Ketika Cuaca Dimodifikasi


518

Ketika Cuaca Dimodifikasi

Oleh: Ndaru Anugerah

Apakah cuaca bisa dimodifikasi? Tentu bisa.

Tapi kalo pertanyaannya, “Apakah cuaca bisa dimodifikasi sebagai mesin perang?” Kalo anda nggak tahu atas jawaban tersebut, biar saya kasih tahu jawabannya.

Matematikawan AS yang bernama John von Neumann sejak akhir 1940an telah bekerjasama dengan Departemen Pertahanan AS dalam melakukan proyek modifikasi cuaca yang kelak akan dijadikan blueprint perang iklim. (https://history.aip.org/climate/RainMake.htm)

Bukan itu saja, selama perang Vietnam, AS juga telah menggunakan teknik penyemaian awan yang dilakukan sejak 1967. Proyek rahasia ini dinamakan Popeye Project yang bertujuan agar musim hujan dapat diperpanjang sehingga dapat memblokir rute pasokan musuh di sepanjang jalur Ho Chi Minh. (https://www.jstor.org/stable/285728)

Kalo anda pernah dengar bom tsunami yang digunakan untuk memicu gelombang pasang oleh Dephan AS dalam Project Seal pada setengah abad silam, itu juga bagian dari proyek modifikasi cuaca sebagai mesin perang. (http://www.nzherald.co.nz/index.cfm?ObjectID=14727)

Karena tahu akan skenario modifikasi cuaca yang dapat dijadikan senjata perang, PBB kemudian mengeluarkan peraturan yang dikenal dengan Konvensi Internasional tentang pelarangan penggunaan teknik modifikasi lingkungan oleh pihak militer di tahun 1978. (http://www.un-documents.net/enmod.htm)

“Penggunaan teknik modifikasi lingkungan (terutama yang melibatkan militer) dan memiliki efek luas, bertahan lama/parah sebagai cara untuk menghancurkan, merusak atau melukai negara lainnya, dilarang untuk digunakan,” begitu kurleb isi konvensi tersebut.

Ini penting untuk diatur, mengingat instrumen perang cuaca dapat digunakan sebagai senjata pemusnah masssal (WMD) oleh suatu negara, yang tentunya menyasar negara manapun yang berseberangan dengannya.

Dan environmental modification (ENMOD) bukan saja kejahatan kemanusiaan tapi juga ancaman bagi planet bumi. Mengingat pentingnya isi konvensi tersebut, AS dan Rusia menandatangani perjanjian tersebut. Diharapkan mereka nggak melanggar aturan internasional tersebut.

Lantas apa saja yang bisa dibentuk lewat teknik modifikasi cuaca tersebut?

Kalo cuma hujan, kita bisa mahfum. Mungkin itu dibutuhkan untuk mengairi daerah yang dilanda kekeringan. Nah kalo badai, kabut, kekeringan hingga gempa bumi, apa nggak kacau?

Memangnya bisa melakukan modifikasi cuaca sejauh itu?

Dokumen Angkatan Udara AS di tahun 1996 menyatakan hal tersebut. “Modifikasi cuaca akan menjadi bagian keamanan domestik dan internasional yang dapat dilakukan secara sepihak.”

Berikutnya ditambahkan, “Ini dapat memiliki aplikasi ofensif dan defensif dan bahkan digunakan untuk tujuan pencegahan. Kemampuan yang dikembangkan dapat menghasilkan curah hujan, kabut, badai yang akan diintegrasikan dengan teknologi militer.” (https://www.geoengineeringwatch.org/documents/vol3ch15.pdf)

Pada bagian lain dari dokumen tersebut, Jenderal Gordon Sullivan selaku mantan kepala staf AD mengatakan, “Saat melompat ke teknologi abad 21, kita akan dapat melihat musuh siang ataupun malam, dalam cuaca apapun, sehingga kita dapat melakukan pengejaran tanpa henti.”

Jenderal Sullivan kemudian menambahkan, “Kemampuan modifikasi cuaca secara global akan dapat keuntungan tersendiri bagi kekuatan militer untuk digunakan di seluruh spektrum konflik.”

Dan menurut laporan tersebut, AS perlu mengembangkan teknologi ini setidaknya hingga tahun 2025 nanti. “Di tahun 2025, kita akan ‘memiliki’ (mengendalikan) cuaca,” demikian isi dokumen tersebut.

Ya bagaimana nggak ‘memiliki’ cuaca kalo bisa menciptakan pola cuaca yang benar-benar baru atau mengendalikan perubahan iklim global dalam skala luas dan dapat bertahan lama?

Lalu, bagaimana mengimplementasikan program tersebut?

Pernah dengan Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi (HAARP)?

Kalo belum saya sarankan anda baca buku karangan Nick Begich & Jeane Manning yang berjudul: Angels Don’t Play This HAARP: Advances in Tesla Technology. Ini saya sertakan link online-nya. (https://www.pdfdrive.com/angels-dont-play-this-haarp-advances-in-tesla-technology-e158512320.html)

Secara resmi, HAARP didirikan pada tahun 1993, mengambil tempat di Alaska. Ini merupakan proyek penelitian ionosfer yang dibesut oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, Angkatan Laut Amerika Serikat, Universitas Alaska, dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). (https://en.wikipedia.org/wiki/High-frequency_Active_Auroral_Research_Program)

Pada tataran teknis HAARP akan menyengat atmosfer bagian atas dengan sinar elektromagnetik yang terfokus dan dapat dikendalikan. Dapat dikatakan cara kerja HAARP mirip dengan alat pemanas ionosfer.

Namun yang tidak diceritakan dalah bahwa HAARP juga digunakan untuk tujuan militer, sehingga dapat memicu aktivitas ionosfer ke tingkat yang tidak wajar. Dampaknya tentu saja ‘gangguan cuaca’ yang tidak wajar dipicu oleh ketidakstabilan atmosfer.

Setidaknya laporan TV CBC mengamini hal tersebut, bahwa HAARP di Alaska memiliki kemampuan untuk memicu topan, gempa bumi, banjir dan bencana kekeringan. (http://www.personalgrowthcourses.net/video/haarp_video_documentary)

Laporan senada juga dikeluarkan oleh History Channel yang mengulas tentang HAARP, “Energi terarah adalah teknologi yang sangat akurat dan dapat digunakan untuk mengubah cuaca menjadi mesin perang.” (http://video.google.com/videoplay?docid=4515534125267138757)

Dan semua dokumen tersebut selaras dengan dokumen rahasia lain yang menyatakan bahwa CIA telah lama terlibat dalam proyek rekayasa iklim untuk tujuan keamanan nasional. (https://slate.com/technology/2013/07/cia-funds-nas-study-into-geoengineering-and-climate-change.html)

Jadi, modifikasi cuaca sebagai mesin perang, bukan isapan jempol, karena itu memang ada.

Walaupun proyek HAARP dinyatakan bubar di tahun 2014 silam, namun siapa yang bisa jamin kalo teknologi modifikasi cuaca yang dijalankan secara rahasia akan berhenti selamanya?

Yang paling sederhana, ada yang bisa jelasin bagaimana banjir ekstrim di sepanjang Sungai Yangtze yang sukses menghancurkan jutaan hektar lahan pertanian utama di China yang terjadi pada 2020 silam? (https://www.theguardian.com/world/2020/aug/20/china-three-gorges-dam-highest-level-hydro-electric-floods)

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


4 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Akhirnya keluar juga tulisannya, di china pada bulan Juni 2020 itu udah masuk musim panas dimana cuaca tidaklah memungkinkan untuk ada hujan selebat itu.

    Bang,
    1. apakah bencana tsunami di Aceh Desember 2004 itu adalah murni gempa bumi, atau bom atom bawah laut/HAARP, mengingat di situ ada myanmar, india, bangladesh, dan Thailand?

    2. Gempa Fukushima di tahun 2011, apakah gempa/tsunami murni atau serangan HAARP?

    Terima kasih atas pencerahannya

error: Content is protected !!