Proyek Nyamuk Gates (*Bagian 2)
Oleh: Ndaru Anugerah
Pada bagian pertama tulisan, saya sudah mengulas tentang rencana Oxitec dalam mengendalikan nyamuk AA di wilayah Florida Keys dengan menyebar nyamuk hasil rekayasa genetika. (baca disini)
Pertanyaan kritisnya: kenapa Oxitec ngotot menggeber proyek tersebut? Padahal kejadian demam berdarah maupun Zika yang ada di Florida Keys juga bukan masalah serius.
Maksudnya?
Menurut catatan CDC, di tahun 2020 nggak ada laporan penyakit Zika disana yang menyasar penduduk asli. Hanya 4 orang kasus Zika yang menyerang wisatawan asing. Sedangkan untuk DBD, hanya 26 kasus di Florida Keys dengan gejala ringan mirip flu. (https://www.cdc.gov/zika/reporting/2020-case-counts.html)
Dengan jumlah kasus yang tidak signifikan tersebut, wajar kalo urgensi melepas nyamuk rekayasa genetik jadi bahan perdebatan. Sama halnya kek Kopit, yang tiba-tiba dikeluarkan status pandemi oleh WHO tanpa ada dasar yang jelas.
Ada apa sebenarnya?
Selidik punya selidik, Oxitec mendapat sokongan dana jumbo dari Bill & Melinda Gates Foundation dan juga Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) milik Pentagon. (https://eandt.theiet.org/content/articles/2018/06/bill-melinda-gates-fund-living-insecticide-project-to-tackle-malaria/)
Kalo DARPA, para pengamat geopolitik tahu lah track-record nya. (baca disini dan disini)
Sedangkan BMGF, merupakan pendukung utama vaksinasi global selain pendana terbesar bagi badan kesehatan dunia WHO. (https://www.devex.com/news/big-concerns-over-gates-foundation-s-potential-to-become-largest-who-donor-97377)
Sudah lebih dari sepuluh tahun, BMGF mendanai penelitian yang berkaitan dengan rekayasa genetika. (https://allianceforscience.cornell.edu/blog/2018/04/bill-gates-gene-editing-can-help-humanity/)
Dan BG sangat sadar bahwa rekayasa genetika dapat digunakan sebagai senjata biologis alias bioweapon yang tentu saja punya potensi merusak. (https://phys.org/news/2017-08-crispr-biological-weapon.html)
Demi memuluskan ambisinya, BMGF ‘membeli’ pengaruh Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (CBD) yang merupakan badan utama yang mengurus tata kelola penggerak gen lelalui perusahaan Emerging Ag, dengan dana sebesar USD 1,6 juta.
Dan upayanya tersebut membuahkan hasil bagi promosi gene drive yang dibesutnya. (https://www.rt.com/usa/412019-pentagon-darpa-gene-drive/)
Dengan kata lain, baik DARPA dan BMGF, keduanya sangat berkepentingan terhadap proyek gene drive yang bertujuan mengembangkan rekayasa genetik dengan mengedit gen.
Coba anda bayangkan, dengan dana jumbo yang digelontorkan, mungkin nggak sih mereka nggak punya modus terselubung?
Hanya orang gila yang punya pemikiran polos demikian.
Bahkan Jim Thomas selaku Direktur ETC Group menyatakan, “Gene drive adalah teknologi baru yang sangat potensial dan berbahaya serta dapat mengancam perdamaian, keamanan pangan dan lingkungan jika disalahgunakan.”
Thomas menambahkan, “Fakta bahwa gene-drive saat ini didanai oleh pihak militer (DARPA), menimbulkan pertanyaan yang mengkhawatirkan.” (https://spitfirelist.com/news/moderna-the-military-medicine-and-money/)
Secara singkat, gene-drive pada serangga dapat digunakan sebagai sarana peperangan entomologis, yang tujuan akhirnya menyebarkan wabah penyakit di sebuah wilayah tertentu.
Ini bukan kaleng-kaleng mengingat AS diduga telah mengembangkan proyek rahasia di Lugar Center, Georgia dalam upaya memakai senjata biologis di tahun 2018. (https://www.themoscowtimes.com/2018/10/05/moscow-accuses-us-73-deaths-biolab-near-southern-russia-a63094)
Perlu anda tahu bahwa saat ini Pentagon memiliki setidaknya laboratorium Bio-Safety Level (BSL) tingkat tinggi yang ada di 25 negara di dunia, yang didanai oleh Defense Threat Reduction Agency (DTRA) dengan dana sekitar USD 2,1 milyar. (https://unitedworldint.com/10489-coronavirus-and-global-us-bio-laboratories-around-the-world/)
Dan BSL tersebut tersebar dibanyak negara eks Uni Soviet, Asia Tenggara dan juga Afrika. Pemilihan tempat yang jauh tersebut juga bukan tanpa alasan, mengingat kalo ada kebocoran fasilitas lab, maka mereka bisa ‘cuci tangan’ atas proyek rahasia yang mereka lakukan.
Kalo, misalnya ada ‘kebocoran’ lab yang ada di Georgia atau Ukraina, negara mana yang akan mengalami dampak kerugian sangat besar selain Rusia?
Dengan adanya peran BMGF pada proyek penyebaran nyamuk AA yang menyasar pada wilayah Florida Keys dan disokong juga oleh Pentagon, mungkin nggak sih masalahnya hanya untuk mengantisipasi penyakit DBD atau Zika?
Yakin nggak ada target selanjutnya, mengingat BG merupakan sosok Ndoro besar yang punya agenda eugenika alias depopulasi? (baca disini dan disini)
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Daging lagi nih bang. Efek samping masalah nyamuk ini jelas penipuan penyebab ZIka. Padahal Zika sama sekali bukan disebabkan nyamuk, melainkan Zat Karsinogenik dari pestiida termasu yang sengaja disemprotkan untuk membunuh nyamuk2 itu.
Tapi melihat sedemikian rumit kisahnya memang tujuan utama rekayasa genetika nyamuk ini takkan sebatas penipuan zika, ada tujuan yang lebih besar. Mantap ulasannya.
Bang klo boleh minta tolong ulas masalah “DNA Data Mining” dimana tangan2 Ndoro besar udah lama jalankan itu diseuruh penjuru dunia, termasuk di Indo melalui Eijkman.
Eijkman melakukan DNA data mining besar2an dengan dalih sebagai upaya pengobatn yg lebih akurat (Private). Semua itu luput dari perhatian kita. Saya curiga Bank Data DNA mereka akan gunakan ke hal2 yang jelas menguntungkan mereka, dan merugian bahkan membahayakan manusia. Secara DNA adalah identitas dasar mahuk hidup. yang sayangnya orang awam kebanyakan ga paham.
mereka bisa matian pertahankan tak berikan data identitas diri KTP KK anything, tapi klo DNA, ya kasih2 saja…
tentang DNA data mining, dalam waktu dekat akan saya bahas.
Sipp Tengkyu mas, Siap gelar tikar, kopi, + GG Surya…
Wah, GG…kurang galak. Samsoe donk..??
Kalau yg galak2 tanpa filter sy biasa wismilak bungkus ijokuning atau sekalian Gudang Garam Merah mas, lebih galak dan MENYEHATKAN badan ?