Saat Dalang Kehabisan Skenario


523

Saat Dalang Kehabisan Skenario

Oleh: Ndaru Anugerah

“Kenapa kasus Kopit kembali meningkat tajam, Bang?” begitu pertanyaan yang diajukan oleh seorang netizen, menanggapi kembalinya anak-anak sekolah untuk belajar secara online. Padahal, beberapa minggu sebelumnya, mereka diperbolehkan belajar secara onsite di sekolah.

Saya akan coba menjawab pertanyaan ini.

Perlu anda tahu bahwa bukan hanya di Planet Namek kasus Kopit kembali meningkat. Di Inggris, kasus Kopit juga dikatakan ‘melesat’ tinggi. (https://news.sky.com/story/covid-infections-rise-again-to-nearly-3-8-million-figures-show-12656811)

Di Uni Eropa juga kasusnya juga 11-12, dengan peningkatan mencapai 3 kali lipat hanya dalam waktu 6 minggu.

Situasi di AS, kasus Kopit juga dikatakan melonjak secara drastis. (https://www.nbcnews.com/news/us-news/tracking-coronavirus-case-surges-states-across-country-winter-n1247103)

Bahkan di China, tempat asal Kopit dan juga diklaim sebagai ‘poros perlawanan’, kasus Kopit juga membabi buta, dengan bumbu hadirnya ‘varian baru’. (https://www.cnbc.com/2022/07/20/chinas-latest-spike-in-covid-cases-strands-tourists-and-restricts-travel.html)

Dari sini saja kita dapat simpulkan bahwa plandemi Kopit belum akan berakhir, malah kembali ‘bangkit’ dari kuburnya. Setidaknya itu pesan yang hendak disampaikan kepada kita semua. (https://www.marketwatch.com/story/u-s-had-the-most-new-covid-cases-in-latest-week-as-ba-5-continues-to-spread-and-signal-the-pandemic-is-not-yet-over-11658499199)

Kok bisa? Apa dasar pembenarannya?

Apalagi kalo bukan munculnya varian baru. Kini varian yang digadang-gadang adalah BA5. Setidaknya itu klaim yang diberikan WHO. (https://www.washingtonpost.com/health/2022/07/13/covid-pandemic-wave-who-ba5-variants/)

Untuk memperkuat narasi, maka dikatakan bahwa varian baru Kopit tersebut memiliki gejala khas, yaitu sakit tenggorokan yang mengakibatkan suara penderita-nya menjadi serak. (https://www.cbsnews.com/news/covid-19-symptoms-differed-omicron-delta-variants-uk-study/)

Hingga penderitanya mengalami kesulitan untuk tidur selain mengeluarkan keringat secara berlebihan di malam hari. (https://www.cosmopolitan.com/uk/body/health/a40653426/covid-symptom-night-sweats/)

Sebenarnya ini bukan gejala khas dari Kopit. Ini adalah efek dari gelombang panas yang terjadi di banyak negara di dunia yang mengakibatkan banyak orang jadi jatuh sakit secara tiba-tiba akibat ekstrim-nya cuaca. (https://www.nbcconnecticut.com/weather-news/tracking-a-potential-heat-wave-for-the-first-week-of-august/2842906/)

Nggak heran jika banyak orang terkena penyakit ‘perubahan cuaca ektrim’ dengan gelaja sakit tenggorokan, berkeringat di malam hari hingga kesulitan untuk tidur. Itu lumrah dan akan sembuh dengan sendirinya dengan asupan CD Zinc seperti yang saya anjurkan di awal-awal plandemi. (baca disini dan disini)

Anehnya, WHO malah menginstruksikan agar semua negara meningkatkan sistem pemantauan untuk mengantisipasi hal ini. Artinya tes Kopit harus dilakukan secara intensif. Setidaknya itu ‘saran’ wajib dari WHO. (https://www.theguardian.com/world/2022/jul/19/europe-covid-monitoring-coronavirus-world-health-organization-who)

Jadi masuk akal kalo kasus Kopit menjadi meningkat drastis, karena ada peningkatan pengujian yang dilakukan.

Ujungnya kemana, pasti anda sudah bisa menebaknya. Tentu saja enjus massal berjilid-jilid ala sinetron yang harus kembali anda lakukan.

Ini nggak mengada-ada.

Bahkan demi memperkuat narasi, dimunculkanlah varian baru lainnya yang bernama ‘centaurus’, yang konon katanya lebih menular, lebih parah bagi penderitanya, hingga sifat kebal dari varian ini terhadap antibodi yang telah diciptakan oleh vaksin sebelumnya. Pokoknya ngeri bingit mendengarnya. (https://www.channelnewsasia.com/singapore/new-covid-variant-centaurus-omicron-infectious-2825556)

“Tuh lihat, Joe Biden yang telah di-booster 2 kali, masih bisa terkena Kopit, karena varian kali ini lebih ganas dari sebelumnya,” demikian kurleb narasi yang dihembuskan. (https://news.sky.com/story/us-president-joe-biden-tests-positive-for-covid-experiencing-very-mild-symptoms-12656311)

Dengan kata lain, hadirnya varian baru akan memberikan pembenaran bagi tindakan lockdown hingga suntik wajib bagi semua warga. (https://www.dumptheguardian.com/commentisfree/2022/jul/22/covid-wave-prepare-new-variants-nhs-hospital-admissions-england)

Jadi kalo anda berpikiran kita akan kembali normal, ada baiknya anda kubur dalam-dalam pemikiran tersebut. Lha wong Biden yang keukeuh akan menerapkan strategi normal di AS, dipaksa untuk berpikir ulang pada rencananya tersebut, gimana kita? (https://www.washingtonpost.com/health/2022/07/21/biden-covid-return-to-normal-strategy/)

Pertanyaan kritisnya: kenapa plandemi Kopit kembali di munculkan sang Ndoro besar?

Jawabannya: karena orang mulai bosan dengan krisis yang dipaksakan di Ukraina. “Mau ada perang apa kagak, sebodo amat.”

Jadi bingung sang Dalang. Mau mainin skenario apalagi, Maria Mercedes?

Mungkin karena putus asa, akhirnya skenario lawas terpaksa dimainkan kembali.

Siapa yang dibuat pusing?

Tentu saja rakyat jelantah.

Coba lihat di kampung-kampung, betapa antusiasnya warga Bikini Bottom menyambut moment 17-an kali ini, dan beraktivitas senormal-normalnya, tanpa prokas-prokes apapun. “Bukannya Kopit udah koit? Mana mungkin bangkit dari kuburnya?” diikuti teriakan cihuy.

Analoginya, ini sama saja dengan grup cadas Metallica yang berjaya di era 1990-an. Saat manggung dengan lirik Enter Sandman, langsung disambut gegap gempita oleh para pemujanya.

Namun kini, Metallica dipaksa manggung kembali dengan personil yang mulai peot, dan ditonton oleh kalangan milenial.

Bukannya hirsteris, penonton malah mencibir.

“Aduh, aduh, aduh… ngapain sih nih aki-aki pada nyanyi lagu ga jelas kek ginih?” sambil berjalan keluar meninggalkan panggung pertunjukkan.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


One Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!