Sekali Lagi tentang Senjata Iklim


526

Sekali Lagi tentang Senjata Iklim

Oleh: Ndaru Anugerah

Seorang netizen bertanya ke saya pada tengah malam, “Bang, memang senjata untuk memanipulasi cuaca, beneran ada?” demikian tanyanya.

Dalam hati saya, niat bener ya nanya kok tengah malam. Namun karena ditanya, saya coba untuk menjawabnya.

Tentang senjata dalam memodifikasi cuaca, saya pernah bahas dalam analisa saya pada Februari 2021 silam. Jadi itu memang ada, dan bukan isapan jempol semata. (baca disini)

Namun memang, saya hanya mengulas secara spesifik tentang HAARP lewat tulisan tersebut.

Anda perlu tahu, bahwa tidak hanya HAARP yang dijadikan senjata pengendali cuaca. Masih ada yang lainnya. Saya coba akan ungkap beberapa untuk mengobati rasa penasaran anda.

Anda pernah dengar istilah ‘predetermined destiny’ dalam sains?

Secara gamblang, teori yang dikembangkan pada abad ke-19 tersebut bilang bahwa manusia dapat menguasai alam dengan cara memanipulasinya. Jadi kalo bisa menguasai alam, otomatis bisa menguasai dunia. (https://hh.diva-portal.org/smash/get/diva2:930442/FULLTEXT01.pdf)

Dan kartel sang Ndoro besar lewat tangan AS yang kemudian mencoba mengambil peran tersebut, agar dapat mengontrol dunia.

Ini bukan kaleng-kaleng, karena pada tahun 1916, seorang Charles Hatfield telah berhasil mewujudkan ide tersebut dengan menciptakan hujan yang sangat lebat di Texas. Sukses sih sukses, namun efek samping dari percobaannya tersebut adalah banjir selain memakan korban jiwa. (https://daily.jstor.org/charles-hatfield-rainmaker/)

Terima atau tidak, ide untuk memanipulasi cuaca bukan hanya sekedar wacana, tapi bisa diaplikasikan.

Dadu kemudian bergulir, dimana pada tahun 2000an, istilah geoengineering alias rekayasa kebumian pertama kali dirilis oleh sejumlah negara, dan dianggap sebagai bagian strategi dari kebijakan luar negeri. (https://www.annualreviews.org/doi/10.1146/annurev.energy.25.1.245)

Term geoengineering kemudian diamplifikasi pada tahun 2011. “Skema geoengineering adalah proyek yang dirancang untuk mengatasi dampak perubahan iklim secara langsung, biasanya dengan menghilangkan karbondioksida dari udara atau membatasi paparan sinar matahari yang mencapai permukaan bumi.”

Singkatnya, geoengineering diklaim sebagai bagian dari strategi yang digunakan untuk menghindari efek terburuk dari perubahan iklim (climate change). Setidaknya kartel Ndoro besar yang mempromosikan istilah tersebut. (https://www.theguardian.com/environment/2011/feb/18/geo-engineering)

Lalu, bagaimana caranya melakukan rekayasa kebumian tersebut?

Macam-macam, terntunya. Mulai dari penambahan kapur ke dalam air, penggembalaan ternak dengan cara ‘tertentu’, hingga menembakkan aerosol sulfat ke stratosfer guna memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa agar nggak sampai ke permukaan bumi.

Council on Foreign Relations (CFR) bahkan lebih jauh lagi menyatakan bahwa teknologi Common-Based Geoengineering (CBG) yang dipakai untuk memanipulasi iklim, dapat digunakan sebagai senjata. (https://www.cfr.org/blog/can-we-use-geoengineering-defend-ourselves)

Apakah ada hukum internasional yang mengatur tentang hal ini?

So far, belum ada. Makanya kalo AS mencoba mengembangkan geoengineering secara diam-diam, ya wajar saja karena memang aturan mainnya belum dibuat.

Pertanyaannya, memangnya AS pernah buat apa dalam bidang geoengineering?

Banyak tentunya. Beberapa akan saya ungkapkan, biar anda tambah wawasan.

Anda tahu patent US36113992 yang berjudul ‘Metode Modifikasi Cuaca’? Patent tersebut didaftarkan atas nama Robert Knollenberg yang merupakan warga negara AS, pada Maret 1966.

Berkat temuannya tersebut, maka pemerintahan AS dapat menguji segala macam inovasi guna memodifikasi cuaca. (https://patents.google.com/patent/US3613992A/en)

Adalagi patent bernomor US3564253 yang diberi nama ‘Sistem dan Metode untuk Iradiasi Area Permukaan Planet’. Patent tersebut didaftarkan oleh Arthur Buckingham yang berasal dari Westinghouse Electric Corporation pada Februari 1971.

Apa kontribusi patent tersebut?

Nggak lain sebagai teknik dalam menyemai awan yang dapat dilakukan dengan memakai kapal terbang, ataupun dengan peralatan lain yang berkorelasi dengan aplikasi senjata. (https://patents.google.com/patent/US3564253A/en)

Dan yang lebih menarik untuk diulas adalah patent bernomor US5762298 yang diberi tag ‘Penggunaan Satelit Buatan di Orbit Bumi secara Adaptif Guna Mengubah Efek Radiasi Matahari terhadap Cuaca di Bumi’ yang ditemukan oleh Franklin Chen.

Patent tersebut didaftarkan pada Juni 1998 silam, dimana efek radiasi matahari dapat dimanipulasi guna menciptakan cuaca yang ‘dikehendaki’. Luar biasa! (https://patents.google.com/patent/US5762298A/en)

Seperti yang saya bilang, ini hanya beberapa bagian kecil dari banyak patent fenomenal lainnya, yang berkaitan dengan bidang geoengineering. Sengaja nggak saya ungkap semua, agar anda makin penasaran. Seek and you will find, itu kata kuncinya.

Point pentingnya adalah: senjata iklim itu ada. Dan kartel Ndoro besar sengaja menggunakan geoengineering tersebut dalam rangka mengatasi pemanasan global yang dipicu oleh perubahan iklim.

Semoga ini dapat menjawab rasa penasaran anda.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


3 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Mas maaf, gimana dengan pelarangan PBB untuk penggunaan teknik modifikasi lingkungan, apakah itu tidak cukup kuat sebagai sebuah aturan main? Atau pembuktiannya yang sulit?

      1. Iya itulah mas yg sy pikir juga. Walau sebenarnya bukan ga bisa dibuktikn, hanya tidak terbentuk (sengaja tidak dibentuk) badan atau otoritas yg berwenang melakukan investigasi dan eksekusi. Sebagai contoh tsunami besar di aceh dan di jepang. Dari beberapa sumber saya baca memang ada perbedaan2 ciri gempa alami vs gempa buatan, dan perbedaan fakta data versi pemerintah lokal dengan versi NOAA …

        Dan masalah chemtrail dulu saya ingat pernah bbrp kali Posting di akun twitter otoritas udara indo, menanyakan status pesawat sipil yg terbang di ketinggian 10rb kaki lebih dengan jejak asap baru hilang hitungan diatas 30 menit. Ngga pernah direspon. JAdi heran kan mas, pesawat2 itu kantongi ijin apa kalau masuk ke sebuah negara, penerbangan apa.

        Tapi yasutralah, lha “mereka” juga yg pegang kendali..

error: Content is protected !!