Sasaran Utama Para Eugenika


520

Sasaran Utama Para Eugenika

Oleh: Ndaru Anugerah

“Sebagai analis geopolitik, apa yang bisa Abang katakan tentang tujuan akhir dari plandemi Kopit ini?” tanya seorang netizen.

Sebenarnya ini pertanyaan yang sudah saya berikan jawabannya pada beberapa analisa sebelumnya. Kalo kurang referensinya, silakan anda telusuri sendiri. (baca disini, disini dan disini)

Singkatnya, plandemi ini hanyalah pintu gerbang bagi agenda utama, yaitu terbentuknya tatanan dunia baru, dimana populasi manusia sangat-sangat dibatasi, utamanya bagi akses SDA.

Nggak heran kalo agenda depopulasi dan kontrol atas manusia harus ditegakkan guna mewujudkan rencana tersebut. (baca disini, disini dan disini)

Jika kita kilas balik sejarah, para eugenika alias sang Ndoro besar, sangat nggak suka pada kaum yang dianggap ‘lemah’. Siapa lagi kalo bukan kaum yang dianggap punya kelainan/cacat fisik dan juga dianggap ‘bodoh’.

Singkatnya kaum lemah itu adalah mereka yang punya cacat fisik maupun mental.

Setidaknya itu terjadi di AS pada awal 1900-an dengan munculnya Hukum 1907 yang membatasi para imigran yang ‘cacat mental dan fisik’ untuk bisa masuk ke AS guna mencari nafkah. (https://www.gjenvick.com/Immigration/LawsAndActs/TheImmigrationProblem/07-TheImmigrationLawOf1907.html)

Pada perkembangan selanjutnya, Henry Kissinger mencoba menegaskan kembali klausul tersebut di tahun 1974, dengan menghadirkan NSSM 200 yang intinya mengejar agenda depopulasi pada negara-negara dunia ketiga yang dianggap ‘minoritas’.

“Depopulasi harus menjadi agenda prioritas bagi kebijakan LN AS pada Dunia Ketiga, karena ekonomi AS sangat bergantung pada mineral yang sangat besar, dimana aksesnya berasal dari negara-negara berkembang,” demikian kurleb-nya. (https://www.nixonlibrary.gov/sites/default/files/virtuallibrary/documents/nssm/nssm_200.pdf)

Dengan kata lain, kaum eugenika sedari awal memang menyasar golongan ‘lemah’. Bedanya kalo dulu yang disasar adalah orang-orang yang dianggap cacat fisik dan mental, sekarang yang disasar adalah negara-negara misqueen yang dianggap ‘nggak perlu ada’.

Menjadi lumrah jika penduduk Dunia Ketiga menjadi sasaran program depopulasi, karena memang sudah ada cetak birunya.

Ambil contoh saat badan kesehatan dunua menggelar vaksin anti-tetanus pada jutaan gadis di Kenya, memang apa agenda utamanya? Bukankah vaksin tetanus sekedar dalih untuk mengejar program ‘sterilisasi’? (https://thenewamerican.com/un-unveils-plot-to-reduce-african-population/)

As time goes by, roda waktu kembali berputar, namun dengan agenda yang sama.

Anda kenal Prof. Yuval Noah Harari? Kalo anda kurang tahu, dia-lah salah satu sosok berpengaruh pada lembaga World Economic Forum (WEF). (https://www.weforum.org/people/yuval-noah-harari)

Pada sebuah konferensi di WEF saat plandemi Kopit melanda dunia, Prof. Harari mengatakan dengan tegas pandangannya terhadap populasi dunia yang terus bertambah namun dianggapnya sebagai ‘sampah’.

“Lantas apa yang harus dilakukan dengan semua orang yang tidak berguna ini?” (https://rumble.com/v10axoy-harari-useless-peoplereligious-ideas-from-silicon-valley-will-take-over-the.html)

Dimana-mana, yang namanya sampah pasti harus dilenyapkan, karena keberadaannya memang tidak diharapkan, bukan?

Sebenarnya, apa yang dikatakan oleh Prof. Harari hanyalah penegasan saja, bahwa memang agenda depopulasi telah lama dikumandangkan.

Let’s say, saat The Good Club mengadakan pertemuan rahasia di Mei 2009 silam, media mainstream dengan jelas menyatakan pesang sang Ndoro akan agenda ‘memperlambat’ populasi dunia. (https://www.wsj.com/articles/BL-WHB-1322)

“Pertumbuhan penduduk dunia akan ditangani secara khusus, karena dianggap sebagai potensi yang membawa bencana,” demikian ungkapnya. (https://www.thetimes.co.uk/article/billionaire-club-in-bid-to-curb-overpopulation-d2fl22qhl02)

Mulai dapat benang merahnya?

Pertanyaannya, bagaimana mengurangi populasi dunia secara efektif?

Pernyataan yang dilontarkan Bill Gates (BG) pada Februari 2010 alias beberapa bulan setelah pertemuan sang Ndoro besar tersebut, mungkin bisa dijadikan petunjuk.

Pada semua TED Talk, BG mengatakan, “Jika kita bisa melakukan pekerjaan yang sangat hebat pada vaksin ‘baru’, … kita dapat menurunkan populasi dunia sebesar 10 atau 15 persen.” (https://www.ted.com/talks/bill_gates_innovating_to_zero/transcript#t-281283)

Disitu ada frasa yang dikatakan BG sebagai alat untuk mengurangi populasi dunia, yaitu vaksin baru. Apa vaksin baru yang dimaksud BG?

Ya nggak lain vaksin berjenis m-RNA, yang kini banyak dipakai sebagai ‘obat mujarab’ dalam menangangi plandemi Kopit.

Asumsinya, jika di tahun 2022 jumlah penduduk dunia ada sekitar 8 milyar orang, maka akan ada pengurangan sekitar 800 juta – 1,5 milyar jiwa dalam beberapa bulan/tahun ke depan. (https://www.nbcnews.com/news/world/world-population-will-reach-8-billion-year-un-projects-rcna37763)

Apakah rencana sang Ndoro besar dalam upayanya bermain sebagai Tuhan, akan terwujud?

Victor Frankenstein telah gagal mengeksekusinya, bukan?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)

 


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!