara pada komunitas bisnis global pada acara Business 20 (B20) yang merupakan bagian dari KTT G20 di Bali, Menkes Planet Namek menyatakan, “Mari (kita) miliki sertifikat kesehatan digital yang diakui WHO. Jika anda telah divaksinasi, maka anda bisa (bebas) bepergian.” (https://www.g20.org/events/b20-summit/)

Sang menteri menambahkan, “Jadi, untuk plandemi selanjutnya, ketimbang menghentikan pergerakan orang secara total yang dapat menghancurkan perekonomian secara global, kita masih bisa menyediakan (space untuk) pergerakkan orang.” (https://tinyurl.com/3kpwxrbh)

Anda perlu tahu, kalo seseorang didaulat sebagai ‘pembicara’ pada forum sekelas G20, sifatnya nggak bisa impromptu alias dadakan. Semua sudah ada ‘script’-nya. Dengan adanya plotting tersebut, maka nggak mungkin seseorang bicara sesuatu yang keluar dari konteks yang sudah direncanakan.

Paham kan, maksud saya?

Kita lanjut.

Apa maksud yang hendak disampaikan sang menteri pada forum B20?

Akan ada yang namanya sertifikat kesehatan (digital) yang diakui WHO, dimana dengan pemberlakuan sertifikat digital tersebut. orang yang memilikinya otomatis diperbolehkan bepergian kemana-pun.

Sebaliknya, yang nggak punya sertifikat digital, bakalan sulit kesana dan kesini.

Itu point penting yang hendak disampaikan.

Tentang ini, saya pernah prediksi di Maret tahun lalu dan kini akan terjadi. (baca disini)

Apa hanya itu?

Tentu tidak, Rudolfo.

Pemberlakuan sertifikat digital, nggak akan jalan tanpa ditunjang oleh tata kelola keuangan yang baru. Memangnya, kalo anda nggak punya sertifikat digital, misalnya, anda nggak bisa bepergian tanpa halangan? Tentu saja, anda masih bisa melakukannya karena anda masih punya uang.

Lain halnya jika tata kelola keuangan yang baru, berhasil dikembangkan. Dalam hal ini adalah uang digital.

Dengan adanya uang digital, maka aktivitas orang yang ‘patuh’ ataupun tidak terhadap program vaksinasi global, bisa diatasi. Kalo anda mbalelo, cukup matikan akun keuangan anda, dan selesai sudah.

Ini implikasi dari sertifikat digital yang disuarakan sang menkes Planet Namek.

Soal mata uang digital, itu bukan hal fiktif untuk dibicarakan.

Beberapa waktu yang lalu, banyak raksasa perbankan global mulai berpartisipasi dalam trial yang dilakukan oleh The Fed New York untuk memberlakukan dollar digital selama 12 minggu ke depan, mulai dari CitiGroup, HSBC, Wells Fargo hingga Mastercard. (https://www.reuters.com/markets/currencies/banking-giants-new-york-fed-start-12-week-digital-dollar-pilot-2022-11-15/)

Apa gunanya simulasi ini selain inisiasi bagi diberlakukannya uang digital?

Dan menurut saya, nggak butuh waktu lama untuk memberlakukan mata uang digital tersebut. “Saat ini orang sudah malas menggunakan uang kertas,” setidaknya begitu alasan utamanya. (https://now.tufts.edu/2022/11/18/digital-dollar-coming-soon)

Yakinlah, bahwa kelak uang digital tersebut akan terkoneksi dengan sertifikat digital yang anda miliki. Bukankah ID2020 menjembatani hal ini?  (https://www.windowscentral.com/microsoft-universal-digital-identification-and-you)

Jadi, kalo anda nggak mau divaksin, sering memposting informasi yang mempertanyakan program sang Ndoro besar pada akun media sosial anda, ataupun dianggap berkontribusi negatif terhadap agenda pemanasan global, bukan nggak mungkin akun perbankan anda dipersulit hingga akhirnya dibekukan.

Alasannya sederhana: anda dianggap pembangkang yang nggak bisa diatur!

Darimana kita tahu bahwa sertifikat digital akan segera dilaksanakan?

Pernyataan menkes Planet Namek, sekali lagi jadi rujukan, “Negara-negara G20 sudah bersepakat untuk memiliki sertifikat digital yang sesuai dengan standar WHO. Dengan adanya ini, maka pergerakan orang, barang dan ekonomi masih bisa terjadi saat plandemi berikutnya.”

Anyway, kembali ke pertanyaan awal: apakah plandemi berikutnya nggak akan terjadi?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!